30 - Ninety Nine

2.6K 485 34
                                    

"Semua orang itu jenius, tapi jika kamu menilai ikan dari kemampuannya untuk memanjat pohon, ia akan menjalani seumur hidupnya dengan mempercayai bahwa ia bodoh."

-Albert Einstein-

××××××××××

Semua siswa berkumpul ditengah hujan yang deras. Mereka tengah memantau pengangkatan dua mayat yang akan segera dibawah kembali ke negara asal. Kedua mayat itu tak lain adalah mayat Zara dan Mega. Mereka terlihat biasa saja, namun sebenarnya sedang khawatir tentang diri mereka sendiri ke depannya. Apakah mereka akan berakhir seperti itu atau tidak.

Vettel yang juga berada di sana, memilih berjalan mundur dan kembali. Ia terlihat kesal dan tak suka akan kejadian tadi. Ia kemudian menuju ke gudang. Menemui seseorang yang terlihat santai dengan sebatang rokok ditengah jarinya.

"Pada akhirnya, mereka dikalahkan oleh keputus asaan dan masalah mereka sendiri." gumam Michael

"Apa kau yang melakukan semua ini?"

Seseorang itu tak lain adalah Michael, ia terlihat duduk santai menikmati rokok tersebut tanpa memperdulikan Vettel.

"Mike, nyawa manusia bukan sebuah permainan."gertak Vettel

"Aku tau, itulah kenapa aku sengaja memancing keluar seseorang, yang mencoba mengkhianati kerja keras angkatan kita."

"Apa maksudmu?"

Michael menjatuhkan rokok itu ke lantai dan menginjaknya. Ia kemudian menatap Vettel dengan tatapan mengintimidasi.

"Sepertinya kau salah paham Mike."

"Salah paham? Kau pikir aku sebodoh Zara? Bukan aku yang membunuhnya." balas Michael

"Bagaimana bisa aku percaya?"

"Kau cukup mengenalku Vet, kau bisa lebih mudah mengetahui, apakah aku berbohong atau tidak?"

"Baiklah, tapi aku tak mengkhianati siapa pun. Zara mungkin adalah target yang akan ditiadakan. Tetapi, mencoba menjebak Sella dengan kematian Zara, bukan aku."

"Lalu siapa? Aku memang ingin bermain, tapi bukan dengan Zara."

"Mega juga ditemukan tewas, namun ia tewas karena bunuh diri. Kita harus mulai waspada sekarang. Selain Zara, aku yakin, beberapa target yang akan ditiadakan, masih berkeliaran diantara kita."

"Baiklah."

Saat hendak kembali, sebuah ledakan terdengar digedung tak jauh dari gudang. Michael dan Vettel yang menyadari ledakan itu, segera berlari ke sana untuk melihat apa yang terjadi.

Digedung itu sendiri, Sinb ternyata sedang bertarung sengit dengan seorang anak kecil. Tidak, dia mungkin lebih muda dari Sinb.

"Menyenangkan sekali, Kirei ternyata punya anggota angkatan sekuat dirimu. Aku pikir hanya Elen saja. Tidak, kau mungkin lebih kuat dari Elen."

"Siapa kau sebenarnya?"

"Aku? Siapa ya? Aku juga tidak tau, siapa aku ini? Harusnya sesama manusia eksperimen tahap lanjutan, kau bisa lebih mudah menebak, siapa aku?"

"Memangnya kau populer? Wajahmu sih lumayan, tapi tak terlihat menarik. Lagi pula, aku tidak peduli dengan manusia eksperimen lainnya. Itu tidak penting bagiku."

Siswa laki-laki itu terdiam, dengan wajah anehnya. Sial! Dia mengatakan sesuatu diluar prediksiku.

Sinb memiliki kemampuan layaknya kemampuan bela diri yang dimiliki oleh Laura. Pertarungan keduanya bahkan sangat sengit, dan luka parah ditubuh mereka, bagaikan luka goresan saja. Kecepatan serangan yang mereka perlihatkan bahkan diatas rata-rata. Benda disekitar mereka juga hancur dalam sekali pukul saja.

Bad & Crazy School (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang