Duapuluhlima🎉

100 12 0
                                    

Sebuah tempat, yang di penuhi dengan asap rokok, dan senjata yang tersusun rapi di dinding, menjadikan siapapun yang masuk kedalam akan bergidik ngeri melihatnya.

Para lelaki yang sedang berolah raga, ada juga yang sedang bermain ponsel, dan ada juga yang sedang menghantam sansak.

"Ken ini tempat apaan, aku kok takut ya!' Alby mengelus tengkuknya yang merasa merinding.

"Ini bascamp Geng Carlos."

"Kok serem ya ken?"

"Ini cuman tempatnya aja serem, tapi anak-anaknya, Hello kitty semua."

Alby dan Kenzie terus berjalan beriringan, sampai pada sebuah ruangan, yang Alby sendiri tidak tau ruangan apa itu.

"Assalamualaikum," salam keduanya.

"Waalaikumsalam," jawab seisi ruangan.

Alby terkejut, ketika melihat Rasya, dan satu cewek bersamanya, tengah tertawa lepas bersama para lelaki.

"Lo ngapain disini?" Tanya Rasya sambil melihat penampilan Alby yang berubah, jens hitam, kaus putih kebesaran, dan jaket yang menutupi lengannya.

"Kamu sendiri?" Tanya balik Alby.

"Ini kan, markas gue, ya suka-suka gue dong."

Alby lupa jika Rasya termasuk salah satu Geng Carlos, "oh."

"Oh doang. lo ngapain disini Ustad, eh maksud gue bang, dan penampilan lo."

"Saya di ajak Kenzie, dan kenapa sama penampilan saya?"

"GANTENG," teriak Raina di samping Rasya, membuat Rasya harus mengelus telinganya.

"Gak, be aja," jawab Rasya dan pura-pura fokus pada ponselnya.

Mereka yang tengah berbincang-bincang, terkejut ketika mendengar teriakan dari seseorang, yaang merela sendiri sudah tidak kuat menghadapi tingkahnya, siapa lagi jika bukan sef Jingga.

"SALAM DARI BINJAI," teriak Jingga, yang membawa dua kantong plastik putih besar.

"SALAM," jawab Rasya menghampiri Jingga, dengan meloncati sofa dari belakang.

"Ini pesenan lo, sekarang kita masak yuk, ade manis," ajak Jingga sambil mberikan satu palastik putih ke arah rasya.

Rasya membukanya, dan tak melihat pesanannya, mencibikkan bibirnya ke arah jingga, "Cimory gue mana?" Rengek Rasya, sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Ada nanti seler yang mau anterin, lo gak bilang mau yang rasa apa, gue borong aja, karna gue gak bawa mobil, jadi gue, suruh anterin kesini."

"Lo borong semua rasa bang?" Tanya Rasya dengan wajah berbinar.

"Ya adek manis."

"Lo minta sama pabriknya gue beliin sya," sambung Vier dari arah sofa.

"Huaa makasih Abang," Rasya memberiakan ciuman jarak jauh ke arah Jingga, dan Vier.

"Hoek, mau muntah gue sya," canda Jingga.

Alby yang melihat tingkah Rasya hanya tersenyum simpul, Rasya sangat di sayang oleh geng carlos, dijaga layaknya emas, dan dimanja seperti adik kandung mereka.

Rasya dan Jingga langsung pergi kedapur untuk memasak, senakal-nakalnya Rasya, dia pandai dalam masalah memasak, asalkan tidak malas, dan Jingga, jangan tanyakan dia adalah sef di restoran.

Jingga, dan Rasya bukan hanya memasak, tapi mereka juga mengadakan karoke dadakan di dapur.

Rasya yang memegang sendok sayur, sebagai mikrofon, dan Jingga yang menjadi gitaris, dengan sapu sebagai gitarnya.

Samuel, yang tak mau ketinggalan konser, datang menghampiri mereka, dengan sumpit, dan pura-pura bermain drum.

Raina yang sejak tadi melihat Alby memandangi Rasya, bertanya, "ekhem, maaf gue boleh nanya?"

Alby melihat ke arah Raina dan tersenyum, "boleh,"

"Lo suka sama Rasya? Soalnya gue lihat, lo mandangin rasya sejak tadi."

Alby menjilat bibirnya gugup, apa sebegitu kentaranya,  jika ia menyukai rasya, atau memang mahluk berkelamin wanita itu sangat perasa, sampai mengetahui jika dirinya menyukai rasya.

Sebelum alby menjawab pertanyaan raina, kenzie memnggilnya.

"Al," panggil kenzie.

"Maaf ya, saya di panggil, Kenzie," ucap Alby lega, karna Kenzie memanggilnya.

~~~

Setelah acara konser, dan masak-memasak selesai, kini anggota Geng Carlos sedang menikmati makanan yang dimasak oleh rasya, dan jingga.

"Masakan lo gak pernah berubah Jing, tetep enak, makin enak malah," puji kenzie pada Jingga.

Entah kenapa setiap Jingga mendapat pujian, pipi Jingga pasti memerah, namun menurut mereka itu hal biasa.

Alby yang melihat Jingga merona langsung tersedak makanannya, membuat Rasya secara spontan mengambil air, berlari ke arah Alby, dan meminumkan air ditangannya kemulit Alby.

Alby tak tau jika Rasya yang menjulurkan air ke mulutnya, meminumnya, sambil memegang tangan Rasya, yang berada digelas.

Semua terkejut melihat perhatian Rasya, kepada Alby, Rasya, yang tidak peduli kepada lelaki, selain anggota Geng Carlos, kini baik terhadap Alby.

"Mungkin Rasya udah move on dari Danial," lirih Raina.

Marvel yang mendengar ucapan Raina, memegang tangan Raina, "somoga."

Namun ada seorang lelaki yang tak menyukai, dengan tindakan Rasya terhadap Alby, mengepalkan tangannya di bawah meja, dan gigi yang merapat menandakan jika dirinya sedang menahan amarah.

"Makasih," Alby melihat ke arah orang yang memberikan air kepadanya, betapa terkejutnya Alby, ketika orang itu adalah Rasya.

Rasya yang sadar jika ia yang sangat antusias tadi dalam membantu Alby, tersenyum canggung, sambil melirik ke arah Abang-abangnya, yang menatapnya.

"E- ia bang."

"Cie...... Bunga-bunga cinta bermekaran," ejek ingga.

Rasya kembali kekursinya, dan kembali memakan nasinya sambil menunduk malu atas perbuatannya tadi, "kenapa gue bisa kek gitu sih sama si Ustad, goblok Rasya, goblok, tapi. Gak-gak, gak mungkin," batin Rasya.

alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now