Duabelas🎉

111 14 0
                                    

Rasya sedang berada di tempat cucian, mencuci bajunya, yang sudah satu minggu tidak mencuci bajunya.

"Nih baju banyak banget lagi, mana gue males yang mau nyuci" ucapnya sambil mengucek bajunya dengan asal.

Rasya yang fokus mengucek noda saos yang berada di kerudungnya, memberhentikan gerakannya, ia seperti melupakan sesuatu, tapi ia tidak ingat, sesuatu itu apa.

"Kayaknya gue ada yang lupa deh! Tapi apa ya?" Manalognya.

Rasya menepuk dahinya, tak memperdulikan busa cucian yang berada di dahinya, ia segera bangkit dari duduknya pergi menuju kamar, tanpa membasuh tangan.

Rasya langsung masuk kedalam kamar mengambil plastik baju yang berada di dalam lemarinya.

"Kamu ngambil apa sya, sampek gak basuh tangan?" Tanya Hira.

Rasya ingin menjawab pertanyaan Hira, tapi Maira menyelanya.

"Ini bukannya baju tritads ya sya?" Tanya Humaira curiga, karna plastik yang membungkus pakayan Alby, transparan.

Rasya tidak tau harus berbuat apa, tak mungkin jika ia bilang tak sengaja memeluk alby, bisa geger nantinya.

"Oh ya ini baju bang Kenzie, gue gak sengaja bersin di depan dia, terus muncrat deh ingus gue," bohong Rasya.

"Ih jorok banget kamu sya, sampek keluar ingus, kena ke baju ustad Kenzie lagi," jijik Maira.

Lia melihat ukuran di baju yang Rasya pegang, mengernyit, "bukannya badan Ustad Kenzie agak kekar ya! Kenapa ini ukurannya L bukan XL."

"Wah parah nih orang pinter, kutu buku, kutu beras, kutu rambut, gue harus jawab apa kalo kek gini," batinnya misuh-misuh kepada lia, yang bisa-bisanya melihat akuran baju ini.

"E- mana gue tau bambang, kan gue cuman suruh nyuci, ya gue cuci aja."

Lia membulatkan melutnya, membentuk huruf O

"Ya udah gue nyuci dulu."

Rasya pergi ke tempatnya, namun setibanya Rasya, di situ, bajunya yang sudah ia kucek kotor lagi, ada bekas lumpur yang menodai bajunya.

"BANGSAT, siapa yang udah ngotorin baju gue?" Bentak Rasya kesemua santri yang berada di situ.

"Eh Fitri, lo tau siapa yang ngotorin baju gue?" Tanyanya dengan suara yang naik tiga oktaf.

"Enggak tau mbak," jawabnya.

"Lo yam?"

"Saya juga baru dateng mbak, jadi saya gak tau."

"Nyuci gak bersih aja, pakek bilang ada yang ngotorin," ucap aini yang entah sejak kapan ada disitu.

"Pasti lo kan sama temen cabe lo itukan?" Tuduhnya.

"Jangan sukdzon dong?"

"Lo kan nyari gara-gara terus sama gue, jadi pasti lo kan yang ngotorin baju gue?"

"Ucapan tampa bukti, namanya penipuan," ucap aini dan berlalu pergi.

"Anjing, gue udah ngucek sampek tangan gue merah semua, malah ada yang ngotorin," amuknya sambil memasukkan kembali bajunya ke dalam bak cuci.

"Awas aja kalo ketemu, gue kucek kayak noda ini."

Setelah satu jam bergelut dengan cucian yang menumpuk, Rasya menjemurnya, namun semua tempat sudah ful, jadi ia tidak bisa menjemur pakaiannya.

"Ya Allah, dosa gue apa, dari tadi banyak yang ngajakin gue adu talent."

Rasya mengelilingi tempat jemuran yang luasnya melebihi lapangan foli, namun nihil, semua tempat sudah ful, karena hari ini memang waktunya mencuci baju.

alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now