Duapuluhempat🎉

97 13 0
                                    

Rasya sedang merebahkan tubuhnya di sofa depan tv, menonton drama ection kesukaannya, berbaring miring dengan tangan kiri sebagai bantalan.

"RASYA," panggil Jihan dari arah dapur.

Rasya yang mata dan telinganya fokus kepada tv, tak mendengar teriakan Maminya.

Rasya terkejut ketika telinga kanannya, terangkat oleh seseorang, "au au lepasin pi."

"Di panggilin Mami itu, bukannya nyamperin malah rebahan."

"Kapan Mami manggil pi?"

"Dulu, waktu kamu lahir."

"Oh," jawab Rasya dan kembali fokus pada filmnya.

Ansel mengelus dadanya sebelum kembali menjewer telinga Rasya, "sekarang Azara Syafiqo Aditya!"

"Au ia ia pi, Rasya berangkat, lepasin dulu dong."

Ansel melepaskan tangannya, dan duduk di sofa yang Rasya tiduri.

~

"Ada apa mi?" Ucapnya sambil mengelus telinganya yang merah.

"Kamu kasih ini ke Bunda Nana sama, Mama Sarah, soalnya Mami buat banyak."

"Oh oke mi."

"Pakek hijab sya!," Nasehat Jihan.

"Pasti dong mi. Mungkin Rasya bakal pulang malem, soalnya mau ke basecamp."

Jihan mengangguk, "tapi jangan terlalu malem sya."

"Rasya ngambil hijab dulu mi, makanannya taruk meja aja, nanti Rasya ambil."

~
"Assalamualaikum," teriak Rasya sambil berjalan ke penjuru arah rumah Nana.

Rasya menaruh paper bag di meja makan, dan mencari keberadaan Nana.

"Bunda Rasya dateng."

Rasya melihat Nana yang sedang memberi makan, ikan kesayangan Nana.

"Eh Rasya, sejak kapan dateng?"

"Dari tadi bun. Oh ya itu ada titipan dari Mami, ada di atas meja makan."

"Makasih ya, salam ke Mami kamu."

"Oke bun. Yaudah Rasya mau ke rumah Mama, mau nganter makanan suruhan nyonya besar!"

"Bunda aduin kamu, ke Maminya."

"Jangan dong Bunda Rasya bercanda. Yaudah ya bun, assalamualaikum," Rasya mencium telapak tangan Nana.

~~~~

"Assalamualaikum, im coming," teriak Rasya sambil berlari menuju dapur, karna jika mencari Sarah, tujuan pertama adalah dapur.

"Waalaikumsalam," jawab Sarah.

Rasya memeluk Sarah dari belakang, "Mama, ada titipan dari Mami," Rasya melepaskan pelukannya, dan memberikan paper bag di tangannya.

"Makasih," Sarah mengambilnya, dan mencium pipi chubby Rasya.

"Ma bang Kenzie mana?"

"Di kamar mungkin, Mama gak tau!"

"Oh, Rasya ke kamar bang Kenzie dulu ya ma, da."

Rasya pergi menaiki anak tangga menuju kamar Kenzie, setelah sampai di depan pintu, langsung saja Rasya masuk kedalam kemar, namun Rasya tak menemukan letak keberadaan mahluk bernama Kenzie.

Rasya mendengar suara siraman air, menandakan bahwa di dalam ada yang sedang mandi.

"Oh lagi mandi tuh Monyet, gue kerjain aja ah," Rasya berjalan mendekati pintu kamar mandi, mematikan hidupkan skakel lampu kamar mandi, dan menghidupkan suara kunti lanak dari ponselnya.

alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now