02 : Viola odorata

2.5K 451 21
                                    

"Ucapan yang baik, bagai bunga teratai yang keluar dari mulut; Ucapan yang buruk, seperti bisa ular yang disemburkan dari mulut.
Namun, hanya kemarahan yg bisa membuat mulut seseorang bertindak lebih cepat dari pikirannya."

××××××××××

[Ruang rapat]

Direktur RL School terlihat santai melihat daftar nama siswa yang masih bertahan dalam layar, bersama dengan staf guru yang juga turut hadir.

"Aku dengar, ada dua anggota yang tertransfer. Siapa?" tanya Direktur tersebut.

"Mantan ketua osis, Kirei Caster Vonleysritt dan anak terbodoh yang pernah ku lihat, Eleanor Illyasviel Kyrieligh." balas seorang guru yang duduk tak jauh darinya.

"Aku juga terkejut. Darius sampai menjadikan anak itu sebagai salah satu yang harus kita waspadai. Bahkan para mantan staf juga mengatakan hal yang sama. Tapi nyatanya, anak itu pemilik poin terendah yang pernah ku lihat." ucap guru yang lain.

"Oh begitu. Lalu kenapa anak itu ikut ditranfer?" tanya Direktur tersebut.

"Mungkin, Dylan sedang merencanakan sesuatu yang ia tujukan untuk Kirei dan angkatan tahun pertama."

"Begitu ya, kalian sudah buat kesepakatan dengan angkatan tahun ke-3?" tanya Direktur sekali lagi.

"Sudah. Kami menawarkan mereka kemenangan dengan syarat, apapun yang terjadi. Mereka tak boleh berpihak pada anggota tahun pertama." ucap seorang staf guru.

"Baguslah, bekerjalah dengan baik. Jika gagal, bukan hanya anak-anak itu yang bermasalah. Namun kalian juga." ucap sang Direktur.

"Tentu."

Saat sedang berbincang, seorang siswi berjalan masuk ke ruang itu. Dan seketika, ekspresi para staf guru berubah dan terlihat panik.

Namun berbeda dengan sang Direktur yang tetap tenang dan malah terlihat menunggu kedatangan siswi tersebut.

"Huam! Benar-benar menyenangkan. Emm, tunggu! Kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa aku semenakutkan itu? Bukankah, aku terlihat imut?" ucap siswi tersebut, lalu perlahan berjalan mendekati staf guru yang terlihat ketakutan.

"Aku ingin kau bergabung dengan tahun ke 3." ucap Direktur RL.

Langkah siswi itu terhenti, lalu berbalik menatap sang Direktur.

"Sudah lama tidak bertemu." ucap siswi tersebut.

"Benar. Sudah lama tidak bertemu." balas sang Direktur.

"Kau memanggilku hanya untuk itu? Entahlah, tapi aku ragu, kau memanggilku hanya untuk sekedar bergabung." gumam siswi itu, kemudian duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Kau menjadi sangat kejam. Bahkan berani berbicara informal denganku. Apa karena kematian saudara kembarmu?" ucap sang Direktur, yang seketika membuat siswi itu tersenyum tipis.

"Kata-kata itu membuatmu terlihat jauh lebih tua. Kau memanggilku kemari, karena ada seseorang yang kau inginkan kematiannya kan? Sekarang aku penasaran, siapa yang berhasil membuat pak tua ini merasa ketakutan? Hahaha, aku lapar. Harusnya kau menyambut kedatanganku." ucapnya lalu berlalu keluar.

Sebelum ia membuka pintu, ia terhenti sejenak dan berbalik menatap staf guru.

"Berhenti menatapku seperti itu. Aku tak sembarangan membunuh tikus. Tikusku haruslah yang terbaik dan tak menyedihkan."

Sesaat saat lift terbuka, semua siswa terkejut bahkan sampai ada yang bersembunyi saat melihatnya. Namun ia tetap tenang dan berjalan santai. Acuh dengan pemandangan yang ia lihat disekitarnya.

Bad & Crazy School (End)Where stories live. Discover now