* And you make me feel like I'm out of my mind. But, it's alright *

8.9K 433 35
                                    

   Banyak sekali anak-anak dibawah umur dengan penampilan dekil dan tangan penuh tanah. Merunduk dalam ketakutan melihat banyaknya moncong senapan yang menempel diantara mereka. Sesekali di kebisuan mereka terdengar isakan kecil dari beberapa yang di sandera.

  Perut kecil mereka dipaksa menahan lapar dan tenggorokan mereka bahkan sudah sakit untuk sekedar menelan angin. Baju yang tak layak juga keadaan yang tak bagus. Para tentara Rusia yang bekerja dalam kemisteriusan tengah membawa mereka ke tempat antah berantah.

  Di sela pojok paling sunyi, dua bocah kecil dengan wajah paling berbeda diantara semua hanya dapat berbagi perasaan lewat genggaman tangan yang tak menyiratkan sebuah perpisahan. Terlalu erat juga kuat akan perasaan yang kacau.

  Satu yang berbulu mata panjang hanya melempar tatapan kosong pada sekitar dengan tangan mungilnya mencoba memberi kekuatan untuk temannya yang di penuhi gemetar ketakutan. Masa depan memang sebuah teka-teki bagi manusia, tapi mungkin milik mereka punya genre yang ngeri dan mendebarkan.

  "takut..."

  "Gwaencha..na...Nono, ada Nana."

  Hanya dua bocah itu saling berbisik satu sama lain lewat tatapan. Meski beramai-ramai dalam kendaraan khusus tawanan, mereka tetap merasa kesepian. Tapi setidaknya mereka punya masing-masing untuk saling menggenggam erat di bawah tekanan.

Ckitt

"ubiraysya vsekh!"
(Trans : keluar kalian semua!)

  Kesunyian itu pecah oleh tangisan takut dan kesakitan anak-anak kecil yang di seret kasar oleh tentara-tentara itu. Mereka dipaksa keluar dan berjalan berbaris menuju perkemahan senjata khusus Rusia.

  Lalu dipaksa jongkok dalam barisan menghadap sosok dengan baju yang berbeda. Dengan tetap menerima intimidasi senjata oleh para tentara. Setelah suasana sedikit terkendali, sosok itu mengangkat tangan menitahkan turun senjata untuk para tentara.

  "milyye detki. No pochemu tvoya sud'ba takaya gor'kaya?"
(Trans : anak-anak manis. Tapi kenapa hidup kalian begitu pahit?")

  Sejenak pria itu menghentikan ucapannya untuk menghela nafas prihatin. Ia bahkan menelisik jauh bahwa ada anak-anak luar kewarnegaraan yang bisa sampai kemari.

  "I won't kill all of you, natural selection did. soldiers take you to train.  you all feel right?  how hard it gets according to rice and a sip of water?
   so I want to train you as my alms. Not free of course. practice being strong people! and the world will be better for you."

  Pandangan bocah dengan mata sipit sedikit mendongak, ia bisa melihat pria itu memberi isyarat kepada bawahannya untuk menggiring mereka ke tempat yang ia tak tahu.

  "Ikuti saja no."

  "Tapi aku tak mau berpisah denganmu, na..." balas si sipit lirih.

  "Kalau begitu... Kita harus tetap hidup, ne. Janji pada Nana untuk tetap hidup, Nono.."

  "Ungg."

  Mereka mungkin tak sadar kalau pria yang berbicara tadi sebenarnya berpindah di belakang mereka dan bisa mendengar bisikan penuh harap keduanya. Raut wajahnya mengiba seketika, ia bisa menebak kedua bocah itu bukan ras Eropa atau Amerika, itu rupa mereka yang berasal dari Asia.

[✓] Thantophobia || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang