*take a step hon, it's only a little longer*

985 132 11
                                    



..................

     "Dia mulai terlihat."

    Jaemin diam terpejam, menikmati elusan Jeno di baby bump nya. Keduanya tengah berenang, sebenarnya bersama anak-anak. Hanya saja tiga bocah itu memilih berenang di kolam karet. Berbicara tentang kehidupan mereka yang sekarang. Jeno dan Jaemin memilih pindah dari apartemen.

   Jeno membeli mansion berdesain futuristik di sekitar seongbuk-dong. Salah satu kawasan elit yang akhir-akhir ini menarik minatnya. Mereka baru menempati rumah baru itu sekitaran 3 Minggu. Kebetulan hari ini cuaca begitu terik dikarenakan sudah masuk musim panas.

   Tiga bocah itu tidak tahan katanya—mungkin karena lebih sering bolak-balik tinggal di Rusia yang suhu iklimnya menyentuh titik minus Celcius derajat. Jadi atas ide Sasha, mereka hari ini berenang. Ditambah bocah itu baru membeli kolam renang karet beserta mainan bebek kuning di online. Dia mengide untuk meminta Jeno memompa dan mengisi kolam renang barunya.

   " Aku begitu khawatir dengan Lev," bisik jaemin yang menyembunyikan wajahnya di bahu Jeno.

  "Maafkan aku." Jaemin menggeleng, "mari kita saling memaafkan, bagaimanapun juga ini adalah kesalahan kita yang ceroboh." Jeno tak bisa menahan senyum setelah jaemin mengecup bibirnya. Aih kesayangannya itu benar-benar menggemaskan.

   Jeno jadi tak tahan. "Emh... Alee— kau! Kurang ajar," keluh jaemin di sela menahan desahnya. Jeno, manusia dengan kantung hormon bocor ini nakal sekali memang. Berani menggodanya bahkan di depan anak-anak. Untung mereka di dalam kolam berenang yang berbeda dari anak-anak.

   "Di ingat-ingat, sudah lama aku tidak menidurimu. Apa kau tak merindukanku juga?" Jeno terus meluncurkan aksinya memberikan sentuhan yang intim untuk merangsang jaemin.

   "Ale-hhhhh... Emmhh, j-jangan disitu!" Jeno menahan tangan jaemin yang berusaha menghentikan permainannya.

   "Aaaah, alhh demi apapun kau–ahh.." jaemin mendongak menjatuhkan kepalanya di bahu sang suami karena lelah setelah klimaks pertamanya. Jeno yang tersiksa dengan keadaan adik kecilnya yang menegang, takut-takut kalau jaemin belum bisa untuk 'dimasuki'.

   "Kenapa? Kau takut?" bisik jaemin di bawah telinga jeno. Jeno menggeram karena merasa geli, "kau!" geram Jeno.

   Walhasil jaemin kini yang tersiksa menahan mulutnya untuk mendesah keras karena gerakan Jeno. Jeno nekat memasukinya, mungkin karena sudah tak tahan. Lagipula siapa yang tahan melihat wajah lemah memerah istrinya itu? Tidak, itu spesial hanya untuk Jeno. Tidak untuk siapapun.  Kalau ada yang berani, Jeno sendiri yang akan mencabuti daging dari tulang mereka.

  sepasang orang tua itu asik sendiri dengan dunia kotor mereka, sesekali jaemin melirik kearah tiga bocah kembarnya untuk memastikan mereka tidak menyadari kelakuan bejat mereka berdua. Jeno bukan tipikal puas sekali keluar, jadi sudah dipastikan malam ini ada jatah lanjutan. Keduanya tarus bergumul hingga jeno mencapai puncak pelepasannya dan mengeluarkannya didalam.
    
     "hahhhh...alhh," erang jaemin tertahan. Lubangnya terasa penuh hangat, jeno tetap membiarkan penisnya didalam lubang senggama jaemin. Air kolam menjadi sedikit keruh karna sisa sperma yang mengalir keluar.

  Jeno tersenyum menikmati wajah lelah istrinya. " setelah ini kita mandi bersama yah?" tahu jeno tak terima penolakan, jaemin mengangguk asal. Ia masih kelelahan.

   " mama demam?" tanya sasha yang mendekat.

   "tidak. mama kelelahan saja, adik bayi sedikit rewel, iya kan sayang?" jaemin melirik jeno yang memeluknya dari belakang dengan malas. lalu beralih tersenyum pada putri kecilnya, " iya, adikmu ini sedikit rewel. mungkin tak nyaman karena diganggu terus oleh daddamu ini," sindir jaemin.

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now