Tigapuluhdelapan🎉

95 8 0
                                    

Rasya termenung, ia masih mengingat ucapan Alby yang mengungkapkan cintanya kepadanya, Rasya tidak bisa menampik jika ia senang dengan kejujuran Alby, namun disisi lain apakah ia bisa menjadi seorang istri bagi Alby.

"Terima, enggak, terima, enggak, terima!"

"TERIMA DONG MASA ENGGAK," teriak Jingga.

"Astagfirullah. Bisa gak kalo masuk itu pakek salam?"

"Haha maaf maaf. Assalamualaikum."

"Ck. Waalaikumsalam."

"Gue denger yang lo omongin sya."

"Ck nguping!"

"Gue gak nguping kok, cuman pas mau masuk gue denger, dan menurut gue itu adalah hal langka, jadi gue dengerin!"

"Ck, kebiasaan lo gak pernah berubah bang."

"Itu lo tau!" Jingga mengangkat bahunya acuh.

"Anak lo gak ikut?"

"Biasalah main sama obe!"

"Bang. Dulu waktu lo milih Mbak Fina jadi istri lo. Lo yakin banget gak sama dia?" Tanya Rasya hati-hati, takut menyinggung perasaan Jingga.

"Gue paham kok maksud dari pertanyaan lo! Gue dulu percaya sama Fina, banget malah, tapi takdir gak ada yang tau sya, dia selingkuhin gue, dan akhirnya gue mutusin pisah sama dia."

"Sabar ya bang. Maaf kalo gue udah lancang nanya hal itu ke lo!"

"Buat pelajaran aja! Inget ya sya patah hati tersakit itu berharap pada manusia, jadi lo cinta boleh, sayang boleh, tapi jangan lo gantung hidup lo cuman gara-gara cinta!" Nasehat Jingga.

Rasya tersenyum, dan mengangguk mantap.

"Gak ada salahnya lo nerima Alby, gue yakin bakal jagain lo, tapi kalo soal menyakiti, gue gak jamin!"

"Kok gitu?"

"Alby manusia sya."

Rasya mengangguk, puas mendengar nasehat dari Jingga.

"Dad!" Panggil bocah kecil yang masuk dalam ruangan Rasya.

"Wah Hai bro!" Sapa Rasya.

"Enty mana emmad?" Tanya Farel 'putra Jingga'

"Di rumah sayang!" Rasya menghampiri Farel dan menggendongnya.

"Sya gue harus ke hotel dulu, ada orang komplain tentang masakan anak buah gue."

"Yuk kita ke hotel Dady."

"Ayo Dad."

••••••

"

Rasya lo bisa, bisa sya!" Ucap rasya penuh semangat.

Rasya terus saja memandangi kertas kosong di depannya, ia tak tau harus berbuat apa dengan kertas kosong itu.

"Rasya lo shalat istikharah dulu terus tulis apa yang mau lo jawab. Eke gue harus tenang huft huft huft."

Rasya ingin mengambil wudhu' tapi suara pesan di ponselnya membuatnya mengeceknya terlebih dahulu.

Bang Alby.
Bagaiman apa kamu bisa menjawabnya hari ini?

Rasya menggigit bibir bawahnya, melemparkan ponselnya kearah kasur dan pergi ke kamar mandi sambil mengacak rambutnya.

Setelah melaksanakan sholat istikhorah dan bedagai doa ia lafalkan, tak lupa doa terhadap kedua orang tuanya yang sudah bahagia di alam sana.

"Bismillahirrahmanirrahim."

Rasya menuliskan jawaban yang ia akan utarakan kepada Alby. Rasya tak mau membuat Alby kecewa jika membaca suratnya.

Rasya langsung meminta jasa ojek online untuk mengantarkan surat itu.

•••••

Rasya yang sedang menunggu ojek online dalam pengantaran barangnya, ia tak henti-hentinya mengucapkan istighfar.

"Akhirnya tuh ojol datang juga!"

"Dengan nama Mbak Rasya Aditya!"

"Ya pak, bapak tolong anterin dokumen ke alamat ini ya pak, bapak harus pastiin kalau bapak ngasih dokumen ini langsung ke orangnya. Namanya Alby."

"Kalo yang nerima satpam neng?"

"Bapak paksa aja satpamnya suruh manggilin pak Alby ya pak!"

"Waduh neng sa_"

Rasya segera mengeluarkan lima lembar uang seratus ribu di depan Bapak ojol.

"Kalo gitu sih saya mau neng!"

Rasya memutar bola matanya malas dan memotret tukang ojol beserta motornya.

"Buat apa neng?"

"Takut gak sampai, saya bisa lacak motor bapak dengan gampang."

"Waduh ya udah neng lagi saya mau gaya dulu!"

Rasya membulatkan matanya, di kantor ia sangat ditakuti karna kedinginan dan tatapannya, kenapa tukang ojol ini malah meminta lebih.

"Huft oke. Tangannya di masukin saku pak, terus senyum Pepsodent pak. Satu dua tiga cekrek. Oke selesai."

"Wih liat neng? Bagus banget neng, kirim ke hp saya neng, mau buat propil WA."

Rasya geram dengan tukang ojol ini bisa-bisanya ia di permainkan.

Rasya langsung mengirimkan foto hasil jepretannya dan langsung berlari kedalam rumah, jika tidak mungkin saja tukang ojol itu akan meminta Rasya untuk meng-copy fotonya.

Sungguh aneh kan!

alby & Rasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang