Tigapuluhtujuh🎉

100 10 0
                                    


"Ada apa? straight to!" Ucap Rasya ketika sudah ada di taman belakang rumah Alby.

"Ekhem, bismillahirrohmanirrohim," gugup Alby.

Rasya mengernyit, untuk apa sepupunya itu mengucapkan basmalah, "positif thinking sya," batin Rasya.

Alby menutup matanya, dan perlahan-lahan membukanya, dan melihat Rasya yang sedang keheranan, mungkin akibat tingkahnya yang aneh.

Alby menggaruk tengkuknya yang tak gatal,  menghilangkan rasa saltingnya.

"ada apa memanggilku? Cepat katakan?" Jengah Rasya yang melihat gelagat Alby yang aneh.

"Sa-saya mau-mau."

"Ck cepat apa yang mau kamu katakan!"

"Saya-aku-aku."

Alby menutup matanya, dan menarik nafasnya dalam-dalam, "aku menyukaimu Azara Syafiqo Aditya."

Alby membuka matanya namun ia sudah tidak melihat Rasya didepannya.

"Azara, Azara," panggil Alby.

Alby mencari keberadaan Rasya, sampai-sampai ia menabrak Ayahnya, karna terlalu antusias.

"Aduh maaf yah, Alby gak sengaja."

"Kamu cari apa al? Sampai gak ngeliat kalo ada Ayah."

"Azara pulang yah?"

"Ya. Tadi dia keburu, karna Muhammad minta eskrim."

"Kan tadi dia bareng kamu al, emang gak pamit?" Tanya Nana.

Alby tak tau harus menjawab apa, jika di ceritakan ia bisa malu karna kegugupannya, sampai tak menyadari jika Rasya sudah pergi.

"Udah kok bun udah."

Alby melihat kearah sofa dan melihat botol susu Muhammad yang tertinggal. Alby tersenyum dan mengambilnya.

"Bunda tau Muhammad makan eskrim dimana?"

"Katanya deket cafe berlian."

"Alby nyusulin Azara dulu ya bun, botolnya Muhammad ketinggalan!"

"Mau ngasih botol, apa pengen ketemu sama putri bunga!" Goda Dewa.

"Putri bunga!" Heran Nana.

"Oh ya, Alby berangkat dulu," pamit Alby dan menyalimi tangan Nana dan Dewa.

"Ayah jangan buka kode depan Bunda dong yah! Inikan rahasia lelaki."

Dewa menyegir kuda dan mengacak rambut Alby, "kelepasan," bisiknya.

"Ayo kok bisik-bisik ngomongin apaan!" Tegur Nana.

"Gak ada apa-apa bun, ya udah assalamualaikum."

••••••

"Mad, jangan tarik-tarik aunty dong!" Tegur Rasya karna Muhammad menarik bajunya.

"Enty sih yama yang nyobyoy sama om Ayby," oceh Muhammad tak mau kalah.

"Oke-oke aunty minta maaf. Mau pesen apa mad?

"Eskim suytan, yang kayak di YouTube!"

Rasya membelalakkan matanya, dulu waktu ia berumur empat tahun masih belum mengenal YouTube, tapi Muhammad! Sudahlah memang akhir zaman begitu.

"Oke aunty pesenin."

••••••

Alby mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, "hari ini aku harus ngungkapin perasaan aku ke Aza, aku mau tidur nyenyak hari ini."

Sesampainya di tempat, Alby langsung berlari kedalam, dan melihat Rasya dan Muhammad yang sedang adu mulut.

Alby tersenyum melihat kedekatan keduanya. Alby menghampiri Rasya, ia ingin mengembalikan botol milik Muhammad dan juga ungkapan kata yang harus ia bicarakan.

"Hai mad!" Sapa Alby.

"Hai om, om ngapin cesini?"

"Oh ini botol kamu ketinggalan."

"Ck dasay enty peyupa!"

"Apa kamu bilang?"

"Aza saya belum selesai ngomong kenapa kamu pergi?"

"Tanyaain aja sama tuh bocah. Emangnya kamu mau ngomongin apa?"

"Aku-saya e aku suka, e," gugup Alby.

Rasya menganggakat satu alisnya ada apa dengan Alby, kenapa ia seperti orang yang sedang ketakutan.

Alby menarik nafas panjang dan menghembuskannya, "akusukakamu," ucap Alby dengan cepat.

"Ha? Bisa gak kalo ngomong itu jangan cepet-cepet, aku gak paham."

"Saya, e mangsudnya aku-suka-sama-kamu!"

Rasya melihat keselilingnya, dan benar saja banyak wanita di belakangnya.

"Sama kamu yang mana?" Tanya Rasya polos.

"Huft. Saya ulang, saya, Muhammad Alby urdha menyukai kamu Azara Syafiqo Aditya."

Rasya menelan salivanya, dan menyuruh Muhammad untuk mencubitnya, "mad cubit aunty mad cubit!"

Muhammad bangun dari duduknya dan mencubit pipi Rasya dengan sangat keras.

"Au sakit bocil. Aunty gak mimpi mad."

Alby tersenyum hangat, "kenapa Rasya sangat lucu disaat dia belum halal untuk saya sentuh ya Allah," batin Alby.

Muhammad menyuapi Rasya sesendok penuh eskrim, "enak?" Tanya Muhammad.

"Enak!"

"Aku terima bagaimanapun jawaban dari kamu!" Ucap Alby supaya Rasya sadar dari lamunannya.

"Aku-aku gak bisa jawab sekarang!"

"Aku tunggu kapanpun itu."

Alby tersenyum dan pergi meninggalkan Rasya dan Muhammad.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now