79 || Terciduk

13.2K 813 18
                                    

Hai cantik, happy reading<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai cantik, happy reading<3

>>>•.•<<<

Tiga bulan berlalu.

"Pokoknya mulai hari ini kamu nggak boleh kerja ini itu. Semua pekerjaan akan di ambil alih sama Bi Lina. Kamu harus banyak istirahat, ingat kan dokter bilang apa tadi?"

Keysha memutar matanya. Setelah pulang dari rumah sakit, Gavin banyak berbicara tentang kehamilannya yang tinggal dua bulan lagi akan melahirkan. Dan sekarang, lihat suaminya itu melarangnya melakukan pekerjaan rumah yang sering ia lakukan sehari-hari.

"Tapi aku nggak bisa kalau nggak ngapa-ngapain, Gavin." Keysha menatap suaminya itu yang berdiri di depannya.

"Kamu bisa lakuin pekerjaan lain, sayang. Contohnya nonton tv, nonton drama korea, atau baca-baca majalah, buku kehamilan. Atau nggak main game," balas Gavin, Keysha tersedak salivanya sendiri. Tak habis pikir dengan apa yang barusan Gavin katakan.

Segampang itu Gavin berucap.

"Kalau kamu bosen, pengen shopping kamu bisa belanja online, apapun." lanjut Gavin. Kali ini laki-laki itu mengeluarkan black card dari dompetnya lalu menyerahkan kepada Keysha.

Keysha menatap lama black card milik suaminya, "Gavin..."

"100 juta, kenapa masih kurang?" tanya Gavin.

Bukannya senang mendapat 100 juta secara cuma-cuma dari sang suami, Keysha malah kesal sendiri. Perempuan hamil itu lantas melempar black card itu ke ranjang, Gavin yang melihatnya mengerutkan dahinya.

"Kenapa di buang sayang?" Gavin menatap Keysha yang kini melipat kedua tangannya di atas dada.

"Kamu pikir keinginan aku buat ngapa-ngapain bisa di bayar pake uang?" Keysha mendongak menatap Gavin, "Aku nggak tahan, Vin kalau nggak beres-beres. Aku pengen semua yang dalam apartemen ini, aku yang urus." lanjutnya.

"Iya aku ngerti, sayang. Tapi aku nggak mau kamu kecapekan nanti. Kamu harus banyak istirahat, pikirin kesehatan kamu sama anak kita."

"Tapi aku nggak tahan,"

"Keysha nurut bisa? Kali ini aja, sayang." Gavin berjongkok di depan Keysha, menggenggam kedua tangan Keysha.

"Aku cuma nggak mau kamu kecapekan karena pekerjaan rumah. Kamu denger kan dokter bilang apa tadi? Kamu terlalu memforsir tenaga kamu buat beres-beres. Jadi akhir-akhir ini perut kamu sering keram, sayang."

"Tapi aku nggak sama sekali ngerasa capek." cicit Keysha.

"Iya bukan kamu yang capek, tapi anak kita. Kamu mungkin nggak ngerasain, tapi kamu jangan lupa kalau yang dalam perut kamu ini juga bernyawa." ujar Gavin lembut.

"Nurut, ya sama aku? Kamu masih bisa kok bantuin Bi Lina, bantu liatin tapi. Selebihnya kamu cuma boleh duduk, makan sama rebahan. Oke cantik?" Gavin menaikan satu alisnya menatap Keysha.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang