10 - Rosa Sempervirens

8.9K 1.3K 55
                                    

Kesedihan hanyalah sebuah tembok pembatas antara problem masa lalu dan masa depan, begitupun dengan kesenangan atau pun kebahagiaan. Ketika dinding itu perlahan rapuh, maka cobalah untuk memperbaikinya dengan memberikan sedikit polesan kebahagiaan.

- B&C -

×××××××××

Elen perlahan membuka matanya sesaat setelah cahaya matahari bersinar, hingga masuk melewati jendela kamarnya. Kepalanya sedikit terasa sakit, mungkin karena luka goresan didahinya atau benturan semalam. Ia lalu terbangun dan menatap ke sekitarnya, dan tiba-tiba saja ia merasa sedih. Mungkin karena ia tak melihat siapa pun disekitarnya. Bayangkan sendiri, ketika kau sakit, ketika kau terluka, hal pertama yang ingin kau lihat pastinya adalah rasa cemas dari orang-orang terdekatmu.

Apalagi, setelah 11 tahun terkurung dalam sebuah sangkar besi. Tak ada teman yang benar-benar bisa menghiburnya. Namun seharusnya, Elen tak akan merasa sedih. 11 tahun sudah cukup baginya untuk terbiasa dengan suasana seperti ini. Tapi nyatanya, tidak. Ia tetaplah seorang manusia biasa.

"Perasaan seperti apa ini?" Elen mengelus kepalanya yang masih terasa pusing. Disadarinya, pakaiannya telah berganti, dan lukanya telah diobati.

Elen lalu berjalan keluar dari kamar dan mendengar suara bising dari arah dapur. Ia langsung berjalan untuk memeriksanya.

Setibanya, ia melihat Cika tengah memasak. Sekitar rumahnya yang berantakan semalam juga telah dirapikan. Tanpa ia sadari, matanya tampak berkaca-kaca, dan sebuah senyuman tipis terukir di kedua sudut bibirnya.

"Oh, kau sudah bangun? Kemarilah dan coba masakan buatanku." ucap Cika sembari menarik Elen ke meja makan.

"Sejak kapan kau berada disini? Dan..."

"Kirei menelponku, sebenarnya aku bersama dengan Misha. Tetapi, ia sedang ada ujian hari ini. Jadi ia segera pulang ke rumahnya." balas Cika.

"Kirei?" Elen mendengus lalu meminum secangkir teh buatan Cika.

"Terima kasih, maaf merepotkan mu." ucap Elen.

"Tak masalah, dan jujur saja, aku terkejut melihat Kirei dan Eren di sini semalam."

"Eren? Siapa?"

"Ah, aku belum mengenalkannya ya. Dia ketua osis tahun pertama, ketua osis kita. Sekaligus ketua gangster dari sekolah kita, dia juga kapten basket dan sepak bola kita. Pokoknya, dia the best leader ditahun pertama."

"Tahun pertama? Bukankah ketos memang cuman satu? Dan Kirei, sebelumnya kalian memujinya. Sekarang berpindah hati?" ucap Elen.

"Hmm, tidak. Eren dan Kirei adalah teman. Tidak, mereka sahabat. Duo mautnya RL, karena pergerakan mereka sulit untuk dibaca. Sementara masalah ketos dan AO tuh ada tiga, Ketos dan AO tahun 1, ke-2 dan ke-3. Untuk saat ini, mereka belum muncul karena belum saatnya. Lagipula, Eren juga belum menetapkan Royal Flushnya." jelas Cika.

"Lalu dimana mereka?"

"Mereka ada disekitar sekolah, dan sedang mengawasi kita. Tetapi untuk saat ini, ketos dan AO kita harus segera mengumpulkan point dan Royal Flushnya. Jika tidak, akan mudah bagi kita menjadi alat nantinya."

"Maksudmu, kita bertarung sesama siswa tahun pertama hanya untuk menemukan Royal Flush?"

"Ya, itu benar. Tetapi kita tidak tau tujuan setiap siswa. Misalkan saja Ziko, dia punya tujuan untuk melindungi seluruh anggota Red Uniform yang tersisa. Walau begitu, percuma saja jika ia bermain sendiri." sambung Cika.

"Lalu nantinya?"

"Singkatnya begini, kita bertarung kurang lebih 2 semester hanya untuk mengumpulkan point agar bisa bertahan sampai batas waktunya selesai. Setelah itu, kita akan bergabung dengan Black Uniform. Dengan ketua osis telah mengumpulkan royal flush yang memumpuni untuk meladeni mereka nantinya."

Bad & Crazy School (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang