63 || Maaf

19.4K 1.4K 63
                                    

"Memaafkan mu adalah satu keputusan yang sulit disaat hati masih menginginkan mu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memaafkan mu adalah satu keputusan yang sulit disaat hati masih menginginkan mu."

-Amora Keysha Maurani-


Haii

Happy reading cantik<3

---->•<----

Proses pernikahan Keysha dan Gavin sudah selesai beberapa jam yang lalu. Semuanya berjalan dengan baik dan lancar. Meski tamu undangan hanya di hadiri oleh kerabat dekat dari dua pihak keluarga besar juga teman-teman Keysha dan Gavin, tapi rasa bahagia penuh haru itu masih tetap terasa. Terlebih Safina, ibu dua anak itu masih saja meneteskan air matanya.

Entah itu bahagia atau malah rasa sakit yang Safina rasakan. Hari ini, wanita paruh baya itu melepas sebagian tanggung jawabnya kepada Keysha. Terlepas dari itu, Keysha tetaplah menjadi anak perempuan satu-satunya yang sangat ia sayangi. Dan mulai hari ini, Gavin lah yang berperan penting dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada Keysha, istri sah nya.

Safina sudah memutuskan dan mengijinkan Keysha untuk ikut bersama Gavin. Bukan Safina tidak mau anaknya untuk tinggal disini, namun Safina mau Keysha belajar untuk menerima kenyataan ini dengan dirinya sendiri dan juga Gavin yang akan hidup bersamanya.

"Nanti Amora bisa main-main ke rumah ini lagi. Sampai kapanpun, pintu rumah ini tetap terbuka lebar untuk Amora." ujar Safina, mati-matian Safina menahan cairan bening yang mulai berdesakan di pelupuk matanya. Tangannya dengan lembut mengelus kepala Keysha yang berbaring di pahanya.

"Bunda bakal sering nemuin Keysha disana kan?" tanya Keysha menengadah menatap wajah Safina dari bawah.

"Iya sayang. Tapi Amora harus janji, jangan pernah berpikiran aneh-aneh sama dia." tangan Safina mengelus lembut perut Keysha yang di dalamnya ada nyawa tengah bertahan hidup.

"Jangan buat Bunda, Ayah sama Abang apalagi Gavin kecewa lagi." pintanya.

Mendengar itu, Keysha bangun, mengubah posisinya menjadi duduk berhadapan dengan sang Bunda.

"Kenapa Gavin harus kecewa? Andai Bunda tau seberapa kecewanya Keysha sama dia. Bahkan sebelum kejadian ini terjadi, Keysha yang udah lebih dulu kecewa, Keysha benci Gavin, Bunda. Keysha benci..." ungkap Keysha meluruhkan air matanya.

Keysha benar. Jauh sebelum kejadian itu, Keysha lah orang yang sudah lebih dulu memendam rasa kecewanya pun rasa bencinya kepada Gavin. Berkali-kali Gavin secara tak sengaja bahkan dengan sengaja menorehkan luka di hati tulus Keysha yang dulunya begitu menyukai dan mencintainya. Rasa cintanya tak sebanding dengan ucapan dan perlakuan kasar yang sering Gavin lakukan kepadanya sewaktu Keysha masih bertahan dengan perasaan bodoh yang justru membuat dirinya hancur seperti sekarang ini.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang