13. Keinginan Untuk Memiliki

11.5K 1.6K 81
                                    

Jisung tidak menjawab pertanyaan Renjun. Membuat Chenle cemburu? Apa ketika Jaemin mencium dirinya Chenle cemburu?

"Jisung?"

Jisung tersadar dari lamunannya. Dia melihat Renjun yang menatapnya, menunggu jawaban.

"Aku ... tidak tahu, Paman."

Renjun menghela napas. Kemudian dia kembali berbicara,

"Dua hari yang lalu, Chenle tiba-tiba membanting semua barang yang ada di kamarnya. Tapi, ketika aku bertanya dia tidak mengatakan apapun. Keesokan harinya, Chenle keluar di sore hari, katanya ingin pergi ke taman. Tapi, ketika dia kembali, Chenle kembali mengamuk dan mengunci dirinya di dalam sampai sekarang."

Jisung melirik ke atas dimana kamar Chenle berada. Dia bingung apa yang membuat Chenle seperti ini. Jisung meminta ijin pada Renjun untuk pergi ke kamar Chenle. Mencoba berbicara dengannya.

Setibanya di depan kamar, Jisung mengetuk pintu itu. Tak ada jawaban dari dalam. Jisung mengetuk kembali pintunya.

"Chenle ... ini aku, Jisung."

Tetap tak ada jawaban. Renjun berjalan mendekati Jisung, dia memberikan sebuah kunci pada Jisung.

"Ini adalah kunci cadangan kamar Chenle. Bukalah, dan bicara padanya. Paman mohon, buatlah Chenle merasa baik."

Jisung mengangguk, kemudian dia membuka pintu kamar Chenle pelan setelah membukanya menggunakan kunci cadangan yang diberikan oleh Renjun.

Suasana begitu gelap, Jisung tidak melihat apapun. Tangannya meraba-raba dinding mencari saklar lampu. Ketika tangannya merasa menyentuh sesuatu, Jisung langsung menekannya. Cahaya dari lampu kamar Chenle bersinar, menerangkan ruangan.

Jisung menutup perlahan kamar Chenle. Dia berjalan menyusuri kamar Chenle. Semua barang berserakan. Jisung dapat melihat ponsel Chenle yang retak di bawah kaki sofa. Jisung terus berjalan di kamar Chenle yang luas. Mencari keberadaan Chenle.

Jisung menemukan orang yang dicarinya tengah duduk di bawah samping ranjang. Chenle duduk dengan mata yang menatap kosong ke depan.

Jisung mendekat Chenle, tapi lelaki itu tidak bergerak. Masih diam bahkan ketika Jisung duduk di hadapannya. Jisung dapat melihat tangan Chenle yang dipenuhi sayatan dengan darah yang mulai mengering.

"Chenle? Kau kenapa? Apa kau marah padaku?"

Chenle tidak menjawab. Keningnya berkerut, kemudian dia tiba-tiba berdiri dan berjalan mendekati cermin yang telah pecah.

Jisung ikut berdiri, menyusul Chenle yang sekarang tengah mengambil serpihan kaca dan menyayat tangannya.

"Chenle!!!" Jisung bergegas mengambil paksa serpihan di tangan Chenle. Dia tidak peduli dengan sisi tajam dari pecahan cermin tadi mengenai telapak tangannya. Dia memegang pipi Chenle. Mengarahkannya pada Jisung, meminta lelaki di hadapannya ini melihat dirinya.

"Chenle! Kau gila? Untuk apa kau melukai dirimu sendiri, ha?!"

Bola mata Chenle tidak melihat ke arah Jisung melainkan ke arah dada Jisung. Chenle menjawab Jisung seperti berbisik, "Aku tidak suka..."

Jisung masih bisa mendengar bisikan itu karena jarak mereka yang begitu dekat. Jisung kembali bertanya dengan terburu-buru.

"Apa? Apa yang kau tak suka?"

Chenle melihat ke arah Jisung, tepat di matanya. Jisung kini dapat melihat mata Chenle yang membengkak dan memerah. Jisung merasa sakit melihat keadaan Chenle seperti ini.

"Apa yang tak kau suka, Chenle?" tanya Jisung dengan lembut.

"Dadaku sakit. Aku tidak suka... aku ingin menghilangkan rasa sakitnya. Aku tidak ingin merasakan apapun..."

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang