* say we're only dreaming A whole new world *

1.4K 199 6
                                    






....

   "Ah, tidak apa-apa. Salahku juga tadi berdiri melamun di tengah jalan." Jaemin mengangguk paham atas penjelasan orang yang tadi sempat tertabrak olehnya. Ia ingat wajah pria mungil ini yang bersama dengan tuan Jung yang tadi ia lihat tengah berbincang dengan tuan moon.

   "Ini anakmu?" Jaemin spontan menoleh dari pandangan lembutnya dari lev.

  "Oh, iya. Ini putraku," jawabnya.

  "Tampan sekali~ berapa umurnya?"

  "1 tahun 7 bulan, oh iya. Tuan ingin kemana atau sedang apa? Tidak baik melamun di tengah jalanan orang-orang."

  "Maafkan aku, aku bersama dengan suamiku untuk makan malam dan memastikan sesuatu. Tapi kurasa kami tak akan bisa," jawabnya.

  " siapa nama anda? Aku jaemin, lee jaemin."

  "Oh! Marga kita sama, aku Lee Taeyong. Salam kenal,"

  "Salam kenal. Memangnya apa yang ingin anda dan suami pastikan? Mengapa tidak bisa? —oh maaf, aku spontan. Tabiat wartawan ku masih terbawa, hehe." Jaemin dengan luwes berbohong untuk mencaritahu cerita Lee Taeyong ini.

  "Oh benarkah? Aku jarang melihatmu di pers. Hmm ya, aku mau memastikan ucapan sahabat suamiku. Dia berkata bertemu dengan seseorang yang namanya serupa dengan nama anakku yang hilang. Tapi kupikir, sudah tidak ada lagi kesempatan..."

Pathetic sekali...

  "Hilang? Memangnya dimana kalian akan bertemu, bisa kau beritahu ciri-ciri anakmu? Siapa tahu bisa ku bantu untuk mencari." Di otak jaemin, Sudah tersusun banyak kemungkinan yang ia yakini 75% kebenaran.

  "Kami berencana bertemu di restoran yang berada di belakangmu itu. Aku dan suamiku memilih menjaga jarak dahulu sebelum menemuinya. Dan... Ciri-ciri yah?" Bisa jaemin rasakan adanya nada penyesalan dan putus asa di akhir kalimat pria didepannya tersebut.

  "...aku tak tahu, hehe. Aku kehilangan dirinya sudah dari lama sekali, hhhh.."

Wow....

Apa dia salah satu dari keluarga suaminya? Jaemin dengan handal memendam perasaan remehnya dengan wajah watados yang terus mengangguk mengiyakan ucapan Taeyong yang sesungguhnya tak ia pahami sedari tadi.

Drtt... drttt

Jaemin spontan merogoh saku celananya untuk mengangkat panggilan yang sudah ia ketahui itu dari Jeno.

"idti domoy!"
(Trans : pulang!)

  "Aga, nu ... Mozhesh' zabrat' nas? YA byl ryadom s magazinom detskikh tovarov. Soprovozhday menya po magazinam, khorosho, muzh?"
(Trans : Ya, baiklah... Bisa kau jemput kami? Aku berada di dekat toko peralatan bayi. Temani aku belanja, oke suami?)

" Hahaha.., Khorosho, moya dorogaya."
(Trans : haha baiklah, sayangku.)

Jaemin tersenyum melihat orang dihadapannya itu mengernyit bingung dengan bahasa yang ia gunakan. Ia tidak gila, akan rumit nantinya kalau keduanya bertemu. Bisa-bisa Lee Taeyong ini akan ikut dengannya dan menimbulkan kecurigaan.

"Aku permisi dulu, tuan. Terima kasih dan maaf atas insiden tadi, aku juga merasa ikut berduka mendengar tragedi anakmu yang hilang. Aku do'akan agar kalian segera bertemu satu sama lain."

Taeyong mengangguk paham, ia juga ikut berterimakasih dan meminta maaf atas terbuangnya waktu jaemin yang menghadapi kegalauannya.

"Tidak apa, sungguh. Semoga semua membaik, setelah mendung yang lama dan badai hujan yang mengerikan selalu ada langit cerah yang menanti. Badai hanya singgahan, langit pada aslinya begitu cerah, aku permisi tuan Lee." Jaemin tanpa berbalik lagi masuk ke dalam toko dan meninggalkan Taeyong yang hanya diam dan kembali tenggelam dalam lamunan.

[✓] Thantophobia || NominTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon