*I love you, sibling*

1.1K 158 18
                                    


...........

Duk Duk Duk Duk!!!

  "Bukaa! Mamaa! Daddaaa! Bukaaa!!"

  Jeno mendesis kesal mendengar gedoran kencang di pintu kamar. Ia memutuskan bangkit dan melihat keadaan jaemin. Masih tepar, ck! Adikku memang yang terbaik. Jeno tersenyum menang dengan pemikirannya itu. Tapi kembali kesal mendengar gedoran yang semakin brutal.

   "Ck! Berhenti merusuh di pagi hari Sasha Tusykanova Tiriro!"

   "Maka buka pintunya, Dad tidak tuli kan? Tangan sha sudah memerah ini!! Bukaaa!"

   "Aishhh... Iya-iya," cklek...

   "Apa?" Jeno menahan tubuhnya di tengah pintu. Hanya memperlihatkan kepalanya, melirik risih ke bocah perempuan yang hanya setinggi paha atasnya.

   "Mana mama Sasha? Jangan menyembunyikannya!"

   "Dih... Siapa kau mencari-cari istriku?" ejek Jeno.

  Mulut Sasha terbuka, speechless dengan perkataan daddanya. "Dad lupa ingatan? Mukaku semirip ini dengan dad, dan... Masih bertanya juga? Apa mata dadda sudah rabun? Bisa-bisanya bertanya aku siapanya mama?... Aku tak habis pikir," tutur Sasha pedas.

   "Menyesal aku kenapa kau yang menang di rahim istriku. Seumur hidup tak pernah aku berkata seperti itu pada ayahku."

   "Sejak kapan kita punya kakek?— oh, iya... Ada oji-chan. Tapi memangnya oji-chan menganggap dadda anak?"

   Oh god, I got a headache.

  Di atas ranjang, Jaemin mulai terbangun dari tidur panjangnya. "Ugh– ah! Sssshh, astaga.. perih." Tubuhnya terasa ngilu dari ubun-ubun hingga ujung kuku kaki. Jeno menggempur tubuhnya tak kira-kira, entah berapa kali ia pingsan lalu sadar saat hukuman Jeno. Bahkan kini bergerak saja rasanya ngilu, terlebih bagian bokongnya.

   "Mama!!! Mama baik-baik saja kan? Minggir daddd!"

   "Ck! ini masih pagi, Sasha. Kembali ke kamarmu."

   "Apa pula kembali ke kamarku? Aaaa! Lepaass, mamaaa~"

   "Diam tidak," titah Jeno.

   Jaemin mengintip dari tidurnya, sebuah hiburn melihat Jeno melawan Sasha yang kekeuh ingin masuk ke dalam. Keduanya saling menjegal di depan pintu. Sedihnya semua rasa geli yang menggelitik bibirnya untuk tertawa terhalang rasa pegal dan ngilu di ujung bibir

   Jeno benar-benar.

  "Ada apa ini? Kenapa berisik sekali??"

   Sasha seketika berlari memeluk Lev yang keluar kamar dengan rapi disusul oleh kirion. "Kenapa dadda berantakan sekali?" Kirion melirik daddanya dari atas ke bawah.

   "Astaga, seperti gelandangan."

  "Cih! Kenapa juga kalian Serapi itu?" Sahut Jeno nyalang.

   "Mwo??? Dad? Ak– tunggu, kau lupa hari ini kami akan memasuki sekolah dasar??"

   Deg.

   "A-akh... Awhh sakitt," ringis jaemin.

   Keempat mahluk hidup di depan pintu itu menoleh bersamaan ke arah kamar. Sang penguasa rumah yang dicari-cari tuan putri akhirnya terbangun, tapi...

   "Oh my goshhh!!! мама, что с тобой??? Почему твоя шея в синяках? Это сделал папа?" serang Sasha dengan segala pertanyaan.
  (Trans : mama, apa yang terjadi padamu? Kenapa leher mama lebam begitu? Apa dadda yang melakukannya?)

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now