60. Kehidupan dan Kematian

8.7K 1.2K 78
                                    

Dalam hidup, kematian bukanlah hal yang tabu. Selama ada kehidupan ... kematian akan selalu ada. Satu kehidupan, satu jiwa, dan satu raga. Jika dalam satu raga memiliki lebih dari satu jiwa ... bukankah kematian akan lebih banyak?

"Tubuh ini telah mati dua kali hari ini."

Zero, berbicara sambil duduk di atas ranjang rumah sakit.

"Mark telah pergi terlebih dahulu. Dia menitipkan salam untukmu."

Haechan tak memberi tanggapan. Dia menunduk di atas kursinya.

"Kau sedih?" tanya Zero.

Mendengar suara Zero yang terdengar kesal, Haechan segera mengangkat wajahnya. "Sedikit."

Zero menghela napas. Dia kembali berkata sambil melihat ke depan.

"Padahal kalian tidak lama saling kenal. Aku yang bersamamu selama bertahun-tahun, sangat sulit mendapatkan cintamu. Sial, aku cemburu dengan seseorang yang sudah tiada."

Ini adalah pertama kalinya Haechan mendengar "Min Hyung" yang dia kenal, berbicara panjang lebar dengan kesal. Selama mereka bersama, sekesal apapun Zero, dia tidak akan menunjukkan emosinya.

"Kenapa tertawa?" tanya Zero.

Haechan menutup mulutnya, tapi dia tidak bisa menahan tawanya. "Kau tidak pernah ... seperti ini. Selalu memasang ekspresi datar dan tidak pernah mengatakan apa yang kau rasakan."

Setelah mengatakannya, Haechan masih tertawa kecil. Dia menggeleng karena masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.

"Jadi ... kau suka aku yang begini?"

"Ha?"

Wajah Zero terlalu dekat dengan Haechan. Dia tersenyum, sebelah alisnya terangkat. Menggoda istrinya sedikit, tidak masalah bukan.

"Katakan. Kau suka aku yang seperti ini?"

Terlalu dekat!

Haechan menjauhkan wajahnya. Tiba-tiba, dia merasa kulitnya memanas.

"Kau malu?" Zero semakin mendekatkan wajahnya, sementara Haechan terus menghindar.

"Ya. Aku suka."

Haechan menjawab dengan suara yang kecil. Dia menyembunyikan rasa malunya dengan mendorong sedikit tubuh Zero.

"Kenapa Mark ... bisa menghilang?" tanya Haechan secara acak. Dia tidak bermaksud menanyai Mark, tapi Zero terus membuatnya malu.

Mendengar nama Mark dari mulut istrinya, Zero mendecakkan lidahnya. Dia tidak suka, tapi tetap menjelaskannya pada Haechan.

"Karena Min Hyung telah sadar. Mark adalah kepribadian yang muncul karena hipnoterapi. Dia diibaratkan sebagai sebuah ingatan yang dibuat. Ketika ingatan asli muncul maka ingatan yang dibuat itu akan menghilang dengan sendirinya. Lama-lama aku kesal menyebut namanya."

"Kau sudah kesal ... sedari tadi."

Zero menoleh sekilas pada Haechan. Kemudian dia kembali melanjutkan. "Untuk Min Hyung ... dia tidak memiliki alasan untuk kembali. Dia telah memberikan tubuh ini sepenuhnya kepadaku. Saat dia bertanya padamu ... apa jawabanmu itu benar?"

"Apa?"

Berpura-pura tidak tahu bukanlah hal yang tepat. Karena orang di depannya ini, malah mendekatkan kembali wajahnya untuk meminta jawaban.

"Katakan. Apa benar kau mencintai orang sepertiku? Yang sudah menghancurkan hidupmu?"

"..."

Pertanyaan ini sering Haechan tanyakan pada dirinya sendiri. Kenapa dia mencintai orang yang sudah menghancurkannya? Kenapa harus dia? Sejak kapan dia mulai mencintai orang ini?

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang