22 - Reagan

730 163 28
                                    

22

Menyesap wiski dari sebelah tangannya, Reagan bersandar pada tepi meja kerja sembari menelaah secarik kertas yang berhasil pasukannya dapatkan dari puing Kediaman Montgomery. Cairan keemasan itu memberikan sisa rasa pedas sekaligus manis yang disambut baik seluruh indranya. Sekalipun almarhum Kaisar Cicero memiliki koleksi lengkap minuman tersimpan dalam lemari kaca, Reagan kerap mengabaikannya dan lebih memilih alternatif lain demi menyapu penatnya. Misalnya, berpedang, bergumul, dan membaca buku.

Dilatih untuk tetap terjaga dan waspada setiap saat, bagi Reagan, alkohol hanya akan menumpulkan insting serta penilaiannya. Tentu, ia mengetahui kadar tepat menjaga kesadarannya, namun Reagan lebih sering memilih menjaga jarak dari minuman beralkohol. Kecuali di situasi tertentu, malam-malam yang lebih panjang, dan pikiran tak berhenti berputar. Malam ini, batinnya, merupakan malam-malam tertentu itu.

Dokumen di tangannya adalah satu dari seribu jalan buntu berdinding menjulang tinggi di hadapannya. Surat keterangan petani yang menyewa ladang di estat Montgomery. Reagan kembali menyesap wiskinya. Berhari-hari ia dan Dorian mengurung diri di dalam ruang kerja hanya untuk dipertemukan kesia-siaan lainnya.

Dorian telah menyadari tindakan percuma mereka dua hari lalu, mengingatkan Reagan bahwa selain perkara ini, ada masalah lain yang membutuhkan perhatiannya. Namun, Reagan tidak kuasa mengelak dari rasa gelisah, tahu bahwa jawaban itu berada begitu dekat dalam jangkauannya. Ia mengharapkan setitik saja informasi dari dokumen yang berhasil diselamatkan; nama, alamat, tanah, sedikit saja keberadaan lawannya sehingga tiada satupun mampu menggoyahkan pilar kekuasaannya.

Untuk Dyre baru—itu petunjuknya. Reagan tahu persis bahwa Waisenburg bukan lain dalang konflik ini, taktik licik selalu menjadi senjata mereka menguasai suatu kerajaan dari dalam. Di mana strategi ini tidak akan berjalan lancar tanpa gerigi penggerak dari Dyre. Mengingat sebelum kudeta, ia memperoleh dukungan dari partai politik yang memihak kesejahteraan rakyat jelata—Reagan tidak akan terkejut bila ia mendapatkan perlawanan dari pihak lawannya. Mereka yang tidak terima kaum dengan keunggulan tertentu, para bangsawan, dijatuhi hukuman tanpa pandang bulu.

Tetapi, untuk menggulingkan takhtanya, apalagi membangun Dyre baru, lawannya membutuhkan seorang pewaris sah sebagai propaganda pergolakan mereka. Salah seorang dari anggota kerajaan. Tidak mungkin. Reagan memastikan mereka semua mati dibasuh darah—

Samar bunyi pintu menutup mencuri perhatiannya dan tanpa mengangkat kepala, ia membuka mulut, "Hukuman apa yang harus kuberikan kepada Ajax karena membiarkanmu berkeliaran malam-malam?"

Kania berhenti dua langkah darinya, membawa aroma manis yang jauh lebih memabukkan dari wiski dan Reagan harus menghirup napasnya tajam. Aroma yang tidak pernah mampu Reagan tebak, menimbulkan rasa haus mencekat secara mendadak. Kebutuhan untuk menghirup setiap jengkal kulit wanita itu, menyaksikan permukaan bersihnya merona tak tersisa.

Wanita itu meraih kertas dari tangannya. "Aku tidak berkeliaran. Aku meminta Ajax menemaniku."

Reagan tiada pernah henti takjub oleh sisi Kania yang satu itu. Alih-alih ketakutan mengetahui bahwa Reagan bersedia melakukan apapun demi menjamin keamanannya, Kania dengan cerdik menyalurkan keberanian membela orang-orang terpercayanya.

Mendongakkan kepala, sepasang manik keemasan itu menemui tatapan Reagan. Bulu mata panjang nan tebal, mengukir sempurna bentuk matanya yang sedikit terangkat pada ujungnya. Tulang pipi yang tinggi; penuh keangkuhan serta wibawa seorang ratu. Reagan selalu tahu Kania dimaksudkan menjadi seorang ratu baik secara harfiah maupun tidak. Sesuatu kurang dari itu bukan untuknya.

"Jalan buntu," gumam Kania, menaruh kertas itu pada meja di balik punggungnya.

Baru detik itu Reagan menyadari sekelebat kemurungan pada wajah Kania. Wanita itu selalu mengenakan persona elegannya berhadapan dengan orang lain di kesehariannya. Suatu kebiasaan tak tercela yang, Reagan yakini, merupakan hasil tempa didikannya di masa lalu sebagai seorang putri. Pembawaan yang tidak dapat disentuh sembarang orang. Namun, dari semua orang di kehidupannya, entah bagaimana, entah mengapa, Kania kerap menampakkan sekelumit kerumitannya kepada Reagan.

KANIAWhere stories live. Discover now