58 - Esther / Petra

651 142 30
                                    

58

"Tiada tempat bagi kalian di sini. Pergi!"

              Esther nyaris usai menjahit luka di perut Caiden—untungnya, berkat Zahlnya, ia berhasil menghentikan pendarahan dan dengan kehati-hatian, ia membenahi organ dalam kakaknya—ketika ia mendengar seruan kasar itu. Ia menengadahkan kepala, mendapati seorang prajurit Erohac kehilangan telinga, membopong kawannya yang berada dalam keadaan kritis. Seketika atmosfir barak berubah suram. Dua sosok di ambang pintu masuk adalah musuh mereka. Sama sekali tidak mengejutkan bagi Esther apabila keduanya menerima begitu banyak kebencian dari semua penghuni barak.

              Wajah prajurit Erohac itu mengerut, air mata bercucuran keluar dari matanya. Esther mungkin tidak mengerti bahasa yang keluar bibirnya, namun dalam keadaan perang seperti ini, tiada kata selain: tolong, mati, dan pergi. Dengan kesedihan di wajahnya, Esther tidak yakin pria itu memaksudkan dua kata terakhir.

              "Pergi!" seorang perawat pria—salah satu anggota pasukan medis yang bekerja di bawah bimbingan Bibi Kassia—berkacak pinggang, mengibaskan tangan menolak mereka masuk. Seakan-akan mereka adalah serangga dan hama. "Pergi ke barak medis kalian sendiri! Kalian memiliki dokter ternama siap membantu kalian di sana. Jangan menyusahkan kami setelah kalian menumpahkan banyak darah kawan kami."

              Desas-desus itu benar apa adanya dan tersebar cepat. Barak medis Waisenburg dikelola langsung oleh kepala medis mereka, Miss Camilla. Dokter berbakat dengan kemampuan menandingi dokter-dokter terkenal di Republik Whiteford. Kala Esther melatih Zahl Penyembuhannya dengan Kassia, bibinya itu segera mengenali nama Camilla. Tetapi, apa yang bibinya tidak sangka adalah bahwa wanita itu orang yang memperkenalkan Esther kepada Zahl.

              Tanpa menghitung bantuan Miss Camilla kepada suaminya di perang Albatross, Esther tahu ia berhutang banyak terhadap wanita satu itu. Sekilas lihat, Miss Camilla mengenali potensi dalam diri Esther. Kekuatan terpendam yang dapat menyelamatkan nyawa. Dengan petunjuknya, jalan bagi Esther menempuh tanggung jawab sebagai penyembuh terbuka lebar. Contohnya, dibandingkan berpangku tangan, ia dapat menyelamatkan nyawa Caiden.

              Esther memotong benang, melarikan tangannya sepanjang luka panjang di perut kakaknya. Ia memanggil Zahl itu ke permukaan, menggenggam medium kekuatan di tangan lainnya. Setelah peristiwa beberapa waktu lalu, Raphael selalu mengingatkan Esther untuk tidak memaksa kemampuan mediumnya. Sehingga, berusaha keras menghemat energi mediumnya, ia tidak semata-mata menggunakan Zahlnya belaka. Menjahit sendiri luka di tubuh Caiden misalnya, alih-alih bergantung secara buta kepada Zahl.

              Jahitan itu seketika menghilang. Permukaan kulit perut kakaknya tanpa sedikitpun goresan, seakan-akan kucuran darahnya semula adalah imaji belaka. Esther kemudian bangkit dari bangku, berbalik ke arah dua prajurit Erohac yang baru saja hendak pergi. Esther tidak akan membiarkan mereka mengarungi pertarungan berdarah itu lagi. Selama ia dapat menyelamatkan nyawa—Esther akan mengupayakan segalanya.

              "Tunggu," pinta Esther, mencuri napas seluruh penghuni barak. "Biar aku lihat apa yang dapat kulakukan."

              Salah seorang Dyre menerjemahkan ucapan Esther, disambut bungkukan dalam dari prajurit Erohac tersebut. Perawat pria yang mengusir mereka tadi berseru, "Tetapi, Tuan Putri, mereka adalah musuh kita!"

              "Sumpah kita sebagai seorang penyembuh adalah memberikan kesembuhan bagi siapapun yang memerlukan. Apa kau berniat melanggar sumpah itu dengan mengusir mereka, memaksa mereka berjalan menempuh pertempuran?" Sebab, barak medis Waisenburg berada di sisi lain barak medis ini. Mereka adalah satu-satunya harapan kedua prajurit Erohac itu.

KANIAWhere stories live. Discover now