Sembilan🎉

139 14 1
                                    

Semua santri melakukan kerja bakti di seluruh pesantren, memang setiap dua minggu sekali, mengadakannya, setiap ruangan di bersihkan oleh satu kamar, seperti pagi ini, kamar khodijah di tugaskan membersihkan masjid.

Rasya yang memegang sapu, sambil bersedekap dada, karna kucing yang tak tau diri naik ke tangga masjid yang basah membuat tangganya yang bersih menjadi kotor.

"Badebah, gue udah capek-capek bersiin masjid, dengan seenaknya lo naik kampret," amuknya pada kucing.

"Hey Rasya, kenapa kamu marahin kucing!" bentak Ustadzah Liza.

"Lo gak liat, gue dari tadi ngepel, biar bersih, malah di kotorin."

"Dia kan kucing Rasya!"

"Bodo amat, mau dia Kucing, Kadal, Buaya, Kambing, dia tetep ngotorin tangga masjid."

"Kamu bisa gak sopan sama saya! Saya pengurus disini!"

"Kita sama-sama makan nasi, sama-sama tinggal di bumi, langit yang sama, cuma pangkat yang bedain kita," katanya tanpa rasa takut.

"Kamu ya, gak punya sopan santun. Kamu gak pernah di ajarin sama ibu kamu!" Liza tersulut emosi, mendengar perkataan Rasya, yang menurutnya meremehkannya.

"Heh tukiem, emang lo kenal sama Mami gue!" Bentak rasya tak terima jika orang tuanya di bawa-bawa, karna sifatnya.

"Saya tidak kenal, dan gak mau kenal sama Mami kamu yang gak bisa ngajarin sopan santun."

"Lo yang gak punya sopan santun bich."

"Kamu ngatain saya bich?"

"Dari pada lo ngatain Mami gue, tanpa tau tentang Mami gue."

Lia yang mendengar cekcok Rasya dan Ustadzah Liza, hanya menggelengkan kepalanya. Rasya yang tidak mau kalah, dan Ustadzah Liza yang sok berkuasa.

Lia, Humaira, dan Hira menghampiri Rasya, ia tak mau Rasya memiliki masalah lagi dengan Ustdzah Liza, meskipun tiap harinya mereka bermasalah.

"Afwan Ustadzah, ada apa ya?" Tanya Lia dengan sopan.

"Ajarin teman kamu sopan santun," ucapnya dan berlalu pergi.

Rasya ingin mengejarnya namun Lia dan Maira menahannya," udah lah sya, jangan ladenin Ustadzah Liza, dia emang gitu dari dulu," ucap Lia sambil menahan Rasya.

"Dasar Mak Lampir."

"Udah-udah. Sekarang aku punya pengumuman baru," heboh Hira yang sejak tadi senyum-senyum sendiri, tak memperdulikan Rasya dan Liza yang bertengkar.

"Bahagia banget muka kamu kayaknya!" Ucap Lia.

"Aku denger tadi dari kamar Aisyah yang di tugasin bersih-bersih dhalem. Gus Muhammad bakal dateng!" Ucapnya dengan senyum yang merekah.

"Dan dia bakal ngajar kita," heboh Hira.

"Gus muhammad?" Tanya Lia.

"Ya gus muhammad, anak bungsu kiai. Masak kamu gak tau Lia," heran Hira.

"Oh gus muhammad toh," ucap Maira.

"UNTUK SANTRI PUTRI, NANTI SORE DIMOHON UNTUK BERKUMPUL DI HALAMAN PESANTREN, KARNA AKAN MENGADAKAN ZIARAH KE MAKAM KIAI AL-HAQ."

suara toa terdengar di semua penjuru, menyuruh semua santri untuk berziaroh ke makam kiai pendiri pondok pesantren ini.

Seperti biasanya, Rasya setiap Jum'at, pergi ke makam seseorang yang ia cintai, untuk menceritakan keluh kesahnya setiap harinya. Namun hal itu sebelum ia pergi ke pondok pesantren.

alby & Rasya (End)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu