12. Dia Yang Tak Kau Ketahui

12.1K 1.7K 73
                                    

Suara bantingan barang terdengar keras dari kamar Chenle malam itu. Renjun yang tengah duduk di ruang tengah sambil membaca buku, tersentak karena bunyi barang yang berbenturan dengan keras. Renjun menutup buku yang dia baca kemudian berlari menaiki tangga untuk memeriksa kamar Chenle.

Renjun memukul permukaan pintu Chenle, meminta putranya untuk membuka pintu. Tangannya memutar-mutar knop pintu yang terkunci.

"Chenle?! Kau kenapa? Buka pintunya!"

Tak ada lagi suara yang terdengar. Renjun menahan tangannya untuk memukul pintu kamar Chenle. Terdengar suara kunci yang diputar. Pintu terbuka menampakkan tubuh Chenle dengan raut wajah yang datar.

Renjun, "Ada apa, Chenle? Ada yang menyakitimu?"

Chenle tidak menanggapi pertanyaan Renjun, dia berjalan keluar kamarnya melewati Renjun yang menatapnya khawatir.

"Aku lapar," kata Chenle. Kemudian dia menuruni tangga untuk pergi menuju dapur.

Renjun berbalik, membuka pintu kamar Chenle kemudian dia memasukinya.

Kamar Chenle sangat berantakan. Barang-barang berserakan. Pakaian yang seharusnya berada di dalam lemari semuanya dia lemparkan. Kasur Chenle berantakan, dengan seprai yang terlepas. Cermin besar yang ada di kamar Chenle pecah akibat dari ponsel yang Chenle lempar. Terlihat dari posisi ponsel Chenle yang berada di bawahnya.

Renjun meremas kedua tangannya. Apa yang membuat Chenle menghancurkan ruangannya yang selalu rapi? Memang bukan yang pertama kalinya, tapi biasanya setelah melakukan ini, Chenle akan menyakiti dirinya sendiri.

Renjun mengambil ponsel yang berada di saku celananya. Mencari sebuah nomor di deretan kontak yang ada di ponselnya.

Setelah menemukannya, Renjun segera menekan tombol telepon. Meletakkan ponselnya di telinga, menunggu orang yang ditelepon menjawab.

"Halo, Renjun."

Terdengar suara berat dari dalam ponsel. Renjun segera menjawab dengan suara yang sedikit bergetar.

"Jeno... kapan kau kembali? Chenle ... sepertinya Chenle juga sama seperti dirimu yang dulu."

"Maksudmu? Apa dia melukai dirinya lagi?"

Renjun mengangguk, "Ya. Jeno, akhir-akhir ini aku melihat Chenle selalu tersenyum dan bercerita tentang teman barunya, Jisung."

Tak ada suara dari Jeno. Renjun melihat ponselnya untuk memastikan bahwa dia masih terhubung dengan Jeno.

"Jeno?"

"Aku mengerti. Renjun, besok minta Jisung untuk bertemu dan berbicara dengan Chenle. Katakan padanya keadaan Chenle yang sebenarnya. Aku tidak ingin Chenle mengalami hal yang sama denganku dulu."

Renjun mengangguk, "Ya, tolong cepat kembali."

"Iya, aku harus mengurus dulu perusahaan Kakekku di China dan kembali secepat mungkin."

Renjun memutuskan sambungan setelah mengatakan iya. Renjun berbalik menuruni tangga, menyusul Chenle yang tengah merebus air di dalam panci.

"Mau makan apa? Biar Mama yang masak."

Chenle menggeleng lalu menunjukkan sebungkus ramen di tangannya. Kemudian Chenle membuka bungkusan ramen dan memasukkan mie ke dalam panci yang berisi air mendidih. Dia mengaduknya dengan sumpit, setelah di rasa matang. Chenle mengambil mangkuk dan menaruh bumbu di sana. Setelah itu, dia mengambil mie tadi dan menuangkannya di dalam mangkuk berisi bumbu. Chenle mengaduknya masih dengan wajah tanpa ekspresi.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang