08 - Rosa Rubiginosa

9K 1.4K 72
                                    

Kemenangan kecillah yang memberimu keberanian dan kepercayaan diri untuk mencapai hal-hal yang lebih besar dalam hidup. Karena hidup bukanlah soal menemukan diri sendiri, tetapi soal membangun diri sendiri.

- B&C -

××××××××

Setibanya dirumah, Elen dikejutkan dengan Cika yang sudah berada di depan pagar rumahnya.

"Cika..."

"Elen!"

"Masuklah..."

Elen langsung mengajak Cika masuk ke dalam rumah. Saat berada di dalam rumah Elen, Cika cukup tertegun melihat betapa megahnya rumah tersebut. Padahal, mereka sedang berada di negara buatan pemerintah, bahkan dirinya sendiri hanya tinggal disebuah apartement.

"Kau ingin minum apa?" tanya Elen

"Terserah saja..." balas Cika dan membuat Elen tersenyum tipis.

Akhir-akhir ini, Elen terlihat lebih sering tersenyum. Mungkin karena keinginannya untuk bebas telah tercapai, atau ada rencana lain yang sedang ia pikirkan.

"Ah, kalau begitu, aku akan memberimu air dari kamar mandiku. Mungkin kau menyukainya." balas Elen dengan seringai menggoda Cika.

"Eh? Itu-, bukan itu maksudku. Hmm, air putih saja."

"Tak perlu sungkan begitu. Semua yang ada di sini milik pemerintah. Jadi, katakan saja kau ingin minum apa. Bertingkah biasa saja padaku." balas Elen, yang Cika membulatkan matanya tak percaya, jika Elen ternyata seramah itu.

Dari raut wajah hingga tatapan yang ditunjukkan oleh Cika, jelas jika Cika merasa ada hal yang tak biasa dalam dirinya. Seolah ekspresi ceria yang sering ia tunjukkan, hanyalah sebuah topeng saja. Menyadari hal itu, Elen penasaran akan ekspresi itu. Tetapi, ia tak ingin bertanya, bahkan jika ia menginginkan jawaban dari pertanyaannya itu.

"Hmm, maaf. Mungkin bercandaku membuatmu tak merasa nyaman. Aku akan membawakanmu segelas air putih." balas Elen.

"Bukan seperti itu."

Nada bicara Cika seketika berubah, dan membuat Elen menghentikan langkahnya, berbalik menatap Cika yang telah tertunduk.

"Aku-, aku merasa tak biasa saja. Mungkin kau adalah orang pertama yang mengatakan kalimat itu padaku. Tidak, kau memang menjadi yang pertama yang membuatku nyaman. Aku tak pernah percaya lagi dengan siapa pun setelah kejadian itu. Tapi rasanya berbeda, ketika aku melihatmu."

"Aku memang selalu membuat siapa pun merasa nyaman didekatku. Jadi, berhati-hati jika kau bersamaku. Kau mungkin akan jatuh hati padaku."

Walau itu hanyalah gurauan dari Elen, tetapi ekpresi yang ia tunjukkan sama sekali tak mendukung. Hanya ada dua ekspresi yang Elen miliki, datar dan dingin atau menatap orang lain dengan tatapan yang begitu mengintimidasi.

Mendengar itu, Cika seketika tertawa terbahak-bahak. Walau itu tak terlalu lucu baginya, tetapi Elen mungkin adalah orang pertama yang berbicara dengannya tanpa ada paksaan.

"Terima kasih, dan maaf..." ucap Cika, yang membuat Elen langsung memiringkan kepalanya, seolah ia tak mengerti perkataan dari Cika.

"Untuk apa?" balas Elen.

Cika menatap Elen dengan tatapan sendu, dan tanpa disadari dan diminta oleh Elen, ia langsung menceritakan masa lalunya dan alasan ia menjadi tahanan.

××××××××××

[Cika POV]
Semuanya berawal ketika aku memasuki salah satu sekolah dasar dikawasan Elit. Dimana hanya anak-anak yang berprestasilah yang bisa memasukinya, sebelum namaku terdaftar di sekolah dasar milik pemerintah di negara buatan.

Bad & Crazy School (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang