46. Kebohongan (3)

8.2K 1.3K 182
                                    

"Paman. Kemana kita harus mencari ibuku?" tanya Jisung. Dia benar-benar merasa dibohongi oleh orang terdekatnya sekarang.

Jisung belum yakin tentang Mark, tapi dia merasa ada yang aneh. Kemana Mark pergi jika dia tidak ada di apartemennya. Ibunya juga mengatakan bahwa dia baik-baik saja bersama Mark.

"Kita ke apartemen Mark dulu. Mungkin dia sudah kembali." Jisung mengangguk dan mengikuti Jaemin pergi menuju mobil milik Jaemin.

Keduanya segera pergi ke apartemen Mark, tapi ketika mereka tiba di sana, apartemen Mark masih kosong dan satpam di sana juga berkata bahwa Mark belum juga kembali.

"Coba kita ke perusahaan Mark," ajak Jaemin.

Setelah mendapat anggukan dari Jisung, mereka berdua pergi ke perusahaan Mark. Setibanya di sana mereka bertemu dengan resepsionis di bawah.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita yang duduk di meja resepsionis.

"Aku mencari Mark Lee."

"Tuan Mark tidak masuk hari ini."

"Kenapa?"

"Kami juga tidak tahu, Tuan."

Wanita itu menjawab dengan sopan. Jisung menghela napas kasar. Jaemin mengajak Jisung untuk keluar dan mencari tempat untuk beristirahat.

Mereka memilih kafe yang berada di dekat perusahaan Mark. Memesan dua minuman untuk mereka masing-masing.

"Apa yang harus kita lakukan, Paman?" tanya Jisung sendu.

"Aku akan menelpon Mark dan bertanya keberadaannya. Semoga dia menjawab panggilanku kali ini."

Jisung mengangguk. Dia memajukan tubuhnya untuk mendengar suara Mark lebih jelas.

"Halo?"

Suara Mark terdengar serak. Jaemin dan Jisung saling menatap satu sama lain.

"Kau di mana? Aku lelah menghubungimu, tapi kau tidak menjawabnya," tanya Jaemin.

"Rumah."

"Kau punya rumah? Apartemen maksudmu?"

"Ya."

Jaemin mendecakkan lidahnya. "Apanya yang iya?"

"Kau perlu apa denganku?"

"Kenapa kau menjadi dingin, bajingan? Ada yang ingin kukatakan padamu. Katakan di mana kau sekarang!" Jaemin menahan suaranya agar tidak berteriak. Temannya ini tiba-tiba berubah menjadi dingin. Berbeda dari yang dia temui terakhir kali.

"Akan kukirimkan alamatnya."

Jaemin belum sempat menjawab, tapi Mark telah memutuskan sambungan teleponnya.

"Bajingan ini. Oh, ini alamatnya, Jisung."

Jaemin menunjukkan ponselnya pada Jisung. "Tapi ini cukup jauh dari sini dan hampir gelap juga."

"Tidak apa, Paman." Jisung melihat Jaemin dengan yakin.

Ditatap seperti itu oleh Jisung, Jaemin menjadi gemas dan mengiyakan permintaan Jisung. Mereka bergegas kembali ke dalam mobil dan pergi menuju alamat yang diberikan oleh Mark.

Ponsel Jisung berdering ketika mereka sedang dalam perjalanan. Jisung melihat layar ponselnya, tampak nama "Paman Renjun" di sana. Jisung menghela napas sebelum dia menekan tombol hijau.

"Ya, Paman?"

"Jisung. Apa Chenle bersamamu? Dia tiba-tiba mengirim pesan jika dia akan menenggelamkan diri di danau."

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang