45 || Berubah

13.5K 1K 51
                                    

Haii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii


Happy reading cantik<3

---||---

Keysha melepas sabuk pengamannya dengan kekesalan yang sudah meronta-ronta. Bagaimana tidak? Teman yang katanya menjemputnya pagi ini adalah Gio. Entah apa yang merasukinya, hingga dengan beraninya Gio memaksa Keysha agar berangkat sekolah dengannya.

Bahkan Gio sempat cekcok dengan Rakael.

"Key, tunggu!" ujar Gio ikut keluar dari mobilnya menahan tangan Keysha.

"Apaan lagi, sih? Gue kan udah ikutin kemauan lo anterin gue, sekarang apa lagi?" sungut Keysha kesal. Sungguh, di pagi yang indah ini Gio terlalu niat menguji kesabarannya.

"Nanti malem lo sibuk, gak? Gue mau ngajak lo dinner," ucap Gio to the point, sontak Keysha membulatkan matanya, semakin kesal dengan lelaki dihadapannya ini.

"Lo tuh maunya apa, sih? Iya gue sibuk." balas Keysha, ia kembali berjalan menuju parkiran sekolah dimana kedua sahabatnya tengah memperhatikannya sejak Keysha keluar dari mobil milik Gio. Namun tangganya kembali tertarik kebelakang akibat ulah Gio.

"Tapi ini penting, Key. Ada sesuatu yang pengen gue bicarain sama lo. Dan gue yakin, kalo gak dateng, lo bakal nyesel." ucap Gio menatap tepat di kedua mata Keysha, meyakinkan gadis itu.

"Sepenting apa? Gue ada janji malem ini sama temen gue,"

"Penting banget! Jam 8 di caffe violin." setelah mengucapkan itu, Gio berbalik meninggalkan area SMA Taruna Nusantara.

Dari arah parkiran, Gavin menatap Gio tajam. Untuk kali ini Gavin kalah satu langkah dari kawan lama sekaligus musuh terbesarnya itu. Satu yang Gavin pikirkan yaitu keselamatan Keysha.

"Itu Gio? Ngapain Keysha bisa sama Gio?" cetus Gidar bingung. Kelima inti Xabarca itu tengah memandang satu objek yang sama didepan sana.

"Gio jemput Keysha di rumah lo, Kel?" tanya Ragil kepada Rakael yang hanya dibalas lirikan singkat dari sang empu, enggan menjawab apa yang sudah mereka lihat sendiri.

"Wah-wah... kalo bener, itu artinya lawannya si Gavin bertambah satu. Tapi yang ini kuat," kata Gidar terdengar memanas-manasi sang ketua.

Gavin mengepalkan tangannya kuat, menatap Keysha tajam ketika gadis itu melewatinya begitu saja. Tidak seperti biasanya. Melihat sikap Keysha yang semakin berubah tak lagi ramah kepadanya, Gavin merasakan ada yang hilang dari hidupnya.

"Itu siapa, Key? Kok lo gak bareng Kael?" tanya Alika saat Keysha berdiri dihadapannya.

"Gio," jawabnya seadanya.

"Gio? Kok gue baru denger? Gebetan baru lo, ya?"

"Apa sih? Ngaco, yaudah yuk ke kelas. Mood gue lagi gak baik, pengen nerkam orang." Keysha berjalan meninggalkan Chika dan Alika, menatapnya bingung.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang