* I want to be by your side every morning come *

1.3K 188 5
                                    


....
   Pada akhirnya Jeno luluh, mengizinkan tuan Jung ikut menggendong salah satu anaknya. Pria berumur itu membawa kirion dalam pelukannya. Sedang lev meminta ke pelukan papanya sendiri.

  Jaemin hanya diam mengikuti tiga dominan itu turun. Memutuskan untuk makan bersama. Sesekali matanya melirik pada tuan Na yang terlihat larut dalam kebahagiaan. Jeno yang berada di sebelahnya dengan lembut memberi usapan di pinggang jaemin yang sedari tadi ia peluk.

  "Yaya... Na! Nana?"

  "Ya, namaku Na yuta. Kenapa gadis kecil?"

  "Cha! Ni Cha!" Sasha agaknya tengah memperkenalkan dirinya sendiri.

  "Cha? Namamu Cha?" Tuan Na sedikit menoleh pada jaemin yang masih mempertahankan senyum manisnya.

  "Chaewon, namanya chaewon."

  Sayangnya sasha tak paham. Di rumahkan ia dipanggil Sasha, lalu siapa itu chaewon? Apa dia bukan anak mama?

—huwaaaa

  "Loh? Kok menangis? Hey, kau kenapa gadis kecil?"

  "Chaa~"

  Jaemin yang mengetahui pemikiran anaknya hanya tertawa kecil. "Kemari, chaewon itu nama Korea Sasha. Sasha atau chaewon itu satu orang, nak. Sasha tetap anak mama."

  Jeno tak kuasa menahan tawa melihat tingkah absurd anak bungsunya. Lev sendiri yang punya naluri kakak tertua memberi puk-puk kecil di kepala sang adik agar ia diam. Malu menangis di lorong begini, apalagi ada orang tua.

  "Sudah-sudah yaa, jangan menangis lagi. Sasha tetap anak mama," ujar jaemin menenangkan Sasha.

  Gadis kecil itu pintar, dirinya langsung paham. Tapi tetap saja, tangannya menjulur kembali kearah tuan Na yang sedari tadi melihat mereka dalam. Ia ingin di gendong orang tampan lagi.

  "Oh, kemari-kemari." Tuan Na juga terlihat bahagia.
.....

  "Ahahahhahahahahahaaa... Ayo! Kau pasti bisa, jalan sedikit lagi nak! Haha."

  Jaemin tenggelam dalam tawa bahagia melihat tiga pria yang kini bermain di taman bersama pasukan kecilnya. Ketiga pria itu bahkan melepas dasi dan jas mereka, menyisakan kemeja yang kini tergelung ke siku. Menjaga dan mengajarkan tiga bayi kecil itu berjalan.

  Tawa senang di antara mereka ada dua macam. Berat dan cempreng khas anak kecil. karyawan yang berada di kantin dalam bisa melihat dengan jelas kebahagiaan yang menyelimuti mereka. Jaemin kebagian merekam dengan kamera segala momen mereka. Kebanyakan adalah Jeno dan kaki-kaki kecil para pasukan kecilnya.

  'kalau suasananya begini, terkadang kecewa sekali.'

  Makanan untuk mereka sudah habis sedari tadi, sudah di bereskan pula oleh jaemin. Dua orang penting yang tadi ikut makan memuji masakannya, begitu begitu juga jaemin handal di bidang memasak ya.

  "Sudah- sudah, nanti perut kecil kalian sakit. Jangan terlalu enerjik ya, aku takut tak bisa tidur kalau kalian nanti malam merengek semua. Ayo, minum dulu." Jaemin mengajak para bapak-bapak itu untuk kembali beristirahat.

  Tuan Na dan Jung sudah hampir habis nafas soalnya. "Anak-anak mu begitu menyenangkan. Jarang sekali punya tiga kembaran yang akrab satu sama lain."

  Jaemin tersenyum mendengar pujian tuan Jung. Ia tak banyak bicara kepada dua orang itu, selain pribadinya yang kurang bisa bersosialisasi. Mungkin faktor lain juga mendukung sikap diamnya.

  "Sayang, kau pulanglah. Wajahmu terlihat lelah, apa hotel sesibuk itu?" tanya Jeno pelan.

  "Nanti akan kuceritakan. Dan oh ya, Brat Melvina prishel i khotel s nami poznakomit'sya."
(Trans :  kakak Melvin datang dan ingin bertemu.)

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now