21 - Kania

764 171 21
                                    

21

Ansburgh, Kota Suci Kekaisaran Dyre—

Para Montgomery ditemukan meninggal di estat mereka. Kediaman yang porak-poranda oleh jalaran api dan embusan angin ganas, menghanguskan tidak hanya kerangka gedung, tetapi juga pekarangan sekitar. Kebakaran itu menjadi kegaduhan penduduk sekitar selama berhari-hari, memberi celah bagi para pencuri jalanan memecah kaca jendela, menjarah segala perhiasan para Montgomery. Namun, Pasukan Istimewa Kekaisaran tahu lebih baik. Mereka, bagaimanapun, bertanggung jawab menghadapi perangai lawan setiap detiknya, memahami taktik licik mereka.

Para Montgomery membunuh diri mereka sendiri, mengetahui pasukan Kekaisaran datang menyerbu dalam hitungan hari. Membiarkan paru-paru mereka diracuni asap hitam api yang bermula dari kamar utama kediaman. Kedelapan anggota keluarga Montgomery ditemukan dalam satu ruangan yang sama, melindungi rahasia musuh sang Kaisar dalam cara paling mutlak. Sebab, siapa yang mampu menginterogasi orang mati? Beserta kematian, mereka membawa seluruh berkas dan bukti keberadaan lawan utama Kekaisaran.

Kania menyadari keputusasaaan yang menyelimuti Kastil Dresden. Sebagaimana napas berat Dorian seakan menggema ke sepenjuru lorong. Sebagaimana Ajax, panglima paling dipercayai sang Kaisar, menjaga pandangannya pada Kania dua puluh empat jam sehari. Sebagaimana sang Kaisar mengurung diri di dalam ruang kerja nyaris seharian, mencoba memecahkan teka-teki dari puing dokumen yang berhasil mereka temukan di Kediaman Montgomery.

Kania tahu Reagan tidak akan menjawab semua pertanyaannya, sehingga usai hari berakhir, Kania akan memeras setiap bulir informasi dari Dorian. Dari pengetahuan yang diperolehnya, Kania persis mengerti himpunan bukti itu tidak cukup mengarahkan langkah mereka ke mana-mana. Satu-satunya hal yang berhasil pasukan Reagan bawa pulang adalah putri tunggal Clarendon—berusia empat tahun dan tidak tahu apa-apa.

Dan Kania selalu menepati perkataannya. Ketika ia berjanji akan melindungi Gillian, maka ia bermaksud membawa bocah itu ke bawah perlindungan Kekaisaran. Komplek gereja di Ansburgh berkewajiban menampung anak-anak Dyre terlantar tanpa orangtua. Mengetahui Kania berencana mengantar Gillian sekaligus berkenalan dengan Pendeta Tinggi Dyre, Dorian dengan senang hati menggantikan Kania dalam dinasnya.

Ansburgh kampung halaman Dorian, jelas Tonya suatu malam kala Kania menolak mentah-mentah permintaan Dorian. Semenjak mengabdi kepada sang Kaisar, Dorian tidak memiliki kesempatan pulang.

"Baiklah," suara Ajax menyergap Kania dari lamunannya. "Kita sudah tiba." Ajax turun dari kereta kuda dan dengan satu gestur tangan, ia mengarahkan para pengawal menyebar ke setiap sisi halaman utama gereja, mengamankan daerah sekitar.

Kania mengelus pelipis Gillian yang tertidur di pangkuannya, berbisik, "Bangunlah."

Gillian meregangkan tubuhnya. Kepalan kecil tangannya mengusap kantuk dari sudut matanya sebelum memeluk Kania erat. Tiga hari terakhir di Kastil Dresden Kania berusaha mengakrabkan diri kepada bocah kurus di hadapannya. Bertahun-tahun ditawan para Montgomery dan diancam, mengubah bocah itu menjadi sosok yang haus akan kasih sayang. Dan kebetulan, Kania tidak pernah pelit perhatian kepada bocah-bocah kesepian.

Menggendong Gillian keluar dari kereta kuda, Kania disambut patung kaisar pertama Dyre, Xerxes, berdiri tegap bertumpu pada pedang besar yang diukir menggambarkan sejarah pembangunan dan kejayaan Dyre. Entah siapa pemahat dari patung megah tersebut, Kania bisa mengatakan bahwa si pemahat menangkap ketangguhan Xerxes secara tepat. Bahu lebar, sorot pandang yang sulit goyah. Sosok pemimpin yang dielu-elukan keturunannya.

Dentang bel gereja bergema menunjukkan pukul tiga. Kania menolehkan kepala ke kanan, mendapati menara-menara tinggi gereja yang mengingatkannya pada gambar gereja di Cardinia. Sekelompok biarawan menekuk lututnya di hadapan Kania, memberikannya pemberkatan singkat, sebelum melanjutkan perjalanan mereka menuju gereja. Di sisi kiri, kegaduhan rombongan anak yatim piatu dipimpin seorang biarawati lenyap ke sebuah aula yang merupakan bagian dari kompleks bangunan lebih besar.

KANIAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt