• • - - -/- - - - •

4K 841 33
                                    

"Kita tidak dapat menyelesaikan permasalahan kita dengan pemikiran yang sama seperti ketika kita membuat masalah tersebut."

- Albert Einstein -

×××××××××××

Tak berselang lama, setelah Vito tewas ditangannya. Elen berniat untuk membawa jasad Vito untuk ia makamkan. Tetapi, seseorang tiba-tiba saja muncul dan menyerangnya.

"Wah! Aku tidak percaya akan bertemu dengan mantan Assassin di sini. Lebih tepatnya, aku akan bertarung dengan mantan pilar Assassin. Jika aku berhasil mengalahkanmu, aku mungkin akan naik peringkat lebih mudah."

"Itu berarti, kesialan ada ditanganmu."

"Wah, jangan meremehkanku nona. Pelatihan assassin lebih keras dari pada pelatihan kalian. Aku lupa, kau kan seorang assassin. Tidak, kau hanya pembunuh berdarah dingin yang menjijikan."

Assassin tersebut tiba-tiba saja mengubah ekspresinya menjadi sangat tajam ke arah Elen.

"Aku-,"

Elen seketika membulatkan matanya, rasa sakit disertai dengungan yang sangat menyakitkan, tiba-tiba saja kembali ia rasakan.

"A-asttt!"

"Eh, loh? Ada apa? Aku kan belum melakukan apa pun?"

"Kenapa? Kenapa harus sekarang? Sa-sakit sekali." batin Elen

Penglihatan Elen mulai buram, rasa pusing pun mulai ia rasakan. Bahkan kali ini, tubuhnya benar-benar terasa lemas, dan sulit ia gerakkan. Melihat hal itu, Assassin tersebut segera menyerang Elen dengan cara menendangnya dengan sangat keras. Alhasil, Elen terlempar cukup jauh hingga memuntahkan darah dari dalam mulutnya.

"Eh! Kenapa tak ada perlawanan darimu? Menyedihkan sekali..."

Assassin tersebut menginjak-injak tubuh Elen dengan sangat kuat. Sementara Elen, hanya terdiam dan tak bisa melakukan apa pun.

"Hah, ini jauh melelahkan dari pada berlari kesana-kemari."

Namun sepertinya, Elen tak menghiraukan Assassin tersebut. Ia hanya memegang erat kepalanya, dan menutupi kedua telinganya.

"Pendengaranku, pendengaranku menurun. Aku-, aku tak bisa mendengar dengan jelas." batin Elen

"Sudahlah, aku bosan jika bermain dengan orang lemah sepertimu. Sebaiknya, kuakhiri saja, dan aku akan menghabisi seluruh teman-teman seangkatanmu. Hahahah..."

Assassin tersebut mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya ke kepala Elen.

"Matilah kau-, ah?"

Seseorang langsung memotong tangannya hingga pistol tersebut terjatuh.

"Jangan coba-coba menyentuh dan menyakiti adikku, sialan!"

Assassin tersebut tersenyum melihat pergelangan tangannya yang telah putus. Ia lalu menatap seseorang yang baru saja tiba tersebut.

"Adik? Adik? Eh? Bukankah, dia sudah mati? Bagaimana bisa bangkit lagi?"

"Bukan hanya lemah, Assassin sekarang juga bodoh."

"Hahahaha, seragam hitam? Kalian berada di Uniform yang berbeda ya. Kenapa? Kau takut ia tau? Hei, hei bangunlah. Saudara kembarmu sudah pulang. Apa kau tak menyadarinya? Hah, keluarga kalian benar-benar penuh dengan drama. Namun, entah kenapa aku merasa kau bukan Yuji, oh Yujin? Terserahlah, aneh, bukankah Yuji ada di sana? Kenapa muncul di sini ya?"

Seseorang yang mengaku sebagai saudara kembar Elen tak lain adalah Kirei. Dilihatnya, tubuh Elen terus saja gemetar. Tentu saja, karena rasa sakit yang ia rasakan.

Bad & Crazy School (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang