33. Godaan

10.7K 1.4K 93
                                    

Sejak Jisung dan Chenle berhubungan intim ketika study tour sebulan yang lalu, Jisung tampak canggung jika dia berdiri terlalu dekat dengan Chenle, sementara Chenle bersikap seperti dirinya yang biasa.

Bagi Jisung, kejadian itu adalah sebuah kesalahan karena Jisung berada di bawah pengaruh sesuatu yang dia tak tahu. Jisung hanya tahu ketika dia akan tidur setelah meminum susu yang diberikan Chenle, suhu tubuhnya menjadi panas. Jisung tidak menaruh curiga sedikit pun pada Chenle karena dia juga tidak yakin penyebab dirinya tiba-tiba terangsang karena susu tersebut.

"Jisung. Aku ingin ke rumahmu."

Jisung membeku ketika Chenle berbisik di belakang tubuhnya. Napas Chenle terasa jelas mengenai daun telinga Jisung. Tanpa disadari remaja tinggi itu, telinganya memerah dengan terang.

"Oh? Bo-boleh saja," jawab Jisung membalikkan tubuhnya menghadap Chenle.

"Kenapa kau tiba-tiba menjadi gagap?" tanya Chenle.

Jisung dengan kuat menggeleng. "Tidak. Tidak ada."

Chenle mengangguk dan tidak memperpanjang lagi. Dia langsung berjalan keluar dari ruang kelas dengan Jisung yang mengikuti dari belakang.

Di depan gerbang sekolah, Renjun baru saja tiba bersamaan dengan Mark yang juga datang untuk menjemput Jisung. Keduanya tak sengaja saling melihat. Renjun adalah orang yang memberikan senyuman pada Mark. Lelaki itu mengangguk singkat dan berdiri di sisi mobil.

"Mama."

Renjun melihat ke arah gerbang ketika dia mendengar suara anaknya memanggil. Dia tersenyum cerah dan merentangkan tangannya untuk memeluk Chenle.

"Ayo, pulang."

Chenle menggeleng ketika Renjun mengajaknya pulang. Dia melihat ke arah Jisung yang telah pergi menghampiri Mark.

"Aku mau menginap di rumah Jisung. Boleh?" tanya Chenle. Kepalanya sedikit mendongak karena dia memeluk Renjun dengan menekuk lututnya. Tinggi mereka hampir sama, tapi Chenle lebih tinggi beberapa centi.

Melihat mata Chenle yang kecil, tapi dia coba untuk perbesar seperti mata anak anjing, membuat Renjun mengangguk.

"Kabari Mama kalau kamu mau pulang."

Chenle tersenyum sampai giginya terlihat dan matanya menyipit. Dia mengangguk dan pergi menyusul Jisung.

Renjun memperhatikan interaksi ketiganya. Dia melihat ke arah Mark yang tak tersenyum sejak dia datang. Ketika dia berbicara dengan Jisung, tangannya tidak keluar dari saku celana sama sekali. Biasanya, Renjun akan melihat Mark mengelus rambut Jisung atau merangkul Jisung.

Dering ponsel dari saku celananya membuat Renjun berhenti memandang mereka dan pergi menuju rumah sakit.

Tak lama setelah Renjun pergi, Jisung, Chenle, dan juga Mark pergi dari sekolah.

"Ayah tidak masuk?" tanya Jisung ketika mereka telah sampai di rumah Haechan dan Jisung.

Mark menggeleng. "Tidak. Aku harus kembali ke kantor."

Jisung mengangguk meski dia sedikit kecewa. Akhir-akhir ini, Mark jarang menemui dirinya. Tidak tahu jika dengan Haechan, yang pasti Jisung merasa Ayahnya berbeda beberapa hari belakangan.

Mark menarik tangan Jisung dan memberikannya setumpuk uang dengan nominal yang besar. Cukup untuk makan Jisung selama setahun di sekolah.

"Ini untuk apa?" tanya Jisung masih tidak mengerti dengan uang yang diberikan oleh Mark.

"Untukmu. Beli apa yang kau mau."

Jisung tersenyum senang. Dia memandang Mark dengan wajah berharap. "Bolehkah aku membeli sepatu? Ada satu yang sangat ingin kubeli, tapi harganya sangat mahal."

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang