Tigapuluhsatu🎉

112 12 0
                                    

Seorang gadis mungil, yang tengah meringkuk, di bawah lantai. Menangis tersedu-sedu, "Mami, papi, hiks Rasya kangen hiks hiks."

"Rasya butuh kalian, Rasya hiks."

Alby yang di suruh bundanya untuk menghantarkan makanan kerumah rasya, bingung, karna rasya tak terlihat, "biasanya Azara jam segini ada di depan TV, mana dia."

Alby pergi ke arah kamar Rasya, kamar yang tak tertutup rapat, membuat alby bisa melihat kedalam.

Alby hanya melihat sebuah kertas berserakan di lantai, namun tidak ada orang di kasur, karna kasur terlihat masih rapih.

Alby mengetuk pintu terlebih dahulu, namun tak ada sahutan dari dalam kamar. Langsung saja Alby masuk.

Alby terkejut ketika melihat Rasya yang meringkuk di lantai, dengan mata yang bengkak dan menghitam.

Alby berjongkok dan mengguncang tubuh Rasya, "za, Azara, bangun."

Alby semakin bingung, ketika Rasya tak membuka matanya, Alby mengecek suhu tubuh Rasya, "panas, Azara bangun."

Alby menggendong rasya ala bridal style, dan menidurkan rasya ke arah ranjang.

Alby bingung harus berbuat apa, Alby bingung dan ia langsung menelpon kenzie.

"Ck lama banget mengangkatnya ken?"

"Aku tadi abis dari Hamam al, ada apa pagi-pagi nelpon?"

"Rasya sakit ken."

Kenzie mematikan telponnya sepihak, membuat Alby, bernafas kasar.

"Pada dasarnya batu, gak bakal jadi sirup," kesal Alby.

Alby mengambil air dan handuk untuk mengompres Rasya, Alby melakukannya dengan begitu telaten.

"Azara, Azara," panggil alby, namun tak ada sahutan dari Rasya.

Alby terkejut ketika kenzie datang dengan mata yang memerah.

"Assalamualaikum," tegur Alby.

"Waalaikumsalam," jawab Kenzie cuek.

Alby hanya geleng-geleng kepala, mendengar jawaban dari kenzie.

"Sya, Rasya, bangun," panggil Kenzie.

"Udah aku bangunin dari tadi gak bangun-bangun."

Kenzie langsung mengecek denyut nadi Rasya. Kenzie terkejut karna denyut nadi rasya begitu lemah.

Tanpa aba-aba kenzie langsung menggendong Rasya keluar.

"Sabar al, dia temen kamu."

~~~

Hospital Yosep.

Vier yang sudah keluar dari memeriksa rasya, langsung disambut oleh Kenzie, dengan pertanyaan.

"Vier Rasya gak kenapa-kenapakan? Dia sakit apa? Kenapa dia bisa demam? Apa Rasya harus nginap?"

"Ck lo gak bisa jaga Rasya?" Tanya balik Vier.

"Maksud lo?" Heran Kenzie.

"Maghnya kambuh, perutnya kosong, kayaknya dari kemarin dia gak makan."

"Lo gak ngingetin Rasya makan?" Tanya Vier lagi.

"Gue selalu chat dia kalo udah waktunya makan," bela Kenzie.

"Ck, bukan cuman gak makan vaktornya, dia stress, mungkin dia rindu sama Mami Papinya."

Sebelum Kenzie berucap, suara Mamanya terdengar, membuat Kenzie mengurungkan ucapannya.

"KENZIE," ucap sarah sedikit berteriak, sambil berjalan sedikit kencang.

alby & Rasya (End)Where stories live. Discover now