Tigapuluhdua🎉

103 12 0
                                    

Setelah satu minggu berlalu, Rasya keluar dari hospital Yosep. Keadaan Rasya yang sudah membaik, dan tubuh yang sudah tidak lemas lagi, membuat Vier, mengijinkan Rasya pulang.

"Jangan sampek gak makan, harus, wajib," peringat Vier.

"Ck gue udah besar bang gak usah diingetin."

"Kalo udah besar, kenapa bisa sakit, karna gak makan, hm?"

"E- ya itu," bingung Rasya.

"Apa?"

"Karna, ya karna, Allah mau gue sakit."

Vier mengacak surai rambut Rasya yang tak terikat, "emang lo gak pernah salah."

"Yayalah bang yang salahkan Superman."

"What?"

"Superman kan sempakya di tarok di luar, hahahaha."

Vier dan Rasya saling tertawa, namun tawa mereka terhenti ketika seorang pria masuk kedalam ruang inap Rasya.

"Seru ketawanya?" Tanya pria itu dengan wajah dinginnya.

Rasya dan Vier bingung tak seperti biasanya alien carlos bertingkah layaknya beruang kutub.

"Kenapa?" Tanya Vier heran.

"Gak papa, cuman nanyak, seru ketawanya?"

"Apaan sih bang Jingga, akting lo gak pro," ejek Rasya.

Pria itu adalah Jingga yang masuk dengan stail koki yang masih melekat di tubuhnya.

"Siapa yang akting? Oh ya yang lain mana? Katanya mau jemput lo?" Tanya Jingga tetap dengan wajah datarnya.

"Ck bang lo kenapa sih?"

"Gue gak papa."

"HUAAA RASYA," teriak Raina yang datang dengan Marvel.

Raiana dan Rasya saling berpelukan dengan sangat erat, "yuk pulang."

"Tunggu yang lain belum dateng." Ucap Jingga cuek.

Semua orang melihat kearah Jingga, tak biasanya mahluk alien itu bersikap seperti ini.

Marvel menempelkan tangannya kearah jidat Jingga, namun langsung di tepis oleh sang empu.

"Apaan sih lo?"

"Lo kenapa alien?" Heran Marvel.

Tanpa aba-aba Jingga memeluk Marvel dengan sangat erat, membuat Marvel menggeplak punggung Jingga, karna pelukan Jingga yang begitu erat.

"Gue di tolak, huaa Marvel gue gagal nikah."

Semua yang ada disitu menganga melihat tingkah Jingga yang dengan sekejap berubah menjadi anak TK yang meminta permen kepada Ibunya.

Rasya menghampiri Jingga dan mengelus punggung Jingga, "emang lo punya pacar?"

Jingga melepas pelukannya dari Marvel, "enggak, tapi kita udah ttm-man udah lama."

"Si Riska maksud lo?" Tanya Vier.

Jingga mengangguk lemah.

"Kenapa lo di tolak?" Tanya Samuel yang sejak tadi sudah di ambang pintu.

"Sejak kapan lo?" Tanya Raina.

"Sejak tadi." Jawab Samuel.

"Hua Sam gue di tolak sama si Riska," heboh Jingga sambil menghampiri Samuel meminta di peluk.

"Dih jijik Jing," usir Samuel.

"Kenapa bisa ditolak Jing? Lokan gak jelek-jelek amat, masih bisalah diajak ngelayat," gurau Samuel.

"Ih bang Sam, jangan gitu," bela Rasya sambil mencubit lengan Samuel.

"Katanya gue gak jantle."

"Dia tau lo Anggota geng motor?" Tanya vier heran.

"Tau."

"Terus?" Sambung Raina juga heran.

"Karna gue koki, katanya pekerjaan gue pekerjaan yang biasa di lakuin perempuan."

"Dia tau kalo lo dari keluarga Phonix?" Tanya Vier introgasi.

"Enggak, gue ngakunya kalo gue cuman koki restoran."

"Ck pantes aja dia nolak." Sarkas Raina.

"Lo cinta ke Riska?" Tanya Rasya.

"Enggak juga, tapi cinta bakalan tumbuh kan seiring berjalannya waktu."

"Heh Jingga, lo mau nikahin Riska, tapi lo gk cinta sama Riska, bodoh. Gue tau lo mau jadiin Riska alat buat lo move on dari michel kan?" Murka Samuel.

Jingga mengangguk dan menunduk dalam.

"Bangsat lo Jing, lo mau melampiaskan semua yang lo rasain ke Riska? GILA JINGGA, GILA."

Kenzie yang datang bersama Alby terkejut, mendengar teriakan dari Samuel.

"Ada apa Sam?" Tanya Kenzie.

Samuel pergi meninggalkan ruangan diikuti oleh Vier.

"Dia kenapa?" Tanya Kenzie pada Rasya.

"Nanti gue jelasin."

~~~

Rasya yang tengah mengecek semua aset-aset yang Papinya miliki, beserta, usaha-usaha yang Maminya dirikan, di laptopnya.

Sedangkan Raina ia sibuk dengan ponselnya, sedang melacak seseorang yang ia curigai dari awal kematian Mami dan Papi Rasya.

"Sya gue boleh nanya sesuatu?" Tanya Raina hati-hati.

"Nanya aja Rain," jawab Rasya namun masih tetap fokus pada laptopnya.

"Lo gak mau nyelidikin tentang supir truk?"

Rasya menghentikan jarinya, ia menutup laptopnya dan berjalan kearah Raina yang berada di kasurnya.

"Maksud lo?"

"Supir truk yang salah jalan waktu kecelakaan Mami Papi lo."

"Gue liat di rekaman CCTV sopir truk itu emang sengaja lewat jalur yang salah, soalnya pas gue cek CCTV yang lain truknya itu gak ngelewatin jalan yang salah, malahan baik- baik aja."

Sekedar informasi : Raina adalah seorang hakker di geng Carlos, jadi dengan mudahnya ia bisa melacak, menyadap, menghack dan mencari informasi tentang apapun dan siapapun.

"Bukannya supir truk itu mabuk?"

"Lo liat deh."

Rasya melihat kearah ponsel yang Raina tunjukan ternyata benar, supir truk itu tidak mabuk, tapi kenapa dia melewati jalan yang salah ketika mobil Rasya lewat.

"Lo bener Rain. Kita cari siapa pemilik truk itu," perintah Rasya.

"Ck jangan gegabah, gue udah cari tau, tapi plat nomer truk itu gak ada, udah gak ada yang makek."

"Lah? Kok bisa Rain?"

"Nah itu yang bikin gue heran, apalagi supir truk itu hilang, dan gak disalahin sama pihak kepolisian. Gue udah pergi ke kantor polisi tapi polisi tidak bisa melacak siapa pemilik truk itu."

"Jadi maksud lo kecelakaan Mami Papi, kecelakaan berencana?"

"Tepat sekali, gak mungkin supir truk itu oleng tiba-tiba, dan herannya pas dilacak plat nomernya gak ada."





alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now