54 || Kecelakaan

12.9K 946 56
                                    

Haii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii

Happy reading cantik<3

----||----

Safina membuka pelan pintu kamar Keysha. Ini sudah hampir selesai jam makan malam, tapi anak gadisnya itu tak kunjung keluar dari kamarnya sejak pulang sekolah siang tadi.

Tentu saja hal ini membuat Ibu dua anak itu merasa tak tenang. Safina yakin ada yang sedang terjadi kepada Keysha akhir-akhir ini.

Safina duduk disisi ranjang mengamati wajah tenang nan damai Keysha dalam tidurnya. Dengan lembut tangan halus itu mengelus pipi Keysha lembut.

"Amora nangis?" Safina mengernyit ketika melihat kedua mata Keysha yang sembab.

Keysha menggeliat dalam tidurnya. Keningnya saling mengerut disertai keringat dingin yang mulai menetes dari dahinya.

"Gak! Gu-gue mohon..." lirihnya menggeleng-gelengkan kepala. Safina yang melihatnya membangunkan Keysha.

"Sayang? Hei."

"NGGAK!" jerit Keysha terbangun dari tidurnya. Dadanya naik turun, wajah yang penuh keringat itu memucat, bahkan tubuhnya pun bergetar.

"Amora? Kenapa sayang?" panik Safina memeluk tubuh Keysha yang semakin gemetaran. Diamnya Keysha saat ini semakin membuat Safina khawatir.

"B-bunda?"

"Iya sayang, ini Bunda." ujar Safina mengelus rambut Keysha.

Saat itu juga tangisan Keysha pecah dipelukan Safina. Tangannya mencengkram ujung baju sang empu kuat.

Keysha bermimpi. Apa lagi maksud dari mimpinya barusan? Mimpinya begitu cepat tapi terasa nyata. Bayang-bayang seseorang, keramaian dan tangisan dalam satu waktu. Suasananya terasa asing.

Safina membiarkan Keysha menangis di dadanya. Tangannya terus mengelus rambut berupaya menenangkan Keysha. Wanita paruh baya itu semakin tidak mengerti apa yang sedang terjadi kepada Keysha.

"Mimpi buruk?" tanya Safina pelan.

Keysha masih bungkam, badannya perlahan-lahan mulai membaik tak se-kacau tadi. Namun mulutnya terasa kelu hanya untuk mengucapkan sepatah katapun menjawab pertanyaan Safina.

Safina mengurai pelukannya, tangannya merapikan rambut Keysha yang basah karena keringatnya.

"Akhir-akhir ini Bunda perhatiin Amora berbeda, kenapa? Lagi ada masalah sayang?"

Cengkraman tangan Keysha di ujung Safina kian mengerat. Keysha menunduk dalam tak berani menatap Safina. Harusnya Keysha tidak melakukan hal ini didepan wanita itu, harusnya ia bisa mengontrol dirinya jika berada di rumah. Tapi apa boleh buat, keadaannya sekarang ini benar-benar jauh dari kata baik.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang