70 || Dia, pergi

15.4K 1.1K 157
                                    

Hayiiii cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayiiii cantik..

Aaaa Garis Takdir udah sampe part 70!!

Aku udah nentuin endingnya di part berapa dan tinggal beberapa part lagii Garis Takdir mau endingggg!!!

Bebifrend tim yang mana nihh?

HAPPY END??

SAD END??

Happy reading bebifrend<3

----•.•----

Operasi Gavin sedang berlangsung satu jam yang lalu. Setelah mendapat tujuh kantong darah, tiga dari pendonor di rumah sakit dan empat kantong darah dari sahabatnya. Rakael.

Di depan ruangan operasi ada Oma Kelly, Sisil, Gia, Safina dan juga Keysha yang sedang menunggu dengan perasaan cemas dan gelisah.

"Oma yang tenang. Bang Gavin pasti baik-baik aja. Kalo Oma kaya gini, nanti Oma sakit lagi." ujar Gia lembut, memeluk tubuh Oma Kelly dari samping. Gadis kecil itu Menguatkan sang Oma tercinta, meski dalam hatinya juga tak kalah gelisah.

Air mata Gia menetes, namun dengan cepat ia menghapusnya. Adik yang mana tidak terluka dan tidak cemas saat kakak satu-satunya tengah berjuang bertahan hidup di dalam sana dengan keadaan kritis.

Keysha memilih berdiri di depan pintu rungan operasi. Kepalanya sesekali mendongak keatas melihat lampu kecil berwarna merah yang masih menyala.

Perempuan itu tak memikirkan keadaannya. Wajahnya yang pucat, kedua matanya pun terlihat bengkak karena terlalu banyak menangis. Nyatanya, Keysha lebih mementingkan keselamatan Gavin saat ini.

Rasa sesak masih menyelimuti perasaan Keysha. Mengingat kata-kata tulus Gavin kemarin setelah pertengkaran mereka selalu membuatnya menangis. Bukan hanya kata-kata itu, berbagai pikiran yang tidak-tidak tentang Gavin selalu mengganggunya.

Keysha takut Gavin meninggalnya.

"Keysha duduk dulu, nanti kamu kecapean berdiri terus," ujar Sisil.

"Keysha nggak apa-apa, kak."

"Kamu juga harus mikirin bayi kamu." kata Sisil.

Keysha mengusap perutnya. Bahkan ia sampai melupakan ada nyawa lain juga yang lagi berjuang hidup dalam perutnya.

"Kamu kuatin Papa, ya nak. Mama butuh kalian berdua." lirih Keysha membatin, kedua matanya berkaca-kaca. Dadanya kembali diserang rasa sesak.

Bersamaan dengan itu terdengar decitan pintu terbuka dari ruangan tersebut disusul dengan dua perawat yang keluar sambil berlari.

Keysha yang melihat itu langsung berdiri menahan salah satu perawat yang akan masuk lagi dengan wajah panik.

"Sus ada apa? Gimana keadaan suami saya?" tanya Keysha dengan raut cemas.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang