56. Bertemu

7.8K 1.2K 114
                                    

Sebulan berlalu sejak Haechan melakukan operasi. Seluruh tenaga medis yang terlibat dalam operasi Haechan melakukan yang terbaik. Haechan dan bayinya tak mengalami efek samping dari operasi. Meskipun operasi berjalan lancar, Haechan masih membutuhkan waktu untuk bisa berbicara normal. Dia belum bisa bersuara besar dan keras, tetapi sudah mulai sedikit lancar berbicara meskipun terkadang dia lupa dan masih menggunakan bahasa isyarat.

"Kapan ... kita kembali?" tanya Haechan pada Jisung. Mereka baru selesai melakukan terapi pita suara dan sedang berjalan kembali ke ruangan Haechan.

"Ini kita sedang kembali," kata Jisung sambil mendorong kursi roda tempat Haechan duduk.

"Ke Seoul."

Haechan tak banyak bicara. Dia tahu anaknya berpura-pura dan selalu menghindari pembicaraan ini. Setelah hari dimana Haechan memutuskan operasi, tapi dengan syarat dia bertemu Mark. Haechan terus bertanya pada Jisung kapan mereka akan kembali.

"Sembuh dulu. Baru kita bertemu Ayah."

Jisung memilih untuk menyerah. Jika dia terus mengabaikan pertanyaan ibunya, sampai dua bulan ke depan pun ibunya tidak akan diam.

Saat pertama kali Haechan mengeluarkan suaranya, dalam hati, Jisung sangat senang, tetapi dia tidak ingin menunjukkannya. Suara ibunya sangat halus dan pelan. Mungkin efek dari operasi, bahkan setelah sebulan pun, suara ibunya belum terdengar normal.

Winwin berkata pada Jisung bahwa suara Haechan yang dulu sangat berisik dan melengking. Meskipun begitu, suara Haechan termasuk unik. Kadang-kadang terdengar lucu ketika dia sudah banyak bicara. Mendapat cerita tentang ibunya, Jisung berpikir tentang ayahnya yang bodoh. Mudah terhasut omongan orang. Padahal dia menyukai suara Haechan, tapi malah dihilangkan. Jisung masih memiliki kemarahan dalam hatinya tentang Zero, tapi ibunya terus berkata untuk tidak terlalu membenci, karena bagaimanapun juga dia adalah ayahnya. Walaupun dia sendiri bingung, harus menyebut nama ayahnya nanti apa. Lee Min Hyung? Zero? Atau Mark Lee?

"Kalian lama sekali?" Lamunan Jisung buyar karena pertanyaan Winwin yang sedang menunggu mereka di depan kamar Haechan.

Pria ini membawa anak-anaknya. Satu terlihat tinggi seperti Jisung, sementara dua lainnya sekitaran 3 tahun. Lelaki yang tampak seusia Jisung menggendong anak laki-laki, sementara Winwin menggendong anak perempuan yang sudah tertidur dalam gendongannya.

"Maaf, Paman. Hari ini memang agak lama," jawab Jisung.

Haechan melihat anak-anak yang berdiri di dekat Winwin. Dia belum pernah melihat mereka sama sekali sejak dia di rawat.

"Apa ... mereka anak ... anakmu?" tanya Haechan.

Winwin melihat anak-anaknya sebelum menjawab sambil tersenyum. "Ya. Ini Xiaojun. Kalau tidak salah dia dua tahun di atas Jisung. Yang digendong Xiaojun adalah Dery dan ini Dera."

Xiaojun menunduk sedikit saat Winwin menyebut namanya, sedangkan adiknya, Dery, hanya melihat orang-orang asing di depannya dalam diam.

Mereka berbicara beberapa lama di dalam ruangan Haechan. Membahas tentang kesehatan Haechan dan juga kabar Donghae yang kembali menghubungi Jisung seminggu yang lalu.

"Sudah Paman bilang, beritahu Paman jika dia menghubungimu lagi." Winwin berbicara sambil menepuk-nepu punggung Dera agar anak itu tidak merengek.

"Tidak apa-apa, Paman. Dia hanya menyuruhku untuk segera pindah ke apartemen yang telah dia beli. Aku hanya mengiyakan saja agar dia diam."

Winwin mengangguk. "Yasudah. Donghae biar Paman yang urus nantinya. Besok, kau sudah bisa keluar dari rumah sakit. Yuta Hyung mengatakannya padaku tadi. Kita akan ke Seoul lusa. Ingat! Di sana kau harus lanjut terapi, Yuta akan membuat rujukan rumah sakit di sana."

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Where stories live. Discover now