Tujuh🎉

151 15 0
                                    

Jam menunjukkan pukul tengah malam, semua santri yang sedang tertidur harus bangun untuk melaksanakan solat malam.

Humaira yang ingin membangunkan Rasya terkejut, karna melihat Rasya yang gemetaran, bibir yang pucat, wajah yang berkeringat, dan suhu tubuh yang panas.

"Astagfirullah Rasya," ucapnya sambil membekap mulutnya sendiri, karna terkejut.

"Kenapa hum?" Tanya Lia, yang melihat Humaira terkejut.

"Ya kenapa sama Rasya hum," ujar hira ikut hawatir.

"Rasya sakit, badannya panas banget," ungkap Humaira, sambil meletakkan tangannya di dahi Rasya, memeriksa suhu tubuh Rasya.

"Kita panggil Ustadzah Badriah, biar di periksa," usul Lia dan di angguki ke duanya.

Hira dan Lia langsung pergi ke kamar para pengurus, namun nihil, mereka tak menemukan satu orang pun di sana.

"Mana ya para Ustadzah, kok gak keliatan," ujar hira celingak-celinguk mencari keberadaan Ustadzah.

"Ya allah, Hira, ini waktu shalat malam udah tiba, jadi Ustdzah ada di masjid."

"Oh ya ya ayok cepetan kita ke sana."

Hira dan Lia, langsung menuju masjid, namun di perjalanan mereka bertemu dengan tritads (Alby Hanif dan Kenzie)

"Kalian kenapa terburu-buru," sapa hanif, namun langsung di tegor oleh Alby.

"Assalamualaikum," tegor Alby.

"Waalaikumsalam," jawab Hira dan Lia.

"Kenapa terburu-buru ukhty, mau kemana?" Tanya Hanif, yang mulai kepo, pasalnya, kedua wanita itu tidak memakai mukenah.

"Mau ke Ustdzah Badriah Ustad," ucap Lia sambil menunduk.

"Emang ada apa?"  Tanya Hanif lagi.

"Rasya sakit ustad."

Kenzie dan alby langsung melotot, mendengar jika Rasya sedang sakit. Entah apa yang merasuki Alby, ia merasa hawatir dengan keadaan Rasya.

"Dimana adik saya sekarang?" Tanya Kenzie hawatir.

"Rasya lagi di kompres sama Humaira Ustad di kamar," ucap Hira.

"Ya sudah kita pamit dulu Ustad assalamualaikum," ucap Lia diikuti Hira.
~~~~~

Rasya sedang tertidur di brangkar rumah sakit, menyebut nama mami dan papinya tanpa henti, dengan air mata yang terus turun tanpa henti.

Ustadzah Badriah dan Humaira yang menjaga Rasya, sementara Hira, dan Lia sudah pulang sejak tadi, karna tak di perbolehkan menjaga orang sakit melebihi dua orang.

Humaira yang sejak tadi berada di samping Rasya, memegang tangan rasya dengan erat, sambil melafalkan salawat supaya Rasya bisa cepat sembuh, dengan ijin Allah.

"Sya, ini aku maira."

"Mami Papi," rajaunya dengan mata tertutup, dan air mata yang mengalir.

"Ustdzah, kita harus gimana, kayaknya Rasya makin parah, apalagi suhu tubuhnya gak turun-turun," hawatir Maira.

"Saya juga gak tau mai, kita doakan saja ya mai," ucap Badriah menenangkan Maira.

"Ya ustdzah"

Rasya tetap meracau Mami dan Papinya, tanpa mau membuka matanya, namun tiba-tiba datang kedua pria bergamis, yang sangat mereka kenali.

"Assalamualaikum," ucap ke dua pria yang datang.

"Waalaikum salam Ustad Alby, Ustad Kenzie," jawab Badriah.

alby & Rasya (End)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz