prolog

348 41 12
                                    

Hujan yang sangat deras, petir yang menyambar, dan angin yang begitu kencang, membuat semua orang harus berada di dalam rumah untuk melindungi tubuhnya.

Semua anak-anak di panti asuhan An-Nur, ketakutan, mendengar petir yang bergemuruh, dan hujan yang begitu deras.

"Kalian tenang ya ada Umi"

"Ummi Cika takut" rengek salah satu dari mereka yang paling kecil.

"Cika gak perlu takut, kan ada allah yang lindungin kita" kata 'umi fatimah'-pemilik panti asuhan.

Anak-anak panti itu hanya mengangguk mendengarkan ucapan Umi Fatimah.

Ketika semua anak-anak tertidur di tempat masing-masing, suara ketokan pintu mengharuskan Umi Fatimah untuk bangkit dari tidurnya.

Tok tok tok

"Ya tunggu sebentar" katanya sambil memakai sandal jepit rumahannya.

"Ya si-" ucapan umi fatimah tercekat, karna tak menemukan seseorang ketika membuka pintu. Namun Umi Fatimah melihat ada sebuah keranjang kecil yang ada di ambang pintu.

"Ya allah bayi siapa ini, tega sekali orang tuanya membuangnya" katanya seraya mengangkat bayi ke gendongannya.

"Kamu tenang ya sayang, kamu gak sendiri, ada umi yang bakal rawat kamu disini" kata Umi Fatimah seraya menutup pintunya dan tak lupa mengunci pintu.

"Oek oek oek" tangis bayi kecil di gendongan Umi Fatimah.

"Syut anak umi gak boleh nangis sayang"

"Umi Umi, adek baru kita namanya siapa?" tanya naura-anak kecil berumur 6 tahun.

"Siapa ya namanya" kata Umi Fatimah membuat anak-anak panti penasaran.

"Gimana kalo Muhammad Alby Urdha"

"Wah bagus banget umi, cocok sama adek ganteng"

"Kita panggil adek Alby" heboh Umi Fatimah membuat semua anak panti gembira.

"Yeah adek Alby, cika punya adek laki-laki"

"YEAH" sorak mereka kompak.

~~~~~

Rumah yang begitu megah dan luas, dengan chat putih bernuansa eropa itu membuat semua orang pasti menginginkan rumah bak istana itu.

Namun siapa sangka dibalik bagus dan megahnya rumah, ada keluarga yang kehilangan anak semata wayang mereka.

"Mas apa anak kita masih hidup?"  Kata Nana tanpa melihat ke arah Dewa.

"Anak kita masih hidup sayang, kamu harus yakin."

Dewa memeluk tubuh istrinya itu dengan lembut, menyalurkan kekuatan yang dia miliki kepada istrinya.

"Apa rafi udah makan? Udah minum susu mas hiks hiks hiks"

Nana menagis dalam pelukan suaminya, mengeratkan pelukannya. Meminta kekuatan yang telah hilang darinya.

~~~~~

Ketika Dewa sudah menidurkan istrinya, ia turun dari kasur, melangkahkan kakinya menuju ruangan kerjanya.

Dewa memandang layar laptopnya, namun tatapan itu menajam, ketika tiba-tiba layar laptop menghitam.

"Kurang ajar. Siapa yang sudah menculik anak ku" Dewa membanting semua barang-barang yang ada di dekatnya.

Prang

Bruk

"Aku harus temukan anakku, dan siapa yang berani-beraninya mengganggu Dewa candric" katanya sambil mengambil ponsel yang ada di sakunya.

"Hallo"

".........."

"Cari anak saya, ke semua penjuru di jakarta"

".........."

Dewa mematikan teleponnya sepihak. Pergi meninggalkan ruang kerjanya yang sudah berantakan.
~~~~~~

Jangan lupa kasih vote ya......
Dan maaf kalo ada kesalahan.......

Semoga kalian suka.....
Dan terima kasih sudah ngasih vote dan baca cerita aku.....

alby & Rasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang