Duapuluhtujuh🎉

90 12 0
                                    

Seorang wanita cantik, yang tengah berbaring lemah di atas berankar, dengan alat-alat medis yang memenuhi tubuhnya.

"Hai sya, lo gak bosen tidur kek gini, udah satu minggu sya, gue janji, kalo lo bangun kemanapun gue anterin, mau berhenti kemanapun gue bolehin asalkan lo bangun sya."

"Sya lo denger gue kan sya? Bangun sya gue udah kangen banget sama kecerewetan lo sya, bangun sya gue mohon."

Kenzie menunduk terisak, betapa malangnya nasib Rasya, di tinggalkan oleh Mami dan Papinya.

Kenzie tak tau bagaimana reaksi Rasya ketika mengetahui jika kedua orang tuanya meninggal.

Kenzie yang bersama dengan Alby hanya mengelus dada, meskipun ia sendiri juga sakit melihat Rasya yang berbaring lemah di atas berankar.

"Aku ke musholla dulu al," pamit Kenzie dan pergi meninggalkan ruangan.

"Assalamualaikum Azara, ini saya Alby, kamu bangun ya za, kamu banyak dosa sama saya, sering buat saya deg-degan, oh ya za saya mau bilang kalo saya suka kamu, hehehe, maaf saya gak bisa ngomong waktu kamu sadar, saya malu, takut juga," Alby tertawa hambar mendengar ucapannya sendiri.

"Za kalau kamu bangun, saya janji, apapun yang kamu mau bakal saya lakuin, asalkan kamu bangun za, saya rindu deg-degan karna senyum kamu."

"Saya seneng banget karna udah ketemu sama orang tua saya, dan saya juga seneng, karna ternyata saya sepupuan sama kamu dan Kenzie," cerita Alby.

~~~

Semua anggota Geng Carlos tengah berada di musholla, sedang melaksanakan doa terhadap Rasya.

"Ya Allah, Jingga gak mau kehilangan Rasya, Jingga sayang banget sama Rasya, sadarkanlah Rasya ya Allah, setelah sadar sembuhkan Rasya, dan ikhlaskan Rasya ya Allah, Jingga gak mau Rasya sedih, karna hingga sayang Rasya ya Allah," doa Jingga panjang lebar.

"Ya Allah, buatlah Rasya sadar dan bisa balapan lagi ya Allah, berikan dia kebahagiaan ya Allah," doa samuel.

"Ya Allah engkaulah dzat yang maha penyembuh, maha pemberi cobaan, hamba tau, di balik tangis pasti ada tawa, di balik masalah pasti ada hikmahnya, sembuhkanlah Rasya, biarkan dia berkumpul dengan kami lagi ya Allah, ikhlaskan dia atas perginya Ayah dan Ibunya ya Allah."

Jingga yang sering menangis karna mengingat malangnya nasib Rasya membuat anggota Geng carlos semakin sedih, Kenzie yang semakin dingin membuat Geng Carlos tak tau harus berbuat apa.

"Jing lo jangan nangis jing, lo lakik man lakik," gurau Samuel supaya Jingga tertawa.

"Gue tau gue lakik sam hiks hiks, tapi lakik juga punya hati kali," jawab Jingga sambil menghapus air matanya.

"Udah bang kita doain Rasya supaya cepet sadar, dan bisa ikhlas atas kepergian om Ansel dan tante Jihan," sambung Alby yang sejak tadi melihat kearah Jingga.

"Ini semua salah gue, gue yang harusnya jemput Mami sama Papi ," ucap Kenzie sambil menatap kosong ke arah kiblat.

"Ken lo jangan kek gitu ini semua takdir," sarkas Marvel, yang sudah jengah dengan sirfat Kenzie.

"Bukan cuman lo yang sedih ken, kita juga sedih, kita juga takut kehilangan Rasya, kita juga gak mau hal ini terjadi sama Rasya," sambung Vier.

"Tapi, kalo gue jemput mereka Rasya gak bakal sakit, dan Mami sama Papi gak bakalan ninggalin gue dan Rasya."

"Bukan cuman lo yang kehilangan ken gue, abang kesayangannya Rasya juga merasa kehilangan hiks," ucap Jingga.

"Udah udah, kalian gak ada yang salah, semua ini takdir Allah, gak ada yang perlu di salahin," terang Alby menengahi.

~~~

"Sayang bangun dong, Mama kangen sama Rasya, Rasya gak kangen Mama?" Ucap Sarah sambil mengelus rambut Rasya.

"Rasya, Rasya gak sendiri sayang, ada Mama sama Papa yang bakal jagain Rasya, bangun ya sayang."

Sarah menunduk menangis tersedu-sedu, ia tak kuat melihat putrinya berbaring lemah dengan alat medis yang mengerubungi tubuhnya.

"Mama mohon sya bangun, jangan kayak gini Mama mohon sya."

Rehan yang melihat istrinya menangis seperti itu tak kuasa melihatnya, ia memeluk istrinya memberi kekuatan terhadap istrinya, meskipun ia sendiri sama-sama terluka.

"Ma kita keluar yuk ma, tenangin diri Mama, nanti kita temuin Rasya lagi," ucap Rehan.

Sarah mengangguk. Rehan benar ia harus menenangkan diri suapaya tak mengganggu kondisi Rasya.

Namun sebelum Sarah dan Rehan pergi suara monitor hemodinamik mengeluarkan garis lurus, membuat sarah seketika menjerit.

"DOKTER DOKTER DOKTER," teriak Sarah dengan tangisan yang semakin menjadi.

"MAS PANGGIL DOKTER MAS," suruh Sarah.

Dokter langsung masuk kedalam ruangan dan menyuruh kedua patsuri itu pergi dari ruangan.

"Maaf silahkan kalian keluar, supaya tidak menggnggu kami," pinta Dokter.

"Selamatkan anak saya dok," ucap Sarah sambil memohon.

"Saya akan melakukan semaksimal mungkin."

~~~

Kenzie yang mondar mandir ke kanan ke kiri didepan pintu ruangan Rasya, sambil sesekali melihat kearah kaca.

"Ya allah sembuhkan Rasya ya allah," batin Kenzie berdoa.

"Ken duduk," suruh Rehan karna jengah melihat kenzie.

Kenzie menurut, ia mengikuti ucapan papanya, duduk di tepi pintu, karna ia mau langsung mendengar tentang keadaan Rasya.

Tiga puluh menit mereka menanti, dengan doa-doa yang mereka panjatkan terhadap Rasya, hingga seorang berjas putih keluar dari ruangan Rasya.

Kenzie langsung menghampiri Rasya, "bagaimana keadaan adik saya dok?"

Dokter itu menunduk membuat Kenzie geram, apa kurang puas ia menerima amukan Kenzie minggu lalu.

"JAWAB," teriak kenzie dengan tangisnya.

"Ken, ini rumah sakit," tegur Rehan.

"Maaf pak."

alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now