bon chap : need a little longer time

1.1K 105 8
                                    



.................

   Jaemin melirik prihatin pada suaminya yang sedari tadi memijat kepalanya sendiri di meja kerjanya. Sebagai istri yang baik dia membawakan segelas kopi dan cemilan. Jeno yang sadar kehadirannya langsung menutup berkas-berkas kasus yang sedari tadi membebani itu. Dominan itu tak membiarkan jaemin beranjak setelah meletakkan kopinya di meja, ia menarik tangan jaemin untuk mendekatinya dan membawa jaemin duduk ke pangkuannya.

   "Kasus apalagi itu?" Jeno memejamkan mata menikmati pijatan ringan di kepalanya.

   " Kasino Baila. Mereka memburu manusia albino untuk dijadikan bahan taruhan judi. Aku pun tidak tahu ada apa dengan otak mereka itu," jelas Jeno.

  Jaemin tersenyum lembut, mengecup kedua mata Jeno yang tertutup lalu turun untuk melumat bibir sang suami. Keduanya menikmati pergulatan itu, mumpung empat bocah perusuh rumah itu sedang pergi.

   Permainan mereka berlanjut hingga persetubuhan. Jaemin mendesah pasrah dengan rasa nikmat yang bertubi-tubi memenuhi dirinya. Keduanya bermain dengan anteng dikursi kerja, tak sadar bahwa ada dua dari empat bocah perusuh sudah berdiri hendak mengetuk pintu kerja sang dadda.

   "Oh...fuck, jadi ini kerjaan dad dan mama kalau kita pergi kak?"

   Sasha melihat kearah kirion, ia lalu kembali melihat kearah pintu yang tertutup dengan raut julid.

   "Sudahlah, kasihan juga kan junior dad... Sudah lama tak dipijat, pasti lelah menghadapi beban duniawi," jawab kirion sekenanya.

   "Ayo turun, kasihan kalau kita ganggu. Aku tahu rasa sakitnya," sambung kirion sambil melirik kepunyaannya.

  Sasha menatap kakak keduanya tak percaya, "kau... Pernah?"

   Kirion membalas Sasha tak kalah aneh, "kau tak pernah main solo?"

   Wajah Sasha berubah pias, "sial! Aku perempuan, bajingan!" Tak lupa mendaratkan satu geplakan di kepala sang kakak.

   "Oh! Oh maaf, aku lupa. Sudah ayo turun, Allen harus pemanasan sebelum menghadapi amarah mama." Kirion menggandeng Sasha untuk turun tangga.

   "Memang akan marah? Bukankah sex biasanya membuat orang sumringah setelahnya?"

   Kirion berhenti lalu melihat kearah Sasha yang berada di belakang beberapa anak tangga atasnya. Dahinya mengernyit, "tahu darimana kau?"

   "Belajar dan pengalaman. Biasanya tiap dad sumringah seperti matahari Teletubbies yang baru terbit, pasti mama akan kelelahan kan? Mana mungkin mereka akan naik pitam," jelas sasha.

   Kirion mendengus, "dan yang mereka hadapi adalah Allen."

   Sasha seketika tersadar, "oh benar."

   Keduanya pergi kembali ke ruang tamu dimana Lev sudah duduk di sofa menatap tajam pada Allen yang berdiri didepannya. Di wajah bocah itu ada luka baret dan lebam disekitar bawah dagunya. Tapi bocah itu tidak terlihat meringis ataupun merasa bersalah, dimatanya itu terlihat jelas bahwa ia menantang kakak sulungnya.

  "Почему ты ударил его, Аллен?"
(Trans : kenapa kau meninjunya, Allen?)

   "Он отстой! Посмеяться над именем, к счастью, оно не оторвало ему рот!"
(Trans : dia menyebalkan! Mengejek mama, untung tidak kusobek mulutnya itu!)

   Lev menghela nafas frustasi, meminjam ringan pangkal hidung mancungnya itu. Tapi kedatangan kirion yang mendukung Allen membuat suasana diantara mereka ricuh.

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now