Lima 🎉

150 18 0
                                    

Kenzie yang tetap menggandeng tangan Rasya, membuat semua Ustad dan Ustadzah keheranan, apa Rasya, adik kandung Kenzie, tapi setau mereka Kenzie adalah anak tunggal. Lalu siapa Rasya, pacarnya, tidak mungkin. Istrinya, juga tidak mungkin.

Sesampainya di dhalem, mereka berada di dhalem, duduk di lantai beralas karpet.

Rasya duduk di samping Kenzie, sedangkan para Ustadazah berada di bagian timur, para ustad di bagian barat, Rasya dan Kenzie di bagian selatan, dan kiai beserta nyai, di bagian utara. Mereka berkumpul, membentuk persegi.

"Saya tidak menyangka, Ustad Kenzie bisa melakukan hal seperti itu."

"Apa Ustad, tidak tau, apa hukum dari berpelukan selain mahram. Zina Ustad, zina. Apalagi Ustad itu ketua pondok Ustad, apa Ustad mau tindakan Ustad ini di tiru sama para santri?"

Kenzie yang hanya diam sejak tadi, akhirnya mengangkat suara, ia sudah sangat geram dirinya di tuduh, secar tidak-tidak, "saya memang bajingan, dan brengsek, tapi seumur hidup saya, saya tidak pernah melecehkan wanita," tegas Kenzie.

"Tapi buktinya ini apa?" Kompor Yusuf.

Zamira yang sejak tadi memandang Rasya, seperti tidak terjadi apa-apa, akhirnya menyalahkan Rasya, "pasti ini karena anak kota ini kiai," ucap Zamira sambil menunjuk ke arah Rasya.

"CUKUP" marah Kenzie.

"Rasya itu sepupu saya, sekaligus, saudara sepersusuan saya, jadi apa salahnya jika saya dan Rasya, berpelukan. Kita mahram, ada yang salah jika seorang kakak, merindukan adiknya, yang sudah lama tidak bertemu?" Bentak Kenzie pada semua orang.

"Yang patut di salahkan kalian, menuduh tanpa bukti yang jelas, belum tentu, yang kalian lihat salah itu salah, dan belum tentu yang kalian lihat benar itu benar. Jadi utamakan tabayun terlebih dahulu."

"Jadi Rasya?" Ucap alby tak percaya.

"Ya al, nif Rasya adik sepersusuan aku, dulu rasya punya kakak, tapi ketika di lahirin meninggal, namun setelah dua minggu kepergian kakaknya Rasya, aku lahir, tapi mama gak bisa ngasih asi ke aku, jadi Maminya Rasya yang ngasih asinya ke aku," cerita Kenzie.

"Maaf ya Ustad, saya tidak tau jika nak Rasya adalah adik Ustad," ucap pak kiai menyesal.

"Saya maklumi Kiai, karna memang saya anak tunggal jadi kalian pasti nyangka yang tidak-tidak tentang Rasya," hormat Kenzie.

"Sa-ya, minta maaf Ustad," ucap Zamira takut-takut.

"Mangkanya cari tau dulu, jangan asal nyeplak tuh mulut, makan tuh malu," ceplos Rasya, yang sejak tadi diam.

"Sya gantung dulu sifat bar-bar lo," tegur Kenzie.

"Oh gak bisa bang, sifat bar-bar gue udah mendarah daging, sampek masuk ke sel-sel otot gue bang," Rasya mengayun kan jari telunjuknya di depan Kenzie, membuat kenzie memutar bola matanya malas.

~~~~~

Alby, Hanif, dan juga Kenzie sudah berada di kamar, duduk di atas karpet, sambil memakan keripik singkong yang mereka beli tadi.

"Jadi Rasya itu sodara sepersusuan kamu ken?" Tanya Hanif.

"Ya dia sodara aku, ya tapi gitu deh."

"Gitu gimana maksud kamu ken?" Timpal alby.

"Aku kan udah cerita tadi kalo Mama gak bisa ngasih asinya aku."

"Oh yaya, tapi ngomong-ngomong kamu kok bisa mondok sini si?" Tanya Alby.

"Ya ken secara logika, aja ketua geng motor, bisa mondok," ucap Hanif.

"Jadi itu............"

Flash back

alby & Rasya (End)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum