41 || Kekecewaan Zean

13.6K 1.1K 62
                                    

HELLOWWW BEBIFREND🏴‍☠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HELLOWWW BEBIFREND🏴‍☠️


JAM BERAPA KALIAN BACA INI✨

HAPPY READING!!


--||--

Gavin melepas helmnya secara kasar. Bahunya terasa sakit dan perih. Dengan manik tajamnya yang begitu membunuh, Gavin berjalan menghampiri Gio yang masih setia duduk di atas motornya dikelilingi oleh ketiga sahabatnya tengah tersenyum remeh kearahnya.

"Maksud lo apa, bangsat?" gertak Gavin menarik kerah jaket kulit milik Gio.

"Gue kenapa?"

"Lo sengaja kan naruh batu-batu itu di jalanan buat bikin gue celaka, kan?!" sentak Gavin, suaranya meninggi.

Gio terkekeh kecil, tangannya terangkat melepaskan cengkraman tangan Gavin.

"Bukan gue, tapi temen-temen gue."

"Hah? Masa kita bos? Bukannya lo yang nyuruh?" cetus Elfa langsung mendapat geplakan dari Bayu dan Alwi.

"Bego banget sih lo!" sengit Bayu.

"Udahlah, Gavin. Terima aja, jatoh gak jatoh lo bakal tetep kalah juga."

"GUE GAK BAKALAN JATOH KALAU BOS KALIAN YANG PENGECUT INI GAK MAIN CURANG!"

"Santai dong, heran emosi mulu. Padahal udah kalah," ujar Alwi. Gio tersenyum lalu turun dari motornya berdiri didepan Gavin.

"Liat kan?" Gio merentangkan tangannya, "Malem ini lo kalah lagi, Gavin. Sama seperti malem-malem kemarin. Tepatnya dua tahun lalu." sambungnya.

Gavin yang sudah tersulut emosi melayangkan pukulan kerasnya menghantam sudut bibir Gio hingga mengeluarkan darah segar. Kali ini pukulan itu begitu kuat tak terhindarkan.

"Bacot anjing! Kalau lo ada masalah sama gue malem ini, gak perlu lo ngungkit-ngungkit kejadian yang udah berlalu!" murka Gavin.

Gio tersenyum miring sambil menyeka sudut bibirnya. Ia mendekat mengikis jarak dengan Gavin. Saling menatap tajam tapi entah kenapa Gio tidak membalas pukulan Gavin barusan.

"Itu kenyataan! Kenyataannya lo yang udah nyakitin Valen. Kenyataan lo yang udah buat Valen meninggal. DI TEMPAT INI!" Gio berteriak keras didepan wajah Gavin memperlihatkan bagaimana amarah dan kebenciannya terhadap Gavin selama ini.

"Dan sekarang liat apa yang lo lakuin? Lo lari dan lupain kematian Valen gitu aja? Bahkan lo mulai bergerak licik buat bikin Valen versi dua. Hebat banget lo!" lanjut Gio menepuk tangannya.

"VALEN! VALEN! VALEN!" nafas Gavin memburuh menyebut nama itu.

"Harus berapa kali gue bilang, kalo Valen meninggal bukan karena gue! Lo pikir gue gak terpukul atas kematian Valen? Lo pikir gue baik-baik aja setelah kematian Valen? Nggak! Bahkan gue lebih kesiksa dari lo!" balas Gavin dengan sekali tarikan nafasnya. Tangannya mengepal erat menyalurkan emosi yang meledak-ledak.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang