26. Dia kembali

14.7K 1.6K 192
                                    

Mark membuka matanya dengan perlahan. Dia melihat ke samping dimana orang yang telah menghabiskan setengah hari untuk bermain bersamanya masih tertidur dengan nyaman di atas lengannya.

Mark tersenyum melihat Haechan. Jari-jarinya terangkat untuk mengelus rahang lelaki itu. Haechan merasa geli karena elusan Mark di wajahnya

Haechan membuka matanya perlahan dan melihat wajah Mark berada dekat dengan wajahnya. Wajahnya tiba-tiba terasa panas. Tanpa sengaja dia mendorong Mark dan hampir membuatnya terjatuh.

"Hei! Jangan kaget seperti itu."

Mark bangun dan mengacak rambut Haechan. Dia tersenyum cerah sebelum pergi ke kamar mandi, sementara Haechan yang malu mengambil bantal dan menguburkan wajahnya di sana. Sangat memalukan.

Waktu berlalu dengan cepat. Haechan dan Mark telah selesai mandi dan berpakaian. Mereka berbincang bersama dan makan bersama. Menghabiskan waktu hingga langit mulai menggelap.

"Haechan."

Mark memanggil Haechan dengan sedikit gugup. Haechan menoleh sebentar menanggapi panggilan Mark. Dia sedang mencuci piring, sementara Mark berdiri di belakangnya.

"Jadi ... bagaimana?"

Haechan membilas tangannya dan berbalik ke arah Mark. Alisnya terangkat, bertanya maksud Mark.

Tiba-tiba Mark menjadi gugup. Dia menelan ludahnya dan menggaruk belakang kepalanya.

"Itu ... apa sekarang kita ... sepasang kekasih?"

Haechan hampir tertawa melihat sikap Mark yang gelisah. Lelaki itu terlalu gugup padahal mereka telah melakukan hal yang lebih dari sepasang kekasih lakukan.

Mark tersenyum lebar ketika melihat Haechan mengangguk. Tanpa sadar dia berlari ke arah Haechan dan memeluknya dengan erat.

Mendapat pelukan secara tiba-tiba membuat jantung Haechan berdebar dengan keras. Dia mendorong Mark agar lelaki itu tidak merasakan debaran jantungnya.

Mark menatapnya bingung. "Kenapa?"

Haechan menggeleng dan menunduk dengan wajah yang memerah. Mark tersenyum melihat reaksi Haechan. Dia menyentuh dagu Haechan dan mengangkatnya agar Haechan melihat wajahnya.

"Kenapa menunduk? Kau sangat cantik ketika merasa malu."

Haechan memukul lengan Mark. Dia mendengus dan membuang muka. Mark merasa gemas dan mencium pipi Haechan membuat lelaki itu menoleh dan membesarkan matanya.

Mark tertawa. "Lihat! Kau sangat cantik dan imut. Berapa usiamu, sih?"

Haechan membuang mukanya kembali. Berpura-pura marah pada Mark karena telah menyebutnya cantik dan imut. Haechan tak suka disebut cantik. Dia tampan, meski dia adalah seorang Ibu yang memiliki satu putra. Akan tetapi, anaknya tampan. Sama seperti dirinya. Haechan selalu berpikir seperti itu.

Mark menarik dagu Haechan kembali. Dia memandang mata Haechan dengan lembut.

"Jangan marah. Aku memujimu. Kau adalah yang paling cantik dari semua wanita yang pernah ku temui."

Pipi Haechan memerah. Dia hendak memalingkan muka jika Mark tidak menciumnya tiba-tiba. Bibir mereka saling beradu dan melumat. Menggigit bibir satu sama lain dan berbagi rasa panas di dalamnya.

Lidah itu saling menjilat dan menghisap. Tangan Mark meraba pinggang Haechan, begitu mulus dan halus. Ketika dia akan menyentuh bagian bawah Haechan, ponsel Mark berdering. Haechan mendorong Mark dan menyuruhnya melihat siapa yang meneleponnya.

Itu adalah Seungmin. Asisten sekaligus sekretaris pribadinya yang menelepon. Mark meminta izin untuk pulang karena Seungmin mencari dirinya.

"Sangat menyebalkan," keluh Mark.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Where stories live. Discover now