43 || Kedekatan Rakael dan Sisil

12.7K 961 49
                                    

Haii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii

Happy reading cantik<3

--||--

"Kakak baik-baik aja, kan?" tanya Aishell terlihat khawatir. Aishell kembali memberikan tisu kepada Zean, yang dibalas anggukan kepala dari Zean.

"Thanks, tisu nya nanti gue ganti," Zean membalikan badannya membelakangi Aishell, membersihkan sisa darah yang keluar dari hidungnya. Kedua orang itu berada di UKS karena letaknya berdekatan dengan perpustakaan.

Aishell terdiam, memandang lurus kearah punggung Zean. Aishell ingin bertanya lebih tentang keadaan Zean yang tiba-tiba terlihat lemah, wajahnya pun turut memucat. Tapi melihat sikap dingin Zean sekarang membuatnya mengurungkan niatnya. Meski begitu, Aishell benar-benar khawatir kepada kakak kelasnya itu.

"Kak?" panggil Aishell pelan dan hati-hati.

Zean yang masih membelakangi Aishell, memejamkan matanya sejenak. Darah yang keluar dari hidungnya sudah berhenti, namun Zean merasakan tubuhnya yang kian melemah. Kepalanya pun tiba-tiba terasa sangat berat.

"Kak Zean butuh sesuatu? Siapa tau, Aishell bisa bantu," tawar Aishell.

Zean membalikan badannya, menatap Aishell dengan tatapan intens. Gadis yang saat ini ada dihadapannya adalah adik kelasnya yang terpilih sebagai perwakilan kelas 10 untuk mengikuti olimpiade tingkat Internasional bersamanya.

Meski baru mengenal Aishell beberapa jam yang lalu, namun Zean mengakui jika Aishell adalah gadis yang baik dan juga─perhatian? Mungkin, itulah yang Zean lihat dari adik kelasnya itu.

Zean ingin menghindari Aishell. Gadis itu adalah orang pertama yang melihat keadaannya seperti sekarang. Keadaan yang selalu ia sembunyikan selama ini. Hal yang sangat Zean benci.

"Kak Zean mau apa?" tanya Aishell lagi. Menyadarkan Zean yang sedari tadi menatapnya dalam diam.

"Jangan deket-deket gue lagi. Jangan muncul dihadapan gue lagi!" ucap Zean dingin dengan tatapan tajamnya yang berhasil membuat Aishell tiba-tiba merasakan sesak, tangannya meremas kuat tisu dalam genggamannya.

"Tapi--Aishell punya salah, ya?" tanya Aishell menundukkan kepalanya tidak berani menatap Zean.

"Hm, lo salah. Jadi jangan pernah ulangi kesalahan lo, atau lo bakal tau akibatnya." jawab Zean kemudian keluar dari UKS meninggalkan Aishell masih dengan posisinya.

"Ahell salah apa sama kak Zean?" gumam Aishell sendu sempat terdengar oleh Zean, namun cowok itu tetap melanjutkan langkahnya tanpa peduli dengan ucapan yang ia lontarkan kepada Aishell sudah berbuat baik kepadanya.

Aishell mengulurkan tangannya, mengambil tisu yang tergeletak dilantai. Tisu terakhir yang ia berikan kepada Zean. Matanya menatap sisa noda darah yang pasti milik Zean. Tanpa rasa jijik, Aishell melipat tisu tersebut menjadi lipatan segi empat.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang