* Melancholy is the theme of the love story in our lives, Juliet *

1.2K 188 8
                                    


....

   Jaemin melirik penuh tanya pada Jeno, sedangkan suaminya itu malah menyibukkan diri menunggu makanan yang disiapkan oleh Jaemin. Helaan nafas sang istri sedikit membuat gulir matanya bergeser.

  "Apa tidak ingin menceritakan kenapa kalian bisa tiba-tiba bersama?"

  Taeyong dengan getir menjelaskan. "Uhm.. kumohon jangan salah paham, aku sedang menunggu suamiku saat tadi ada insiden kecil. Jaehyun tahunya sudah berada di sini, jadi... Jeno mengajak bersama. Aku minta maaf kalau meng—

  "Tidak, itu tidak menggangguku nyonya Jung. Aku sedikit shock saja tadi."

  Jaemin memberikan tatapan teduh kearah Jeno yang terlihat tidak nyaman. Berbeda kesibukan, tuan Jung malah asik bermain dengan triplets. Tiga bayi itu sibuk berdebat dan sesekali memperebutkan sebuah suapan yoghurt dingin dari jaehyun.

  Ceritanya sama. Tidak sengaja bertemu. Kedua pasangan berbeda umur itu memutuskan makan siang bersama. Jaemin meminta Jeno untuk pindah ke kursi di dekat kirion, pria itu akan rileks jika berada di dekat anak keduanya tersebut.

  "Dadda! Mam? Aaaaa~"

  Benar bukan, Jeno jadi sedikit lebih rileks karna tingkah kirion. Pria itu dengan senang menerima suapan buah berry dari putranya. "Merci," ucap Jeno dengan menghadiahi kirion sebuah ciuman di pipi gembulnya.

  "Camama~"

  "Menggemaskan~" celetuk Taeyong.

  "Mma! Bis, Agi-agi..." Jaemin menambah sayuran brokoli dan wortel yang diminta lev. Anak sulungnya itu memiliki obsesi aneh terhadap sayuran.

  "Sudah ya, kau harus memakan nasi dan laukmu yang lain juga."

  "Yayayaya."

  "Ck, kecil-kecil kau sudah tengil saja pada mama."

  "Cha Ndak! Cha iyik."

  "Iya~ Sasha tidak, Sasha memang yang terbaik~ dan juga cantik."

  "Cha ntik~ ppa yek~"

  "Ndaaaa, yep nteng! Yon Juda!"

  "U~um."

  "Sudah ya, jangan saling mengejek begitu," nasehat Jeno.

  "Dda! Yem! Cha gi akan ni, cibuk!"

  Sontak meja itu penuh dengan tawa tiga orang dewasa lainnya. Wajah Jeno sudah begitu masam mendengar jawaban Sasha padanya. Semakin tumbuh dan lancar bicara, Sasha semakin mirip dengan Jaemin. Pedas dan asal ceplas-ceplos saja.

  "Tuan Jung, kau tidak makan?"

  "Ya, nanti akan kumakan. Tiga bayi ini masih menginginkan yoghurt."

  "Jae, mereka harus makan nasi terlebih dahulu, nanti mereka sakit perut. Cepat makan."

  "Baiklah~"

  Pasangan yang lebih muda memilih diam dan makan dengan tenang. Peraturan di keluarga mereka mengutamakan kedamaian dalam makan. Ada filosofinya, dahulu saat masih aktif sebagai prajurit. Mereka berdua hanya bisa makan di Medan perang atau di tempat musuh dengan seadanya. Jika makan dengan berbicara, kewaspadaan akan berkurang. Bahaya jika ada musuh menyerang tiba-tiba.
.....

   Alurnya kita percepat, hidup keduanya menjadi begitu damai dan bahagia. Jeno yang menjadi sibuk dengan urusan perusahaan dan Jaemin yang lebih sering mengontrol langsung hotel dan restoran miliknya. Kehidupan yang meyakinkan bukan?

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now