watching the flowers bloom with me

932 135 3
                                    


..........

"Bunganya indah sekali ma," puji Sasha yang tengah menikmati buah muscat di mejanya.

Jaemin yang baru datang dengan buket bunga baru tersenyum manis mendengar pujian dari sang anak.

" ini namanya higanbana, mama rencananya ingin membudidayakan ini di pulau pribadi dadda."

Mata gadis kecil itu membulat penuh ketertarikan, ia membawa semamgkuk muscat di pelukannya dan mendatangi sang ibu yang tengah menyusun bunga di vas. " benarkah? pulau yang mana?"

" yang ada mercusuarnya, sasha ingat kan?"

Sasha mengangguk semangat sambil memasukkan muscat ke mulutnya. Ia ingat sekali pulau itu, daddanya dulu pernah membawa mereka sekeluarga untuk liburan. " Itu tempat paman kareem kan?"

"ya, besok juga akan ada paman morgano dan adik bayinya, paman yeonjun dan paman soobin, paman hongjoong dan paman seonghwa, akan ada banyak orang besok."

Kepala gadis kecil itu miring, " tumben sekali ma, ada acara apa?" tanya sasha.

" Ada pesta nanti. Ada paman renjun, oji-san, oba-san, keluarga mama dan keluarga dadda," jelas jaemin.

Rasa penasaran sasha semakin tinggi, anak perempuan satu-satunya keluarga tiriro itu secara mandiri menarik kursi dan menaikinya. Berdiri diatas kursi agar sejajar dengan sang mama," dadda punya keluarga ya ternyata ma? sha baru tahu."

Gerakan tangan jaemin terhenti mendengar celetukan anaknya, submissif yang tengah mengandung itu melirik sang putri dengan tatapan tak bisa diartikan. "ya, dadda tentu saja punya."

" Jadi sasha punya nenek dan kakek yang lain. waah, menyenangkan punya kakek dan nenek yang banyak!" anak itu berputar dengan sedikit gerakan selebrasi yang di mata jaemin terlihat lucu. mama dari triplet tiriro itu tergelak melihat tingkah sasha.

" ya, nanti akan kita temui mereka. tapi sasha harus membujuk dad dulu." ucapan sang ibu membuat sasha berhenti selebrasi, dia menatap sang mama dengan alis yang hampir menyatu.

" kenapa begitu ma? dadda tak senang dengan keluarganya ya?" jaemin mengangguk. Sasha itu cukup pintar dalam berkosa kata, dia dengan mudah memahami perkataan jaemin. Itu yang membuat jaemin tak pernah bingung untuk menjelaskan sesuatu padanya. Ditambah jaemin juga tidak pernah suka meromantisasi kalimatnya, jadi anak-anaknya tidak pernah kebingungan. Mereka akan langsung bertanya apa yang tidak mereka pahami dan itu tidak menyulitkan jaemin dalam menjelaskan.

" Sebenarnya bukan tidak menyukai, dadda mu itu tak tahu harus melakukan apa dengan keluarganya. Mereka baru saja bertemu, wajar dadda kalian itu masih merasa asing." sasha mengangguk paham dengan penjelasan jaemin. Gadis kecil tiriro itu kembali duduk tenang menikmati muscat kesukaannya. Mata sipitnya yang mirip sang dadda itu melisik keara perut mamanya yang sudah bulat besar.

" Kapan adik bayi akan lahir ma?" Jaemin menoleh sejenak kearah sasha lalu melanjutkan pekerjaannya mengganti bunga di vas.

" sebulan lagi, sasha tidak sabar ya?" gadis kecil itu mengangguk semangat.

Jaemin menghela nafas lelah, di usia kandungannya yang sekarang membuat jaemin merasa serba pengap. Kehamilannya yang sekarang tidak jauh lebih baik dari saat ia hamil triplet, janinnya sudah besar dan aktif sekali bergerak terutama saat jeno ada di sisinya. Jujur saja kehamilan jaemin yang sekarang cukup membuat ia kehilangan porsi nafasnya setengah sebab si janin yang aktif, mungkin dia tahu kalau dirinya sendirian didalam perut jadi merasa bebas. Kalau dulu kan triplet, bertiga di dalam perutnya pasti mereka segan satu sama lain untuk banyak bergerak.

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now