* now the world should know how strong our love is *

1.1K 176 13
                                    




.....

  "Menyebaykannn!!! Talau mau cuyik-cuyik itu kacih duyu pelmennya!!"

  "Diam bocah!"

  "Beban! Paman ini meyepotkan! Cudah cuyik Cha dan oppa, tidak kacih pelmen juda! Tadi biyang ada pelmen, paman pembohong!" sungut Sasha.

  Dari tiga bocah yang kini terjebak didalam mobil hanya Sasha yang berkoar, dua kakaknya memilih diam mendengarkan. "Mana kutahu! Aku disuruh menculik kalian. Aishh kalau tahu seberisik ini sudah kuhabisi kalian semua!"

  "Ooohh... Jadi paman nih oyang cuyuan?"

  "Diam kau!"

  "Iyon punya muyut. Dipeygunakan dengan baik, tidak cepelti paman."

  "Apa maksudmu bocah?" sentak si pengendara, dua lainnya sibuk mendiamkan Sasha soalnya.

  "Iyon melgunakan apa yang iyon punya cebaik mungkin telmacuk otak. Kalau paman Tan tidak."

  — " tahu punya otak butannya pelgi bekelja, malah jadi penculik. Talau mama tahu, mungkin becok badan paman ada di meja matan." Ucapan datar sulung dari tiga kembar itu membuat suasana mobil seketika hening.

   "Bocah bau kencur! Masih kecil tidak punya sopan santun mulut kalian itu!" hardik salah satu penculik.

  "Paman bau tanah! Cudah becal macih mau di culuh-culuh! Janan pegang-pegang Cha!! Joyok!" Bocah perempuan itu melengos saat si penculik memaksanya untuk diam.

  "Ck sudahlah! Father akan marah kalau kita menyakiti mereka!"

  "Bapak ciapa yagi itu? Banak cekayi," gumam kirion jengah.

  Ketiga penculik itu serempak membuang nafas frustasi melihat kelakuan tiga bocah itu. Mereka tak habis pikir kalau ketiga cicit Yakuza besar itu punya mulut yang begitu pedas, tengil lagi.

  "Mana pelmennya~ huhuhuhu," rengek Sasha tanpa kenal lelah.

  "Astaga berisik sekali bocah satu ini! Ya! Minggirlah dulu ke swalayan, belikan dia permen. Paling besar kalau bisa! Sakit telingaku mendengar dia merengek," titah si penculik yang duduk di belakang.

  Pengemudi membelokkan mobilnya ke depan swalayan, dua dari penculik itu memilih turun mencarikan permen. Sisa satu yang tadi memerintahkan temannya. Tiga bocah itu saling melirik satu sama lain sebelum melirik ke arah satu penculik yang tengah merokok itu.

"Aw! Sialan, lepaskan! Aaaa!"

  Kirion maju duluan mengigiti bahu si penculik, membiarkan dua kembarannya keluar dari mobil sebelum dirinya. Keduanya berhasil pergi tapi kirion terjebak saat di luar mobil menuju mereka. Sasha yang tak terima kakak keduanya di Jambak berlari sekencang mungkin dan–

"Aaaaa!!! Astaga, adik kecilku~"

  Menyundul dengan keras selangkangan si penculik sampai penculik itu jatuh meringkuk. Sasha sempat jatuh telungkup hingga akhirnya di tolong oleh kirion. Ketiga bocah itu berlari sambil berpegang tangan sejauh mungkin.

  "Loh? Kemana mereka semua?"

  "Hyung-nim dimana kau?"

  Dua penculik yang baru keluar dari swalayan dikejutkan dengan menghilangnya kawan mereka. "Astaga! Hyung-nim!"

  "C-cepat kejar bocah-bocah itu!!!"

  "Kemana?"

  "Arah sana!"

  Keduanya berlari kearah yang di tunjuk rekan mereka. Sayangnya sejauh apapun keduanya mencari, tiga bocah itu tidak ketemu sama sekali.

  "Mampus kita."
.......

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now