* we still a family, ma...dad*

1K 143 4
                                    




...............

  Nakamura itu membanting kuat ponselnya kala mendengar berita terbaru dari klan saudara. Pria dengan rambut jabrik berwarna merah bata itu terlihat kusut dengan dada naik turun menahan amarah yang sekiranya telah lepas kendali. Berputar-putar di pinggir kolam koi untuk menenangkan diri dari amarah dan keterkejutan.

   'nona Nakano kedua tewas diracun. Itu campuran arsenik dan Azalea. Dirinya tewas begitu pula bayi dalam kandungannya.'

   "Sial, sial, sial, SIAL!!! Arggh! Kurang ajar kau Nakamoto!! Demi kejayaan Nakamura, aku bersumpah akan memenggal kepala kalian satu-persatu dan menjadikannya sebagai pajangan di rumahku." Nafasnya terengah, mengeluarkan semua uneg-uneg dan amarah yang tersisa dalam sumpah serapahnya.

   "PELAYAN!!"

   "Haii' shuu-sama."

   " Kumpulkan seluruh anggota keluarga. Kami akan adakan rapat," titah pria itu.

   Para pelayan serentak mengangguk. Membubarkan diri memanggil tuan mereka masing-masing. Tidak sampai seperempat jam, semua anggota keluarga duduk di ruang khusus mereka. Ada 5 anggota keluarga yang duduk rapi di bantal utama, mereka kepala keluarga generasi tertua. Terlihat jelas wibawa dan intimidasi dibawah iris tajam mereka. Keriput di wajah tidak membuat tulang belakang mereka bungkuk ketika duduk.

   "Nakano kedua, tewas."

   Terdengar tarikan nafas dramatis dari beberapa anggota keluarga. Selanjutnya isakan tangis pecah di sisi kiri, nyonya utama keluarga Nakano itu sendiri. Tatapan kepala perempuan keluarga Nakano menajam. Itu menjadi dingin dengan sendirinya. "Karena?"

   " Arsenik."

   " Mengejutkan," gumamnya.

   " Siapa pelakunya?" Tanya kepala lelaki keluarga Nakamura.

   " Belum dipastikan, kakek."

   " Apa kau tidak punya jalan?" Lirik kepala perempuan keluarga Nakamura kearah shuu.

   " Aku dan mou sudah pasti akan mengambil jalan sekaligus. Kita harus mengkudeta Nakamoto sialan itu, nenek."

   " Jangan gegabah. Aku tahu bocah Nakamoto itu bukan orang biasa. Kalian seharusnya paham kalau mereka mungkin saja telah dua langkah dari kita," terang kepala perempuan keluarga Nakano.

   " Lalu bagaimana dengan hidup Nakamoto terbuang itu?" Tanya tuan Nakamura.

   " Mereka akhirnya bersatu ayah. Amane mengatakan mereka pergi bersama hari ini," jawab mou.

   " Aku tidak mau apapun selain kepala dari salah satu anak mereka! Mereka membunuh saki ku, hiks... Atau aku akan mogok makan," ujar nyonya Nakano lantang.

   " Jangan bodoh kau yumeko! Putri gatalmu itu pasti melakukan kecerobohan hingga mati sia-sia begitu. Semua juga tahu kalau ia jatuh hati dengan pria– suami bocah Nakamoto itu," balas nyonya Nakamura pedas.

  " Tidak, saki~ huhuhu..."

  " Ibu tenang saja. Aku pasti akan membalaskan kematian saki."

  Seluruh mata melirik kearah perempuan dewasa yang duduk di belakang tuan dan nyonya Nakano. Terlihat jelas kemarahan yang tercetak di wajah orientalnya. Itu nona pertama keluarga Nakano, sasaki.

   "Bagaimana caramu?"

   " Apapun itu. Anak mereka harus menemani adikku di alam baka. Nyawa di balas dengan nyawa."

   "Lakukan apapun. Tapi jangan ceroboh."

   "Aku tahu langkahku, oji-sama." Perempuan itu menunduk sekilas. Ruangan itu menjadi sepi namun suasana mencekam akan aura marah yang menguar dari nona Nakano pertama itu membuat semua diam. Tak sadar ada sepasang mata yang melirik dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now