Duapuluh🎉

115 15 0
                                    

Berdamai dengan keadaan, adalah jalan satu-satunya untuk hidup dengan tenang.

Alby, yang tengah rebahan di kasurnya, memikirkan Rasya dan Gus Muhammad, ia sudah tau jika Gus Muhammad, adalah masa lalu Rasya.

"Apa aku bisa masuk ke dalam hati yang sudah di huni oleh orang lain?"

Alby bangun dari rebahannya, mengambil sebuah notebook  yang ia miliki, menulis sebuah rangkayan kata yang menyiratkan tentang perasaannya.

~deary~

Sungguh aku tak tau harus bagaimana? Aku mencintai seseorang yang masih belum menuntaskan masa lulunya.

Aku tak tau bagaimana perasaan ini bisa ada, sejak kapan, dan karna apa aku juga tidak tau, tapi aku merasakannya, saat ini. Rasa yang tak pernah ku rasakan selama aku berpijak di dunia.

Senyuman itu yang membuat jantungku berpacu, seakan meronta ingin di keluarkan, dan senyuman itu juga yang membuatku seakan tak bisa berpaling untuk tak melihatnya.

Aku sadar, semua ini salah, semua ini dosa, tapi aku tak bisa menampik jika aku menginginkan ia menjadi milikku.

Wanita kasar, wanita emosional, wanita keras kepala, dan wanita arogan yang kutemui. Mungkin aku terlihat bodoh bisa menyukai wanita seperti itu, namun entahlah, aku juga tak mengerti, kenapa aku menginginkannya.

2021 baitul jannah.
Azara Syafiqo Aditya :)

Alby menutup bukunya kembali, memejamkan matanya. Mencoba menghilangkan kegundahan yang ia raskan.

"Cinta harus di perjuangkan al, jodoh memang tak akan kemana, tapi siapa cepat dia dapat bukan?" Bisik Hanif yang entah sejak kapan ada di belakanynya.

Alby terkejut mendengar bisikan Hanif, "kamu sejak kapan ada di sini nif?" Tanya Alby introgasi.

"Sejak kamu nulis!" Ucapnya dengan enteng.

Alby terkejut, jadi Hanif tau apa yang ia tulis, dan untuk siapa ia menulis, "ka-kamu?" Gugup Alby.

"Yaya lah tau, Rasya kan?" Tanyanya, dengan nada menggoda.

"I- ia," jawab Alby.

"hahaha santai aja al, aku juga tau ternyata masalalunya dia itu Gus Muhammad, tapi aku gak tau asli ceritanya gimana," cerita Hanif.

Alby hanya tersenyum hambar, "kok kamu tau juga tentang Rasya?"

"Ya taulah, aku sering ngeliat mereka berantem."

"Berantem?"

"Ia. Udahlah al, mending kita tidur, atau gak cari makan gitu!" Ajak Hanif.

Sebelum berangkat Alby memakai baju kokonya, supaya tetap terlihat sopan, dan menjadi contoh bagi  para santri.

Namun sebelum Alby dan Hanif berangkat menuju kantin, Kenzie datang. Seperti biasa hanya tampang datar yang ia tujukkan.

"Al ada yang mau ketemu kamu!" Ucap Kenzie tiba-tiba, tanpa salam.

"Assalamualaikum," tegor Hanif.

Kenzie menggaruk tengkuknya yang tak gatak, akibat terlalu terburu-buru, sampai lupa mengucapkan salam.

"Assalamualaikum," ucapnnya sambil menampakkan gigi putih rapinya.

"Waalaikumsalam," jawab ke duanya.

"Ayok al," ajaknya lagi.

"Emang mau kemana ken?" Tanya Alby.

"Ada yang mau ketemu kamu!"

alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now