* not easy to shake the love that beats like a heart *

1K 175 0
                                    


.......

Drap..drap..drap

   Langkah kaki yang berlari secepat mungkin mengejar pelaku pengeboman mobil tuan Na. Itu jaemin sendiri yang kini mengejar pelaku yang sempat ia tangkap basah. Tuan Na sudah dibawa ke rumah sakit, sedang ia mengejar pelaku.

  'sial!'

  Jaemin melompat naik keatas gerbang sampah dan memanjat balkon-balkon rumah susun itu untuk naik keatas. Ia berniat mengejar pelaku itu dari atas, menyiapkan shotgun dan peluru karet sebelum–

dor

  "Akh!"

  Pelaku itu terhuyung dan jatuh karena peluru karet yang menembak di bawah ketiak kirinya, bersebelahan dengan jantung. Adrenalinnya seketika berpacu melihat jaemin– Alexei, ia kenalnya dengan santai melompat turun dari atas.

  " Ow ow ow...,Posmotrite , chto ya nashel , myshi pytalisʹ borotʹsya s khishchnikom zmei."
(Trans : lihat apa yang kutemukan, tikus yang berusaha melawan ular pemangsa.)

  "Aakk!" Jaemin menarik kasar rambut si pelaku untuk bisa melihat wajahnya.

  Si pelaku itu secara tiba-tiba mencoba melukai jaemin dengan menyiram air keras tapi jaemin sudah lebih dulu tahu gerak-geriknya dan lebih sigap menendang tangan si pelaku. Mengakibatkan air keras itu malah mengenai wajahnya.

  "Aaaaaaaa!!!"

  Jaemin dengan santai mundur dan duduk diatas tong sampah. Menikmati tangis pilu pelaku itu yang tengah kesakitan. "Salah sendiri mencoba menyerang dengan air keras. Lain kali gunakanlah semprotan lada atau kapur. Kau tidak becus di pertarungan jarak dekat tapi nekat melakukannya padaku? Bodoh."

  "Hhhh.., dengan kondisi begini bagaimana mungkin kau mau menjawab."

  "Huhuhuhuhu.., aaaaa!! Wajahku!!"

  "Sudah jelek sedari awal kok," celetuk jaemin.

  Puas menikmati si pelaku yang tersiksa, "aku harus menelpon suamiku. Ia pasti khawatir." Jaemin akhirnya menelpon Jeno untuk meminta jemput.

   Jeno datang tak lama setelahnya. Berjalan santai mendekati jaemin yang terlihat kebosanan. "Aw! Kau datang juga akhirnya," kaget jaemin.

  "Hanya selisih tujuh menit dari kau meneleponku sayang. Dan lihat, Siapa mahluk bodoh yang berusaha menyakiti istri kesayanganku." Jeno berjalan mendekat, sedang si pelaku yang masih setengah sadar itu menyeret tubuhnya menjauh karena merasakan aura tidak mengenakkan dari Jeno.

  "Apa yang membuatmu percaya diri bisa melukai istriku?"

  "K-kalian..." geram si pelaku.

  " Aku akan menyuruh bawahanku untuk membawanya. Aku ingin tahu kondisi mansion Nakamoto mendengar para 'prajurit'nya gagal semua. Pasti menyenangkan," ujar Jeno.

  "Ayo pulang. Aku harus melihat kondisi ayah," ajak jaemin.
.....

   "Oto-san, kau tak apa kan?" tanya jaemin sesampainya mereka di kamar inap sang ayah.

  Hanya ada tuan Na di dalam kamar. Terbaring tak berdaya karena luka yang cukup berat di bagian lengan dan kakinya. Beruntungnya tidak sampai menyerang titik vital tuan Na. Pria itu pun sepenuhnya sadar, hanya tidak dapat bergerak leluasa.

  "Aku tak apa nak. Kau sendiri?"

  "Aku ini anak yang kuat, jadi jangan khawatirkan aku."

  "Ayah, selamat siang dan ini." Jeno mendekat dan membawakan buah tangan untuk sang mertua.

[✓] Thantophobia || NominWhere stories live. Discover now