dua🎉

175 19 0
                                    

Assalamualaikum guys.
Sekarang waktunya kita marathon cerita dulu, bakal aku tamatin.

Sekarang eventnya udah mulai nih, yuk, pantengin terus, si alby sama rasya.

Oh ya, sebagai pembaca yang di sayang Tuhan, dan keluarga masing-masing, bagi yang punya doi, doinya juga, bagi yang gak punya, ya gak papa, doi haluan pun tetap jadilah.

Kasih vote buat cerita aku, kalo ada kesalahan tegor aja, gak papa kok, hati ku kuat, sekuat baja, kok, soalnya udah biasa di judge, canda, canda, hati aku lembut kek sutra.

Hehehe, langsung aja kita kembali ke alby dan rasya.

.........

Sudah tiga hari Rasya di rawat di rumah sakit, dan akhirnya di perbolehkan pulang, namun itu dengan memaksa dokter supaya di perbolehkan.

Dan sekarang ia dan keluarganya berada di ruang tengah, menonton TV bersama dengan setoples kripik di pangkuan Rasya.

"Kamu ingetkan kata Mami di rumah sakit?" Kata Jihan mengingatkan, tanpa menoleh ke arah Rasya.

Rasya yang sangat ingat dengan kata Maminya itu menaruh kripik toplesnya di atas meja, dengan bibir yang maju lima senti.

"Pi bantuin Rasya dong pi, supaya Mami gak jadi mondokin Rasya," rengek Rasya pada Papinya.

Ansel hanya mengangkat bahu menandakan dia tak bisa apa-apa

Melihat respon dari Papinya Rasya mengendurkan bahunya,"mi Rasya gak mau mondok, tapi Rasya juga gak bisa ninggalin geng Rasya. Mami tolong ngertiin Rasya" ucapnya sambil menangkupkan tangannya di depan dada.

"Gak ada penolakan sya, ini udah keputusan Mami. Dan Papi juga setuju-setuju aja," kata Jihan sambil melirik tajam ke arah Ansel.

"Eh ia mi, Papi setuju," ucapnya takut-takut, dari pada ia di amuki oleh macan betina. Lebih baik di iakan, meskipun ada rasa tak ingin memondokkan Rasya.

"Dua hari lagi kita berangkat," final Jihan.

Rasya mengamuk mendengar penuturan dari maminya, apa mereka sudah tak mampu menjaga Rasya, "kenapa kalian sampek segitunya sama Rasya. Rasya tau Rasya nakal dan gak bisa di atur, tapi gak gini caranya" amuk Rasya.

"Ini demi kebaikan kamu sya" ucap Jihan tetap sabar.

"Kebaikan mami apa Rasya"

"Besok kamu berangkat" ucap Jihan dan pergi ke kamarnya.

"Terserah argh" ucap rasya dan menendang kursi di depannya.

Ansel yang melihat anak dan istrinya yang sedang adu bacot tak tau harus membela siapa, membela anaknya, istrinya mengamuk. Membela istrinya, anaknya ngamuk. Mungkin menjadi penonton itu lebih baik.

~~~~~
Seperti biasa, Rasya harus di bangunkan oleh alarm mulut supaya bisa bangun.

"Rasya ini udah jam 7 sya, bangun," teriak Jihan sambil membuka gorden kamar Rasya.

"Ia mi bentar lagi. Apa mami gak capek teriak-teriak terus? Rasya yang denger capek tau mi," ucapnya sambil mengucek matanya.

"Cepet mandi, terus turun. Mami udah ngundang temen-temen geng motor kamu buat perpisahan," ucapnya sambil berjalan keluar.

"Ha. Mami Rasya gak mau mondok" rengeknya sambil berlari menuju maminya. Memeluk kaki maminya memohon supaya di batalkan pergi mondoknya.

"Mami Rasya mohon mi."

alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now