Tigapuluhsembilan🎉

99 6 0
                                    

Alby yang sedang membaca bukunya, tiba-tiba ada yang menelponnya.

"Assalamu'alaikum."

"........."

"Ambil saja barangnya!"

"........"

Alby mengangkat alisnya, "apa yang dikirimkan Azara?" Batin Alby.

"Saya akan menemuinya, assalamualaikum!"

Alby menutup telponnya sepihak, dan langsung menuruni ojol di bawah.

"Ini Bapak Alby ya?" Tanya tukang ojol.

"Ya pak saya sendiri," jawab Alby ramah.

"Oh ini pak, dari Ibu Rasya Aditya."

Tukang ojol itu memberikan map yang tadi di berikan Rasya.

"Pengirimnya gak bilang apa-apa pak?"

"Oh tidak pak, malahan Bu Rasya memesan jika map itu langsung saya kasih ketangan bapak."

Alby tersenyum, ia semakin penasaran dengan isi map ini sampai-sampai ia memesan harus diberikan kepadanya langsung.

"Ya sudah terima kasih pak!"

"Eh tunggu dulu pak, saya poto dulu, Bapak gaya Pak, tangannya di masukin kantong terus senyum Pepsodent Pak!" Suruh tukang ojol.

"Untuk apa pak?"

"Sebagai tanda bukti, saya tadi juga disuruh gaya juga."

Alby mengikuti perintah tukang ojol, bergaya, dan tersenyum Pepsodent.

"Ya sudah pak saya pamit!"

•••••

Alby membuka map yang tukang ojol itu berikan, sambil senyam senyum sendiri, karna membaca awalan yang menurutnya itu pantas untuk di senyumi.

Senyum dulu sebelum baca:)

Hai maaf, aku lama yang mau jawab, hehe maklumlah!

Jujur, aku yang mau jawab langsung malu, menurut kamu pasti anehkan wanita seperti aku bisa malu, tapi urat maluku masih melekat kok.

Aku seneng kamu jujur, tapi maaf, bukannya aku nolak, bukan juga aku nerima, aku gak tau, rasa takut mencintai itu ada, berkeliaran dan mengikutiku layaknya bayangan.

Aku bahagia bisa mengenal kamu, mengajariku membaca Alquran, dan banyak lagi pelajaran yang aku sendiri tak bisa hitung seberapa banyak.

Apa aku pantas bersanding dengan guruku yang notifnya sepupuku sendiri?

Aku bingung, aku bimbang!
Aku meminta petunjuk kepada tuhan, dan ternyata tuhan berkehendak mempersatukan kita.

Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan izin dari Allah SWT, aku Azara Syafiqo Aditya menerimamu Muhammad Alby Urdha Candrick sebagai pasangan halalku.

Alby menutup map yang ia baca, memegang dadanya yang sudah berdenyut tak karuan.

"Al ini bukan film al," ucap Alby.

Rasanya kakinya begitu lemas, entah kenapa efek bahagia itu nyata.

•••••

"Baik pak, terima kasih sudah mau bekerja sama dengan kantor saya!" Hormat Rasya terhadap Kliennya.

"Sama-sama, saya juga senang bekerja sama dengan perusahaan Bu Rasya!" Balas klien tak kalah hormat.

"Ya sudah Bu saya pamit dulu."

"Oh ya pak silahkan!"

Rasya masih duduk di Cafe, menikmati secangkir kopi hangat favoritnya.

"Pi, Mi Rasya udah bangkit dari keterpurukan Rasya, Rasya yakin kalian bangga melihat Rasya yang sekarang batinnya.

Rasya seperti melihat seseorang yang dikenalinya, seseorang yang ia hindari beberapa hari ini, dengan ber alasan malu.

Rasya mengernyit, sepupunya itu bersama wanita, tapi siapa wanita itu, kelihatannya Alby sangat akrab.

Apa lagi pakaiannya yang kekurangan bahan membuat Rasya semakin penasaran.

Rasya terus memandangi keduanya, Rasya terkejut kala wanita itu dengan kurang ajarnya, memeluk Alby, namun apalagi ini Alby membalasnya.

Rasya geram, entah kenapa rasanya begitu tidak nyaman melihat pemandangan itu, hatinya terasa berdenyut nyeri, apa itu artinya Rasya menyukai Alby? Atau apa itu Rasya sendiri juga tidak tau.

Rasya tersenyum hambar, sambil menepis pikirannya yang tidak-tidak terhadap Alby.

"Mungkin itu klien cabul sya, alby orang baik gak mungkin dia melakukan hal seperti itu!" Batin Rasya.

Rasya pergi meninggalkan Cafe, tak lupa meninggalkan uang lima puluh ribuan di atas meja sambil memanggil pelayan Cafe.

"Mbak!" Panggil Rasya dan pergi.

°°°°°
"Sya positif thinking itu klien cabul sya, Alby gak mungkin melakukan hal itu!"

"Oke tenang, tarik nafas hemmmmm huuuft, kita kerja lagi sya!"

Rasya mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, pikirannya sudah tenang, ia tak hanya karna salah faham bisa membuat hubungannya dan alby rusak.

Rasya memberhentikan mobilnya tiba-tiba, "tunggu-tunggu, kenap gue gak suka liat mereka? Apa gue cemburu? Apa gue suka sama Bang Alby? Secepat itu? Atau udah lama gue suka? AKH UDAHLAH, INTINYA GUE CALON ISTRI BANG ALBY."

"Tapi gue kan cuman calon? Bukan istri, tapi bodo amat, setidaknya gue lebih berhak dari pada klien cabul itu!"

"Rayna, gue harus minta bantuan Rayna, tapi gue gak ada foto! Dasar geblek, Rayna kan hakker buat apa gue punya fotonya, ngotorin galeri aja, hack CCTV kan pinter tuh anak.

Rasya kembali menancap pedal gasnya dengan kecepatan tinggi, pikirannya benar-benar kalut mengingat wanita yang berpelukan dengan Alby.

alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now