14 : Corvus Validus

2.1K 444 76
                                    

"Semoga pilihan Anda mencerminkan harapan Anda, bukan ketakutan Anda."

- Nelson Mandela -

××××××××××××

Semua siswa memilih untuk tak belajar lagi. Bukan tanpa alasan, anggota osis sepakat untuk fokus menyiapkan kemungkinan alat yang akan mereka gunakan nantinya. Serta membuat strategis bertahan ke depannya.

"Elen?" ucap salah satu siswa.

"Bagi menjadi beberapa tim. Kalian akan lebih mudah saling melindungi nantinya." ucap Elen

"Baiklah."

"Elen? Kami tak bisa mengakses wilayah kota mati itu." ucap Vettel

"Kota mati itu hampir mirip dengan kota sebelumnya. Namun ada satu hal yang jelas. Kota itu dihuni oleh zombi. Namun, mereka masih sadar untuk menyerang. Siapkan senjata untuk itu." ucap Elen

"Aku akan menyiapkannya. Lalu bagaimana dengan puncak itu?" tanya Michael

"Puncak Higanbana, kalian harus melewati dua gunung untuk bisa mencapai puncak tertinggi gunung di negara ini. Walau begitu, cuaca dan medan ektrim menjadi tantangan tersendiri." jawab Elen

"Aku akan menyiapkan segala hal yang akan digunakan." ucap Michael

Elen membantu segala hal yang dibutuhkan oleh para siswa. Ia hanya berharap, mereka semua bisa pulang dengan selamat dan bertemu dengan keluarga mereka.

Berbeda dengan siswa disekolah lain, siswa RL School seolah menjadi siswa pilihan. Karena mereka harus melewati banyak rintangan hanya untuk pulang ke rumah mereka. Termasuk, memasuki kawasan stigma. Walau ingin melarikan diri, hal itu tak bisa mereka lakukan. Karena semua orang di negara buatan, terhubung dengan sistem dan jika melakukan sesuatu diluar posisinya. Mereka akan segera dieliminasi.

Semua siswa mulai mengambil tas carrier masing-masing. Memasukan segala kebutuhan untuk mendaki gunung dan beberapa alat pengaman.

"Perhatian! Jacket dan sepatunya sudah siap. Ambil milik kalian masing-masing." teriak Xavier

"Okey."

Elen memastikan beberapa senjata yang disiapkan oleh Michael dan timnya.

"Bagaimana dengan alat transportasinya?" tanya Elen

"Tak bisa diakses. Namun Yuaz dan Vettel, berhasil menemukan beberapa mobil anti peluruh disalah satu sekolah di kota mati." ucap Michael

"Baguslah. Dimana Kirei?" tanya Elen

"Entahlah, aku belum melihatnya." balas Michael

Elen berjalan mencari Kirei. Tenyata Kirei sedang tertidur dipinggir pancuran air. Walau begitu, Sella sudah siap dengan berbagai rencananya.

"Sella?" panggil Elen

"Eh? Elennnnn!" kesal Sella karena terkejut dengan ke datangan Elen.

Kirei terbangun dan langsung memukul kepala Sella.

"Tidak bisakah kau membiarkan aku hidup dengan tenang?" ucap Kirei

"Hanya bercanda. Btw, nama kalian tak terdaftar dalam pembagian tim. Apa kalian akan berkencan?" ucap Sella

"Berkencan menuju ke alam lain." balas Kirei

Seketika Sella menyemburkan air dalam mulutnya karena tersedak.

"Aist, bicara dengan benar." ucap Sella

"Memang benar. Kami harus memastikan, kalian pulang dengan selamat. Jika ada yang mengontrol sistem, waktu kalian lumayan banyak untuk keluar dari negara ini." ucap Kirei

Bad & Crazy School (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang