* time to face your pain. to make it better you need to heal first*

876 143 3
                                    

  

   

     Jaehyun diam-diam mengikuti sosok yang mencurigakan itu. Suara ledakan senjata api tadi membuatnya penasaran, ditambah ia melihat satu sosok pria dikejar oleh beberapa orang. Jaehyun juga diam-diam menitahkan anak buahnya untuk berpencar. Pengejaran itu berhenti di terowongan terbengkalai. Kini pria menuju setengah abad itu bersembunyi dibalik kotak-kotak kardus tak terpakai.

   Matanya dimanjakan oleh pertarungan satu lawan belasan orang. Ia kurang bisa mengenali sosok yang dikejar karena semua orang-orang mencurigakan itu mengenakan pakaian hitam. Tapi bisa ia lihat apa tujuan sosok itu, arah pandangannya bergeser kearah tiga bocah yang tergeletak di bawah kaki perempuan dengan pakaian khas Jepang. Jaehyun sedikit menyipit mencoba mengintip wajah ketiga bocah itu.

   Jaehyun sedikit terpukau menyaksikan satu orang itu mampu menghabisi belasan orang suruhan yang jaehyun percaya merupakan anak buah perempuan itu. Ia jadi merasa seru mengintip pertarungan mereka.

   " Tuan Tiriro... Kapten utama prajurit elit rahasia, suami Nakamoto jiro? Sepupuku, ne." Perempuan itu berucap dengan bahasa negaranya, beruntung jaehyun paham.

   " Bagaimana kabarmu setelah menghamili adikku? Dan membunuhnya?" Bisa jaehyun lihat kepalan tangan perempuan itu mengerat.

   "Senang. Kau? Aku membayar mahal perias untuk menghiasi mayat perempuan itu dengan pita," jawab pria itu santai.

   "KAU!—

   " Dan lagi... Aku tak Sudi menganggap anak dari benih yang bukan milikku."

   Suara ini, jaehyun rasa mengenalnya. Tapi yang bisa ia lihat hanyalah postur belakang pria tersebut. "Lalu kenapa kau membunuhnya? Ia mencintaimu."

   "Salahnya sendiri berani menitahkan orang-orangnya menculik anak-anakku. Seperti kau yang sekarang ini," ujar pria itu dingin.

   Jujur, bulu kuduk jaehyun meremang mendengar sarat kekejian di suara pria itu. Ia baru pertama kali mendengar orang yang begitu mengerikan dari suaranya. Ia yakin perempuan itu pun sama merindingnya.

   "Itu karena adikku mencintaimu. Ia hanya ingin kau menikahinya demi anak di perutnya, bukankah kau yang berjanji manis pa—

   "Oh ya? Ahahaha... Manis sekali persaudaraan ini, yah. Aku jadi sedikit terharu, Nakano saki dan Nakano sasaki... Kalian kembar kah?" sekalipun pria itu tertawa, itu tidak terdengar lelucon. Tapi seperti alarm bahaya.

   "Kau...."

   "Hati-hati, istri manisku bisa saja menjadikan kalian bahan utama restorannya... Tidak membaca biografinya di data yang berhasil kalian curi, kah?"

   Pria itu tampak berjalan dengan tenang mendekati perempuan itu. Tak peduli acungan pistol yang terarah tepat di jantungnya. Amarah yang sedari tadi tertahan kini tak dapat lagi Sasaki redam. Ia dengan ceroboh menarik pelatuk berusaha menembaki pria itu dengan pistolnya. Sayang sekali, karena rasa geram yang tak tertahan. Tangannya menjadi gemetar hingga membuat pelurunya meleset.

   " Meleset?"

    Dengan perasaan dendam perempuan itu menarik katana dari sarung yang tersampir di balik punggungnya dan mengayunkannya ke pria itu dengan secepat kilat. Sayangnya orang yang ia tantang punya pengalaman dan pengajaran lebih tentang ilmu pedang negara tirai bambu tersebut. Serangan- serangan yang dilancarkan Sasaki sangat kacau, ketara dengan perasaan dendamnya. Ia hanya ingin pria itu mati. Atau salah satu dari anak-anak nya.

   Jaehyun merasa semakin waspada melihat pria itu terlihat bermain-main dan terus menghindar tanpa melawan balik. Namun disaat kewaspadaan jaehyun berada dipuncak, kedatangan kawan lama membuat rasa penasarannya mencuat.

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now